Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Jokowi: 14 Ribu Orang Mudik Lebih Awal

Dhika Kusuma Winata
30/3/2020 14:03
Jokowi: 14 Ribu Orang Mudik Lebih Awal
Warga berjalan menuju gerbong kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.(MI/Andri Widiyanto)

PRESIDEN Joko Widodo mengungkapkan sekitar 14 ribu orang melakukan mudik lebih awal dalam delapan hari terakhir. Pemudik berasal dari Jakarta dan wilayah sekitar.

Kepala Negara pun meminta kepala daerah untuk meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap warga yang terlanjur mudik dini. Hal ini penting demi mencegah potensi penyebaran virus korona (covid-19).

"Warga yang sudah terlanjur mudik, saya minta gubernur, bupati, dan wali kota meningkatkan pengawasannya. Pengawasan di wilayah masing-masing sangat penting sekali," ujar Jokowi, sapaan akrabnya, dalam rapat terbatas melalui telekonferensi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (30/3).

Baca juga: Presiden Minta Kepala Daerah Lebih Tegas Batasi Mudik

Presiden juga mengimbau penerapan protokol pengawasan kesehatan terhadap pemudik dilakukan secara terukur. Pun pengawasan jangan sampai menimbulkan penyaringan yang berlebihan.

"Saya sudah menerima laporan dari Gubernur Jawa Tengah, berikut Gubernur DIY. Bahwa di provinsi sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Baik di desa maupun kelurahan, terhadap pemudik. Ini saya kira insiatif yang bagus. Saya juga ingatkan dilakukan secara terukur," tegas Jokowi.

"Jangan sampai menimbulkan langkah penyaringan yang berlebihan bagi pemudik. Terapkan protokol kesehatan dengan baik. Sehingga, memastikan kesehatan pemudik itu betul-betul memberikan keselamatan bagi warga di desa," imbuhnya.

Baca juga: Putus Rantai Penyebaran Covid-19, Masyarakat Jadi Garda Terdepan

Dalam delapan hari terakhir, lanjut dia, terdapat 876 armada bus antarprovinsi yang membawa kurang lebih 14.000 penumpang. Pemudik yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya, bergerak menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta.

Jumlah tersebut belum termasuk arus mudik dini yang menggunakan transportasi publik lainnya, seperti kereta api, kapal, angkutan udara, berikut mobil pribadi. Kedatangan pemudik dari wilayah episentrum covid-19 berpotensi meningkatkan penyebaran virus mematikan.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya