Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

BMKG Siap Mendukung Pariwisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo

Ghani Nurcahyadi
14/2/2020 22:00
BMKG Siap Mendukung Pariwisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo
Kapal wisata jenis Pinisi di Perairan Labuan Bajo, manggarai Barat, NTT(Antara/Kornelis Kaha)

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyatakan kesiapannya mengamankan program pengembangan pariwisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo dari ancaman cuaca dan iklim ekstrem serta dari bahaya gempa bumi dan tsunami.

Labuan Bajo dan Pulau Komodo yang terkenal dengan wisata Taman Nasional Komodonya merupakan taman yang didapuk oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai situs warisan dunia pada 1991.

Sejak 1997, Stasiun Meteorologi BMKG Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mulai mengoperasikan layanan informasi cuaca untuk penerbangan, pelayaran dan publik di daerah tersebut serta untuk  Wilayah NTT.

Selanjutnya mulai tahun 2008, telah dikembangkan pula sistem pemantauan gempa bumi dan peringatan dini tsunami di daerah tersebut.

Saat ini dalam upaya menunjang pengembangan pariwisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, BMKG telah meningkatkan kualitas fasilitas alat pemantau cuaca dengan teknologi digital otomatis, serta merapatkan jaringan peralatan dan sistem digital pemantauan gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

"Dengan ini kami menginformasikan bahwa, BMKG siap mengamankan program pengembangan pariwisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, dengan menguatkan sistem pemantauan dan peringatan dini multi bahaya geo-hidro meteorologi," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat, Sti Nenot’ek dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga : BMKG Pastikan Alat Deteksi Gempa Bumi dan Tsunami di YIA

Adapun penambahan peralatan digital yang sudah terpasang di Labuan Bajo dan Pulau Komodo diantaranya, Radar Meteorologi Maritim yang telah terpasang sejak 2018 dan berfungsi untuk mendeteksi arus dan ketinggian gelombang ataupun tsunami yang berpotensi terjadi di sekitar Pelabuhan Labuan Bajo.

Selain itu ada AWOS (Automatic Weather Observing System), alat untuk memberikan informasi cuaca terkait takeoff dan landing pesawat di Bandar Udara Komodo yang telah terpasang sejak 2015.

Terakhir, telah dipasang Sensor Seismic (Seismograph) yaitu alat untuk memberikan informasi terkait gempa bumi dan tsunami sejak 2019

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menambahkan, seluruh peralatan yang terpasang tersebut sangat vital untuk memperkuat Sistem Pemantauan dan Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-hidrometeorologi (gempa bumi, tsunami, gelombang tinggi dan cuaca ekstrem), sehingga potensi bencana geohydrometeorologi dapat  dimitigasi secara tepat dan lebih dini.

Selain penyiapan peralatan monitoring dan sistem peringatan dini, penguatan pemahaman terhadap cuaca dan iklim serta potensi bahayanya, juga dilakukan melalui program sosialisasi bagi para nelayan dan pemilik kapal-kapal wisata.

"Agar mereka lebih paham terhadap fenomena cuaca dan iklim yang dapat mempengaruhi aktivitas mereka di laut," ujar Dwikorita (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya