Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DIREKTUR Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi mengatakan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20201 tentang Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan (Perpres RAN PE) merupakan bentuk representasi dari komitmen pimpinan negara dalam penanggulangan ekstremisme kekerasan.
Badan Nasional Penanggulngan Terorisme (BNPT) telah meluncurkan Pelaksanaan Perpres RAN-PE ini, sehingga diharapkan pelaksanaan penanggulangan ekstremisme kekerasan yang mengarah pada aksi terorisme dapat dilaksanakan lebih baik dan menyeluruh oleh seluruh komponen yang terlibat.
"Hal ini menandai bahwa seluruh komponen pemerintahan baik di kementerian dan lembaga (K/L) terlibat secara kolaboratif untuk menyukseskan pelaksanaan implementasi RAN PE ini," ujar Mujtaba Hamdi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (25/6).
Hamdi menyebut bahwa RAN PE ini bukan hanya milik BNPT, akan tetapi "ownership" atau kepemilikannya adalah seluruh kementerian dan lembaga di dalam RAN PE tersebut.
Ia menyampaikan bahwa posisi BNPT dalam hal ini adalah untuk mengkoordinasi dan memimpin pelaksanaan terkait dengan rencana aksi itu.
"Pelaksanaan RAN PE tersebut bukan hanya rencana aksi eksklusif negara atau komponen pemerintahan pusat, tetapi secara bersama-sama harus didukung dan dimiliki seluruh pemerintah daerah dan masyarakat sipil," kata Hamdi.
Mujtaba menyampaikan bahwa pemerintah daerah harus tampil sebagai ujung tombak di dalam melaksanakan RAN PE di daerahnya, termasuk masyarakat sipil harus memiliki peran kunci.
"Karena dalam melaksanakan RAN PE ini menerapkan konsep atau prinsip whole society approach atau pendekatan menyuluruh yang melibatkan semua komponen masyarakat bukan hanya komponen pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat sangat diperlukan," tegasnya.
Menurut dia, pencegahan ekstremisme kekerasan tidak mungkin bisa berjalan sukses tanpa keterlibatan masyarakat sipil secara substansial. Pasalnya pemerintah memiliki keterbatasan jangkauan. Itulah kenapa keterlibatan masyarakat sipil menjadi krusial.
Selain itu ia menyebut perlunya edukasi kepada publik terkait RAN PE yang mengarah kepada aksi terorisme.
”Meluruskan adanya isu-isu negatif yang berkembang terkait keberadaan RAN PE ini adalah tugas tim pelaksanaan RAN PE. Artinya dibutuhkan edukasi publik, sosialisasi yang terencana, dan dengan acuan yang jelas,” tutur peraih pascasarjana antropologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI ini. (Ant/OL-09)
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini menuai kecaman dari umat muslim di dunia karena mengaitkan Islam dengan terorisme.
SELASA, 17 November lalu, dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di tangan Satuan Tugas Tinombala.
DI tengah aksi teror, warga selalu jadi korban. Di Sulawesi Tengah, yang terbaru ialah pembunuhan empat warga dan pembakaran enam rumah di lokasi transmigrasi Levono,
Wilayah Poso identik dengan serangkaian konflik yang berujung pada kericuhan.
TERORIS merupakan ancaman serius yang setiap saat dapat membahayakan keselamatan bangsa dan Negara serta kepentingan nasional.
NAMANYA Muhammad Basri. Sehari-hari, ia dipanggil Bagong. Pria asal Poso, Sulawesi Tengah, itu juga dikenal sebagai tangan kanan Santoso
FPHW secara tegas menolak berkembangnya organisasi masyarakat yang teridentifikasi dan menganut paham intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
KARENA Indonesia negara multikultural, munculnya potensi radikalisme menjelang pilkada serentak 9 Desember 2020 masih sangat tinggi.
Paham radikalisme tumbuh subur di masyarakat karena tidak sedikit orang yang baru belajar agama tidak mampu menafsirkan ilmu itu dengan baik.
Kelompok teroris tersebut bahkan telah melakukan penggambaran untuk serangan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved