Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dorong Perempuan Manfaatkan SEJIWA untuk Masalah Psikologis Sosial

Humaniora
09/12/2020 14:30
Dorong Perempuan Manfaatkan SEJIWA untuk Masalah Psikologis Sosial
Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati (kanan) mengamati kerajinan buatan UKM saat berkunjung di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/12).(ANTARA/Didik Suhartono)

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan layanan Psikologi Sehat Jiwa (SEJIWA) dapat menjadi solusi bagi perempuan dan anak yang mengalami masalah psikologis sosial.
 
"Di masa pandemi ini untuk pendampingan psikososial layanan SEJIWA betul-betul menjadi solusi bagi ibu-ibu, yang tidak menutup kemungkinan betul-betul merasa tertekan dari sisi jiwanya dengan beban tugas yang begitu berat," kata Menteri Bintang saat mendatangi TPS 17 di Banjar Kertasari, Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan, Bali, Rabu (9/12).

Baca juga: Akurasi 95%, GeNose Deteksi Covid-19 Kurang dari Tiga Menit

Ia mengungkapkan, selama masa pandemi, beban kerja perempuan bertambah. "Kita tidak tutup kemungkinan hal itu, kalau dulu hanya menjadi ibu kemudian menjadi istri, menjadi penambah nafkah keluarga, tapi sekarang harus menjadi guru dan sebagainya," kata dia.
 
Bintang mengajak seluruh pihak bekerja sama, berkolaborasi mencari solusi dari situasi sulit yang tidak pernah dibayangkan seperti saat pandemi ini.
 
Melalui layanan psikologi SEJIWA, perempuan dan anak yang terdampak covid-19, seperti perempuan korban KDRT, perempuan dalam situasi darurat dan kondisi khusus, perempuan pekerja migran, perempuan disabilitas, serta anak yang memerlukan perlindungan khusus, mendapat pendampingan khusus dari Kementerian PPPA.
 
"Pada Desember 2020, kita mengembalikan makna bahwa hari ibu adalah Mother's Day, hari ibu ini adalah momentum perjuangan pergerakan perempuan. Demikian juga dengan kegiatan-kegiatan dalam rangka hari ibu. Inilah yang kita ingin terus dorong, bagaimana yang sudah diatur oleh konstitusi setiap warga negara punya hak yang sama," imbuhnya. 

Realitanya, masih ada kesenjangan dan perempuan dianggap kaum yang lemah. "Sebenarnya bukan perempuan yang lemah, tapi konstruksi sosial yang membuat sosok perempuan itu lemah karena masih ada budaya patriarki yang kental," ucapnya. (Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya