Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber untuk Irfan Hakim

Zubaedah Hanum
15/1/2021 12:35
Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber untuk Irfan Hakim
Presenter Irfan Hakim memegang nisan almarhum Syekh Ali Jaber yang dikebumikan di Tangerang, Kamis (14/1).(Instagram Irfan Hakim)

PEMBAWA acara Irfan Hakim, 45, sangat dekat dengan mendiang pendakwah Syekh Ali Jaber yang tutup usia pada Kamis (14/1) lalu. Begitu banyak kenangan yang tak bisa dilupakan Irfan selama delapan tahun mengenal almarhum.

"Banyak kenangan gue bersama dengan beliau. Dan gue berdoa mudah-mudahan bisa bertemu lagi dengan beliau di akhirat. Aamiin...," ujar Irfan dalam perjalanan menuju rumah sakit (RS) tempat Syekh Ali Jaber dirawat, seperti yang diungkapkan Irfan dalam video terbaru di channel Youtubenya, Jumat (16/1).

Syekh Ali Jaber, ulama kelahiran Madinah berkebangsaan Indonesia itu meninggal dunia di usia ke-44 tahun saat menjalani perawatan medis di RS Yarsi, Jakarta, pascaterpapar covid-19 pada 29 Desember 2020 hingga akhirnya dinyatakan negatif covid-19. Namun, komplikasi yang terjadi di paru-parunya membuat kesehatannya memburuk.

Syekh Ali mengatakan dirinya positif covid-19 pada 29 Desember 2020, sementara Irfan Hakim juga dinyatakan positif covid-19 pada 21 Desember 2020. Keduanya menjalani isolasi mandiri di tempat berbeda.

Suatu kali Syekh Ali Jaber mengirimkan pesan suara padanya. Sepertinya pesan suara itu dikirim saat Syekh Ali masih menjalani perawatan di rumah sakit. Irfan tak menyangka itu akan menjadi pesan terakhir yang diterimanya. Begini isi pesan itu.

"Assalammu'alaikum kak Irfan, apa kabar? Alhamdulillah banyak ujian bisa aktifkan kembali HP untu beri perhatian pada lingkungan keluarga dan sahabat. Alhamdulillah semuanya baik. Ya Allah rindu sekali sama antum ini, sudah lama tak bertemu," kata almarhum.

Diakui Irfan, selama masa isolasi itu ia memiliki keinginan kuat untuk bertemu dengan Syekh Ali. Bahkan ia pernah punya niat ingin donorkan (plasma) darahnya ke Syekh. "Tapi belum terwujud karena beliau keburu ditidurkan oleh dokter untuk membersihkan paru-parunya," sebut laki-laki berdarah Sunda itu.

Ketika kabar duka itu datang, Irfan pun sudah berencana untuk menghubungi Syekh Ali lewat telepon. Karena ia merasa ketika menyandang status positif covid-19 itu butuh sekali dukungan dari sekitar.

"Ketika mandi, tiba-tiba gue teringat kepada beliau. Apa kabar ya Syekh Ali Jaber? Rencananya hari ini gue mau WA atau telpon ke Syekh untuk memberikan semangat. Tapi tiba-tiba mendnegar kabar seperti ini," ungkapnya.

Karena dorongan rindu yang teramat sangat, Irfan segera pergi begitu mendengar kabar duka itu. Ia berhasil menerobos penjagaan di rumah sakit dan berkesempatan melihat wajah ulama kharismatik yang juga inisiator kelahiran Alquran Braille digital.

Di rumah duka, Irfan beruntung bisa melihat wajah sang pendakwah rendah hati itu untuk terakhir kalinya. "Wajahnya brewokan putih sambil tersenyum khas almarhum," tuturnya.

Setelah jenazah dishalatkan di rumah duka, Irfan ikut mengantar almarhum ke peristirahatan terakhirnya di lokasi pemakaman milik keluarga Ustaz Yusuf Mansur di Pondok Pesantren Darul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang. Di sana, jenazah dishalatkan kembali.

Penjagaan di kawasan itu diperketat. Menurut Irfan tidak bisa orang masuk dengan bebas. Sekali lagi, Irfan beruntung bisa masuk dan diperbolehkan mengantar 'adik' yang sangat dicintainya itu. Saat prosesi pemakaman, terlihat Irfan memegang papan nisan almarhum sambil menahan tangis. Sementara seorang warga lain di sampingnya mengusap papan kayu tersebut sambil menitikkan air mata.

Kenangan terdalam
Keduanya memang dipertemukan lewat program acara Hafiz Quran di salah satu televisi swasta. Saking dekatnya, baik Irfan maupun almarhum punya panggilan akrab.

"Gue deket banget dengan beliau. Udah sodara banget, Secara usia beliau lebih muda. Beliau ngomong ke gue tuh kakak. Secara usia beliau lebih muda dari gue. Jadi kehilangan banget," tutur Irfan yang balik memanggil Syekh Ali dengan sebutan adik.

Salah satu kenangan Irfan terhadap almarhum adalah perhatiannya. Irfan mengatakan, Syekh Ali suka sekali memberi kado kepadanya. Suatu waktu, mereka pun bertukar parfum. "Saya semprotin parfum ke beliau, kita bercanda," imbuhnya.

Namun, ungkap Irfan, kenangan yang paling berkesan di benak Irfan adalah ketika dirinya diajarkan membaca surat Al Fatihah langsung oleh Syekh Ali. "Itu tak ternilai dan mudah-mudahan menjadi amal jariah beliau," ujarnya.

Irfan mengatakan, Syekh Ali Jaber sangat mencintai Indonesia. Bahkan menurut Irfan, Syekh Ali punya cita-cita dapat meninggal dan dimakamkan di sini. "Cita-citanya meninggal di Tanah Air terwujud," ucap Irfan. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya