Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TANGAN palsu berwarna cokelat itu memang tidak dapat membantu sempurna pergerakannya, tetapi hari-hari Rendi Agustra, 26, tidak bisa dipisahkan dari material silikon yang dilengkapi jari dan kuku itu. Jumat (28/5) sore itu Rendi tengah merapikan partisi berbahan kayu yang akan ditempatkan di Balai Besar Vokasional Inten Suweno.
Selain Rendi, di Kedai Kito Rato, Jalan Masjid, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan, itu ada pula Rahmad Susanto, 29, serta M Rizki, 23. Keduanya juga memiliki kondisi khusus pada anggota badan mereka atau tunadaksa.
Tangan kiri Rahmad kehilangan fungsi gerak dari sikunya ke bawah karena kecelakaan lalu lintas, sedangkan kaki Rizki tak punya tenaga lantaran berbenturan dengan benda keras saat konflik Aceh ketika usianya baru menginjak lima tahun. Sehari-hari Rizki menggunakan tongkat dan saat merasa butuh menghemat tenaga, ia bergerak di atas kursi roda.
Ketiganya menggunakan celemek dan berkaus hitam. Mereka yang piawai meracik kopi dan aneka minuman kekinian itu ialah barista Kito Rato yang juga pemilik yang bertanggung jawab mengoperasikan kedai kopi itu sehari-hari, mengawal operasi, hingga mengantar minuman ke meja pelanggan
"Kito Rato akan buka di Balai Besar. Yang bertugas di sana para peserta pelatihan vokasi. Kami membantu peralatan dan pelatihannya," ujar Rendi yang juga piawai menyetir Volkswagen (VW) Kombi yang menjadi pembeda Kito Rato dengan kedai kopi kekinian lainnya.
Selain kini beroperasi secara permanen di Ciater dan Granada Square, juga di Serpong, food truck Kito Rato memang rutin beredar di berbagai acara, festival, hingga pasar-pasar kaget yang diadakan berbagai komunitas. Rendi menyetir VW Kombi itu ke lokasi acara dan setiba di lokasi ia membuka kedainya yang didesain artistik. Mesin kopi, sirup, gelas, hingga mesin penutup gelas tersedia dalam mobil.
"Di awal-awal, tiga hari setelah mengendarai mobil VW itu tangan sakit sekali, apalagi mobil zadul ini, kan, memang agak keras," kata Rendi yang kehilangan tangannya dari bawah siku kanan yang diamputasi akibat tersengat oleh listrik.
Rendi, Rahmad, dan Rizki, ketiganya alumnus Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas (BBRVPD) yang kini berganti nama menjadi Balai Besar Vokasional Inten Suweno di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Mereka tergabung dalam Community Hub Kita Setara yang berfokus pada pelatihan dan inkubasi bisnis bagi para penyandang disabilitas. Kito Rato ialah salah satu produknya.
Terdampak oleh pandemi
"Sebelum pandemi, Kito Rato punya lima kedai, tapi kini yang aktif hanya dua," kata Rendi.
Sebagaimana tecermin pada namanya, Kito Rato yang bermakna kita sama dalam bahasa Melayu mengajak para penyandang disabilitas memperjuangkan kesetaraan dan kesejahteraan, berdampingan dengan masyarakat lainnya. Karena itu, di Kedai Kito Rato yang asri, teduh dengan pepohonan dan lapangan lapang di Ciater, bergabung pula penyandang disabilitas lain yang juga merintis jalan menjadi wirausaha, yaitu Wahyu Adhi Prasetiyo, 32, yang menjual dimsum nan sedap.
Wahyu yang low vision, dengan jangkauan penglihatan kurang dari 1 meter, bersama sang istri yang juga tunadaksa bergotong royong berikhtiar berbisnis seusai mengajar di Sekolah Khusus Islam Terpadu Yarfin, juga di Serpong. Di sekolah yang juga dikenal sebagai pesantren tunanetra itu, Wahyu mengajar sebagai guru IPA dan IPS untuk SMP dan SMA.
Menjadi pemilik bisnis
"Oleh Community Hub Kita Setara, saya dibantu dibuatkan kedai berikut peralatannya. Semua bantuan itu dicicil seharga gerobak dan perlengkapan yang diberikan," kata Wahyu.
Begitu pula Rizki, Rahmad, dan Rendi, mereka mencicil mobil dan peralatan pada Community Hub Kita Setara sehingga diharapkan ke depannya bisa mandiri membesarkan bisnis mereka. Wahyu yang bergabung di Kito Rato sejak Februari silam kini bisa memperoleh tambahan pendapakan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per hari. Sementara itu, Rahmad mulai mencicil kepemilikan VW Kito Rato dari penjualan hariannya yang setiap harinya minimal 20 gelas. Separuh dari pendapatannya ia gunakan untuk membayar harga satu food truck VW seharga Rp120 juta.
Tantangan keterbatasan
Tiga barista istimewa Kito Rato itu mengaku mengalami kendala teknis saat merintis usaha. Teknik meracik house blend arabika-robusta jawa pun harus dipelajari secara detail oleh mereka yang sebelumnya belum punya pengalaman dengan dunia kopi. Salah satu andalan medium pembelajarannya ialah Youtube.
Beruntung, para pelanggan kerap memberikan masukan positif sehingga dua Kedai Kito Rato pun kian berkembang. "Kami tak pernah diremehkan pengunjung meski kondisi fisik saya mengalami kekurangan. Kebanyakan antusias, malah kasih support, bahkan pelanggan yang tahu pasti akan berbagi cara meracik kopi yang benar," ucap Rahmad.
Selain itu, mereka butuh tenaga dan waktu ekstra, serta kewaspadaan saat bergerak. Upaya buat melampaui keterbatasan itu yang membuat Kito Rato punya tujuan ganda, menjual kopi dan minuman yang enak sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya dukungan bagi para penyandang disabilitas agar bisa setara.
"Beberapa dari mereka tanya awal mula kondisi fisik kami. Sebagian mungkin pas pertama datang belum enak mau tanya, padahal jangan canggung, kami senang mengobrol dengan pelanggan," kata Rendi.
Tekad buat berbagi inspirasi tentang kerja keras para penyandang disabilitas serta pemahaman tentang kesetaraan, kata Rendi, memacu kelahiran produk unggulan atau signature mereka, kopi susu inspirasi.
"Agar yang menikmatinya lebih semangat dan kreatif lagi, jadilah terbaik apa pun yang dilakukan. Kami buktikan benar-benar mampu menjadi pribadi yang bisa setara," ucap Rizki.
"Jangan menyerah, lakukan apa saja yang kamu bisa, lakukan apa yang mampu. Tunjukkan kepada semua orang bahwa bisa, jangan berpangku tangan, dengan menjadi tangan di bawah saja," kata Rahmad.
Selain kopi susu inspirasi, Kito Rato menyajikan beberapa minuman kekinian seperti es kopi susu gula aren, ice blend, ice yakult, dan mocktail. Harga dibanderol mulai Rp8.000 hingga Rp20 ribu.
"Kami ingin membuktikan bahwa para penyandang disabilitas ini setara dan mampu. Kami berharap semua pihak memberikan kesempatan dan peluang lebih luas lagi bagi para penyandang disabilitas untuk bisa berkarya dan bekerja. Kami enggak butuh rasa kasihan, yang kita butuhkan hanya peluang dan kesempatan. Insya Allah apa pun hambatannya, kami punya cara sendiri untuk mengatasinya," pungkas Rahmad. (X-6)
Biodata Pengelola Kito Rato
Rahmad Susanto
Pendidikan: SMK
Usia: 29 tahun
Pelatihan yang diikuti: Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Inten Suweno, Cibinong, Bogor, 2020
Rendi Agustra
Pendidikan: SMA
Usia: 26 tahun
Pelatihan yang diikuti: BBRVD Inten Suweno, 2018
M Rizki
Pendidikan: SMALB Negeri 1 Pidie
Pelatihan yang diikuti: BBRVD Inten Suweno, 2019
Wahyu Adhi Prasetiyo
Usia: 32 tahun
Pekerjaan: Guru SMP dan SMA di Pesantren Tunanetra-Sekolah Khusus Islam Terpadu Yarfin
Langkah ini diambil Starbucks karena persaingan semakin ketat dan konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja di Tiongkok, pasar terbesar kedua Starbucks setelah AS.
Biji kopi berasal dari tanaman kopi, yang umumnya tumbuh di daerah tropis seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.
PELATIHAN membuat makanan dan minuman Toffin Masterclass akan digelar mulai Juni hingga Agustus 2025. Tur lokakarya (roadshow workshop) ini akan berlangsung di 10 kota besar.
Agar lebih aman minum kopi, batasi hingga 2–3 cangkir sehari, hindari kopi tinggi gula dan krimer. Lalu hangan minum kopi saat perut kosong dan minum air putih yang cukup.
Kopi Banten bangkit berkat gerakan petani muda, dukungan komunitas, dan perhatian pemerintah daerah terhadap potensi kopi lokal.
Dia dapat memastikan pendidikan kedua putrinya itu mendapat kehidupan yang layak serta pendidikan yang baik.
Dengan cara masing-masing, mereka berupaya memberi andil untuk memulihkan bumi yang tengah sakit ini.
Yang ingin dituju Mendekor pun tidak muluk-muluk. Mereka ingin para perajin punya penaikan pendapatan dan bisa merekrut para pekerja lebih banyak.
Sempat salah strategi bisnis, UMKM ini menemukan momentum pertumbuhan dari produk-produk dekorasi.
Lahir sejak Maret 2020 saat pandemi mulai menghantam Indonesia, Dibalik Pandemik hingga kini telah menyalurkan total sekitar Rp100 juta kepada 70-an penerima bantuan.
Gerakan yang diinisiasi perempuan muda ini bertujuan membantu para pekerja di sektor perhotelan dan wisata
Namun, kisah di balik VW dan kesibukan Rahmad yang mesti berjibaku saat menggunakan gelas ukur dan mesin pres kopi dengan hanya sebelah tangan yang bisa digunakan juga tak kalah istimewa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved