Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BANYAK riset herbal Indonesia tidak ada wujudnya. Kalung kayu putih (Eucalyptus) inovasi Kementerian Pertanian menjadi salah satu produk tanaman herbal yang nasibnya lebih baik daripada riset herbal-herbal lain.
Bagaimana tidak? Kalung yang dipercaya meredakan kesakitan akibat virus korona baru atau covid-19 ini sudah melalui uji laboratorium Balitbang Kementerian Pertanian dan mengantongi izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) sebagai jamu.
Dengan bermodal hasil uji tersebut, kalung inovasi Kementan ini sudah diproduksi massal. Meskipun belum melalui uji klinis karena itu membutuhkan waktu sedikitnya 18 bulan.
Kementan resmi meluncurkan inovasi berbasis tanaman Eucalyptus itu sebagai hasil inovasi Balitbangtan dan telah berhasil mendapatkan hak patennya. Pada Mei 2020, Kementan menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya secara massal.
Selanjutnya, untuk pengembangan penelitian menuju tahapan uji klinis kepada pasien yang terpapar virus Sars-Cov-2, Kementan telah menjajaki kerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari Fahrial Syam mengatakan minyak kayu putih sudah digunakan sejak dahulu kala untuk berbagai masalah kesehatan. Untuk itu, riset mengenai khasiat produk berbahan Eucalyptus sebagai antivirus SARS-Cov-2 penyebab covid-19 saat ini perlu diseriusi.
Dukungan dari kalangan kesehatan ini adalah kabar baik. Kayu putih termasuk beruntung karena tahapan hilirisasi produknya berjalan cepat.
Baca juga : Inilah Khasiat Kalung Antivirus Menurut Kepala Balitbang Kementan
Baca juga : PB IDI Sambut Baik Kerja Sama Riset Eucalyptus dengan Kementan
Baca juga : Guru Besar Unhas Kalung Antivirus Mentan Butuh Pembuktian Ilmiah
Sebelum temuan kalung kayu putih, sudah banyak produk herbal yang yang dijadikan bahan riset tapi belum ada wujudnya. Yang cukup menghebohkan adalah hasil riset obat antikanker bajakah milik tiga pelajar SMAN 2 Palangka Raya pada 2019 lalu.
Temuan ilmiah itu menyita perhatian publik seusai kemenangan mereka di ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, Juli 2019. Obat turun-temurun suku Dayak itu terbukti mengandung 40 zat penyembuh kanker.
Uji coba di Laboratorium Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dilakukan pada tikus putih kecil yang mengidap tumor. Setelah diuji dengan memberikan minum air kayu bajakah tunggal selama dua pekan, ternyata tumor yang ada didalam tubuh tikus kecil itu hilang, bahkan tikus itu berkembang biak.
Sayangnya, penelitian itu baru pada tahap uji praklinis. Juga tidak ada info apakah proses penelitian itu memenuhi syarat standar internasional.
Kabar terakhir, Kepala Badan POM Penny K Lukito mengungkapkan, bajakah termasuk dalam produk-produk fitofarmaka, yang sedang dikembangkan. Selain bajakah, ada juga riset ekstrak seledri, binahong, daun kelor, dan daun gambir.
Baca juga : Khasiat Bajakah dari Kalimantan
Baca juga : Riset Obat Kanker Bajakah akan Diuji ke Manusia
Baca juga : Kemenkes akan Teliti Kandungan Bajakah untuk Kanker
Tahapan uji klinis
Untuk mengembangkan satu fitofarmaka tentu perlu ada studi ilmiah guna mengetahui senyawa apa yang terkandung dalam flora ataupun fauna. Setelahnya, studi in vitro dilakukan, baik dari bioassay hingga
mekanisme aksi untuk mencari kandungan ekstrak ataupun senyawa tunggal yang ada pada tanaman.
Tahapan uji praklinis lalu dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas senyawa itu pada mahluk hidup. Pada tahap itu, hewan-hewan uji laboratorium seperti mencit hingga primata yang memang bebas dari
mikroorganisme patogen, memiliki reaksi imunitas yang baik, kepekaan pada suatu penyakit, dan performa atau anatomi tubuh yang baik yang berperan.
Saat uji praklinis dilakukan, proses trial and error terjadi. Kemampuan laboratorium diuji untuk mampu memastikan senyawa calon obat tadi aman untuk lolos ke tahap uji klinis, yang akan diujikan pada
manusia.
Peneliti Centre for Drug Discovery and Development (CDDD) di Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mega Ferdina Warsito mengungkapkan, butuh waktu rata-rata pengembangan obat memang plus minus sampai 10 tahun.
Sejauh ini baru ada 18 fitofarmaka yang kelihatan wujudnya di Indonesia. Perlu komitmen semua pihak untuk mengakselerasi perkembangannya di Indonesia mulai dari komitmen pendanaan, regulasi, regulasi Badan POM, regulasi dari Kementerian Kesehatan untuk uji trial semua mempengaruhi. (Ant/H-2)
Di TKP 1 ditemukan bahan yang siap untuk diedarkan, dalam kaitan distribusinya. Di TKP yang kedua juga temukan bahan-bahan baku yang siap diolah.
Jamu adalah representasi kearifan lokal yang memiliki bukti empiris kuat dan ditopang oleh kajian ilmiah yang terus berkembang.
Kepala BGN Dadan Hindayana membatah tak melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dadan menyebut sudah ada MoU atau kerja sama dengan BPOM
BPOM berbicara soal peluang Indonesia mampu memproduksi vaksin tuberkulosis (TB) secara mandiri. Saat ini akan diuji klinis vaksin TB buatan M72 besutan pendiri Microsoft, Bill Gates.
BADAN Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) curhat tak dilibatkan seutuhnya dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). BPOM dilibatkan ketika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyusun peraturan terkait influencer atau pemengaruh mereview produk.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie optimis terhadap masa depan riset Indonesia.
DORONG pemanfaatan hasil riset dalam upaya meningkatkan kinerja industri yang diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Kunjungan tersebut bertujuan memperkuat kolaborasi di bidang riset dan teknologi pertanian dan mencari solusi terhadap tantangan pangan di Tanah Air.
IndoStrategi merilis hasil evaluasi kinerja Kabinet Merah Putih setelah enam bulan masa kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
PKR Material Karbon Berbasis Biomassa UNRI diharapkan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang berdampak nyata bagi kemandirian energi Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved