Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Gandeng IIEF,kemendikbud Tingkatkan Kualitas SDM Pendidikan Tinggi

Syarief Oebaidillah
10/11/2020 23:41
Gandeng IIEF,kemendikbud Tingkatkan Kualitas SDM Pendidikan Tinggi
Ilustrasi kemampuan bahasa Inggris(Ilustrasi)

DIREKTORAT Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjalin kerja sama dengan Indonesian International Education Foundation (IIEF) untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan tinggi. Kolaborasi ini bertujuan memetakan kemahiran Berbahasa Inggris dosen di perguruan tinggi, utamanya di 10 daerah destinasi wisata baru.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani mengatakan, kerja sama itu sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Nadiem guna meningkatkan kualitas daya saing perguruan tinggi secara global serta sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi melalui 10 destinasi wisata yang baru.

“Saat ini ada 270.000 dosen yang sudah mempunyai sertifikasi dan 165.000 yang belum tersertifikasi di bidang kompetensi bahasa Inggris. Sebetulnya transformasi pendidikan tinggi diminta Mendikbud untuk mempercepat transformasi ekonomi yang juga sesuai arahan Presiden Jokowi dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi melalui pariwisata,” kata Paris saat Seremoni Penandatanganan Nota Kesepahaman bersama IIEF secara virtual , Senin (09/11).

Dalam kerja sama ini, Ditjen Dikti Kemendikbud bersama IIEF akan melakukan pemetaan kompetensi berbahasa Inggris untuk dosen di 10 destinasi wisata yang baru, yaitu Tanjung Lesung, Bromo, Labuan Bajo, Tanjung Layang, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Wakatobi, Pulau Morotai, Borobudur, dan lainnya.

Menurut Paris, kerja sama ini menjadi pintu gerbang promosi dan bukti diri dari SDM Indonesia khususnya di lingkup Ditjen Dikti Kemendikbud.

“Ditjen Dikti akan intensif meningkatkan SDM di 10 destinasi wisata yang baru agar ekonomi Indonesia yang hari ini pertumbuhannya minus di bawah 3% dapat meningkat. Maka tahun depan akan terlaksana transformasi pendidikan tinggi melalui peningkatan kapasitas kompetensi berbahasa Inggris bagi dosen dan mahasiswa guna mendukung akselerasi hal tersebut,” jelasnya.

Paris menambahkan Ditjen Dikti sedang berbenah diri terkait tata kelola yang ada di Ditjen Dikti agar selaras dengan dorongan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait empat kebijakan perguruan tinggi, yaitu meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di perguruan tinggi, meningkatkan relevansi perguruan tinggi dengan kebutuhan industri, meningkatkan kualitas sumber daya, dan meningkatkan tata kelola Ditjen Dikti.

Dia menyatakan Ditjen Dikti mendapat kesempatan untuk berkompetisi di era nasional sebagai institusi yang memberikan pelayanan terbaik di Indonesia berkat pembenahan yang terus dilakukan serta melalui kerja sama yang dilakukan Ditjen Dikti dengan berbagai pihak, salah satunya IIEF. Tak hanya itu, Ditjen Dikti juga menjadi utusan satu-satunya unit kerja di Kemendikbud untuk pembangunan Zona Integritas.

Baca juga : Universitas Trilogi Wakili Indonesia di Forum Women Entrepreneur

“Untuk tata kelola ini sedang dilakukan reformasi besar-besaran dimana Ditjen Dikti hanya mempunyai tujuh orang struktural dengan lebih dari 600 fungsional. Ini untuk memotong rantai birokrasi agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan Ditjen Dikti lebih baik. Ditjen Dikti dapat melayani dengan pelayanan prima yang sesuai dengan branding baru ‘Dikti Sigap Melayani’, yaitu senyum semangat, integritas, gerak cepat dan gotong royong, amanah, dan profesional,” ungkap Paris.

Pada kesempatan. sama, Direktur IIEF Diana mengemukakan, pihaknya mendukung Ditjen Dikti Kemendikbud untuk membangun SDM berkompeten di bidangnya. Juga rencana Ditjen Dikti yang akan menjadi motor kebangkitan ekonomi pasca covid-19 melalui jalur pendidikan.

Diana menjelaskan IIEF merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan yang mengelola banyak program beasiswa dan internasional testing. IIEF juga penyedia utama yang sekaligus perwakilan resmi ujian internasional sertifikasi TOEFL yang berpusat di New Jersey, Amerika Serikat.

“Saya yakin rencana Ditjen Dikti Kemendikbud menjadi motor kebangkitan ekonomi pasca pandemi juga membangun manusia yang berkompeten di bidangnya akan memiliki banyak tantangan. Maka jika diizinkan IIEF akan terus berkontribusi untuk menghasilkan hasil yang terbaik,“ ucap Diana.

Lebih lanjut Diana menjelaskan posisi Indonesia dalam test TOEFL berada di posisi keenam dunia di atas Jepang, Saudi arabia, Vietnam, dan Thailand dengan tren rata-rata 472 dimana rata-rata tersebut akan terus naik setiap tahunnya. Kemudian IIEF pun sudah memiliki 300 institusi dan mitra yang bekerja sama di seluruh Indonesia.

Menurut Diana, TOEFL dirasa sangat penting untuk menjadi pembuka dan memperluas akses. Oleh karena itu, data yang dipaparkan ini menjadi bahan acuan bagi pemangku kepentingan untuk melaksanakan kebijakan lainnya.

“TOEFL saat ini bertransformasi sangat cepat di masa pandemi, dan tes TOEFL sekarang dilakukan secara daring. Dengan adanya tes TOEFL daring ini sangat membantu para mahasiswa yang akan lulus S-1 karena menjadi salah satu syarat kelulusan," pungkasnya.(OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya