Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEMENTERIAN Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) meluncurkan Pendanaan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) untuk Perguruan Tinggi tahun 2021 sebesar Rp54,8 miliar.
Pendanaan tersebut terbagi menjadi Rp35 miliar untuk total 246 judul skema multi tahun (lanjutan) dan Rp19,8 miliar untuk 472 judul skema mono tahun.
"Kita tahu persis pengabdian masyarakat tidak bisa dipisahkan dari penelitian maupun pendidikan sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi. Sehingga tahun ini terdapat 10 perguruan tinggi penerima pendanaan pengabdian kepada masyarakat terbanyak," ungkap Menristek Bambang Brodjonegoro, Selasa (23/2).
Ke-10 perguruan tinggi yang menereima hibah tersebut adalah yaitu, Universitas Bosowa sebesar Rp1.580.800.000, Universitas Udayana Rp1.388.300.000, Universitas Tadulako Rp1.003.000.000, Universitas Muhammadiyah Malang Rp977.900.000 dan Universitas Halu Oleo Rp977.000.000. Kemudian ada Universitaas Surabaya Rp912.500.000, Universitas Pendidikan Ganesha Rp891.900.000, Politeknik Pertanian Negeri Pangkanjene Kepulauan Rp890.000.000, Universitas Mahasaraswati Denpasar Rp880.000.000, dan Universitas Negeri Semarang Rp861.200.000.
Bambang menyampaikan bahwa arah kebijakan riset tahun 2021 dan seterusnya akan fokus pada upaya untuk ikut membantu menyelesaikan permasalahan ekonomi. Hal itu dapat diwujudkan melalui hilirisasi dengan mendorong teknologi tepat guna, penciptaan nilai tambah terutama dari produk sumber daya alam, dan upaya berperan aktif dalam penanggulangan dampak pandemi Covid-19.
"Diharapkan para peneliti dapat memperhatikan poin-poin tersebut agar hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dapat memberikan solusi atas permasalahan bangsa," imbuhnya.
9 Fokus
Plt Deputi Penguatan Riset dan Pengembangan, Ismunandar mengatakan bahwa pengabdian diarahkan kepada sembilan bidang fokus. Hal itu ejalan dengan hasil rakornas Kemenristek/BRIN untuk mensinergikan program riset dan inovasi nasional 2021 yang diarahkan untuk Prioritas Riset Nasional (PRN) serta Covid-19.
Ke-9 fokus tersebut, yaitu Multi Disiplin dan Lintas Sektor 0,4% sebanyak 3 judul, Pertahanan dan Keamanan 0,4% sebanyak 3 judul, Transportasi 0,4% sebanyak 3 judul, Rekayasa Keteknikan 2,2 % sebanyak 16 judul, Kemaritiman 3,2% sebanyak 23 judul, Energi 5% sebanyak 36 judul, Kesehatan dan Obat 8,9% sebanyak 64 judul, Sosial Humaniora, Pendidikan Seni dan Budaya 37,3% sebanyak 268 judul dan terakhir Pangan dan Pertanian 42,1% sebanyak 302 judul.
"Apresiasi tinggi kepada perempuan karena presentase peranan perempuan dan laki laki sudah mulai berimbang yaitu 338 judul untuk perempuan dan 380 untuk laki laki," tutur Ismunandar.
Lebih lanjut, dia membeberkan bahwa penerimaan dan seleksi proposal PPM telah dilaksanakan pada tahun 2020. Penerimaan proposal baru dikhususkan pada skema mono tahun yaitu Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus. Kedua skema itu memiliki sasaran pengabdian kepada masyarakat, yaitu masyarakat produktif secara ekonomi, masyarakat belum produktif secara ekonomi dan masyarakat tidak produktif secara ekonomi.
Penerima pendanaan ini merupakan hasil seleksi dari skema mono tahun dengan 13.362 proposal dan hanya 3% yang berhasil lolos pendanaan yaitu sebanyak 472 judul. Selanjutnya untuk skema multi tahun (lanjutan) lolos sebanyak 246 judul yang merupakan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada akhir tahun 2020.
"Pendanaan untuk PPM tersebut adalah upaya Kemenristek/BRIN untuk meningkatkan angka partisipasi dosen atau peneliti dalam melaksanakan PPM yang bermutu, meningkatkan kapasitas pengelolaan PPM di perguruan tinggi, dan mendorong perguruan tinggi dalam menopang daya saing bangsa dalam segala aspek," tandasnya. (H-2)
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Kampus tentu tidak boleh abai terhadap tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan tinggi Indonesia saat ini.
Pembangunan ini pula sejalan dengan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkembang sejalan hadirnya kampus. Termasuk pengelolaan pendidikan terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di kampusnya bertujuan menunjang kualitas pembelajaran bagi para mahasiswa dan dosen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved