Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menristek: UI Paling Produktif Hasilkan Publikasi Ilmiah

Atikah Ishmah Winahyu
28/5/2020 21:07
Menristek: UI Paling Produktif Hasilkan Publikasi Ilmiah
Kawasan hutan kota di kompleks Universitas Indoensia, Depok, Jawa Barat(Antara/Indrianto Eko Suwarso)

DATA Science and Technology Index (Sinta), Universitas Indonesia menjadi perguruan tinggi di Tanah Air yang paling banyak melakukan publikasi ilmiah selama periode 2018-2020.

“Kalau kita menggunakan data yang ada, maka pada kondisi 2018 sampai tahun ini posisi sementara yang paling tinggi outputnya, yang paling produktif adalah Universitas Indonesia hampir 12.600 (publikasi) kemudian Universitas Gadjah Mada 9.300 (publikasi), Institut Teknologi Bandung 8.800 (publikasi),” kata Bambang Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi dalam konferensi pers Sinta Series 1: Pemeringkatan 500 Peneliti Terbaik di Indonesia, Kamis (28/5).

Di posisi ke empat ditempati oleh Institut Pertanian Bogor dengan 6.300 publikasi dan Universitas Sumatera Utara dengan 5.000 publikasi. Bambang menjelaskan, Sinta memiliki kelebihan yakni mampu mengukur analisis kinerja dan output riset nasional baik dari sisi individu maupun berdasarkan institusi.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi motivasi bagi para pimpinan universitas untuk terus mendorong para peneliti dan dosennya untuk lebih produktif menghasilkan produk ilmiah,” tuturnya.

Baca juga : UI Tanggapi Isu Peretasan Laman Fakultas, Data Aman

Sinta telah terintegrasi dan menjadi rujukan antivitas riset di Indonesia salah satunya dengan LPDP yang saat ini aktif memberikan pendanaan ntuk kegiatan riset baik dilakukan sendiri maupun kerja sama dengan DIPI.

Selain itu, Sinta sudah diintegrasikan dengan berbagai data yang berasal dari Perpustakaan Nasional dan kekayaan intelektual, termasuk paten.

“Kelebihan Sinta yang lain selain publikasi dan sitasi, juga mencakup kegiatan yang terkait dengan hak kekayaan intelektual termasuk paten. Jadi artinya kita menilai kemampuan penelitian dosen tidak hanya sekedar kemampuan mereka mempublikasikan di jurnal yang berkualitas, tapi juga pada kemampuan mereka menghasilkan inovasi yang kemudian berujung pada hak paten dan hak kekayaan intelektual,” tandasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya