Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
AKTRIS Nadya Arina, yang memerankan tokoh Feni dalam film drama-komedi GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, berbagi pengalaman syuting yang tidak hanya menguras emosi, namun, juga menghadirkan kejutan lucu.
Sebelum proses syuting dimulai, Nadya menyatakan ketidaktahuannya mengenai detail film arahan sutradara Monty Tiwa, termasuk ciri khas komedi grup GJLS yang beranggotakan Hifdzi Khoir, Rigen Rakelna, dan Ananta Rispo.
"Gue enggak tahu gimana GJLS itu," tutur Nadya saat konferensi pers pemutaran terbatas film tersebut, Selasa (3/6).
Nadya mengenal tiap-tiap personel GJLS, namun, tidak tahu jika mereka bertiga bergabung dalam satu grup komedi.
Setelah berdiskusi dengan aktor film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, Benidictus Siregar, mengenai genre komedi GJLS, rasa ingin tahu Nadya Arina sedikit terpenuhi. Beni merekomendasikan film pendek GJLS berjudul Kuyup yang tersedia di YouTube.
Rasa penasaran Nadya justru tumbuh setelah menonton film itu. Ketika syuting GJLS: Ibuku Ibu-Ibu dia harus berakting emosi berupa marah-marah, sedih dan menangis dalam satu adegan sekaligus.
Adegan yang seharusnya serius itu justru memicu tawa tak terkontrol dari kru dan pemain lain, termasuk Hifdzi Khoir dan Monty Tiwa yang mengakui beberapa kali terbahak-bahak.
"Itu capek banget. Benar-benar. Harus sedih, menangis dan marah-marah, tapi, yang lain, tuh, ketawa. Karena (improvisasi) Rispo, tuh, bikin yang lain ketawa," kata Nadya Arina.
Fakta di balik layar kemudian dijelaskan oleh Hifdzi bahwa skenario film yang dibagikan Monty Tiwa untuk Nadya Arina dan para pemeran film lain bukanlah naskah utuh, melainkan hanya dialog untuk karakter yang diperankan masing-masing aktor.
"Sebenarnya saat pembagian dari Pak Monty itu, skripnya bukan skrip jadi, tapi, dialog orang per orang gitu. Jadi, gue pegang dialog gue doang," jelas Hifdzi.
Naskah yang dipegang masing-masing aktor baru disatukan ketika syuting berlangsung. Naskah yang dibuat untuk Hifdzi dan Rigen berisi instruksi tertawa ketika Nadya berakting marah tak terkendali.
Sementara Nadya dan Rispo tidak mengetahui bagaimana Hifdzi dan Rigen berakting karena mereka tidak mendapat instruksi tersebut.
Syuting penuh kejutan itu justru membuat Nadya Arina sangat menikmati proses syuting film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu".
"Ketagihan sih, menyenangkan sekali. Apalagi dengan tipe komedi-komedi ini, cocok banget," kata Nadya.
Film drama-komedi GJLS: Ibuku Ibu-Ibu yang juga dibintangi aktor Bucek Depp serta aktris Reynavenzka Deyandra dan Luna Maya memiliki ambisi besar.
Meski dikategorikan tontonan 17 tahun ke atas oleh Lembaga Sensor Film (LSF), Ananta Rispo berharap film yang mengusung komedi saintifik itu mampu menggapai pengaruh seperti film-film komedi legendaris Warkop Dono, Kasino, Indro saat tayang di bioskop mulai 12 Juni 2025. (Ant/Z-1)
Saat ini, film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu yang disutradarai Monty Tiwa itu telah berhasil menembus 300 ribu penonton.
Bucek Depp dan aktris muda Nadya Arina, yang memerankan tokoh ayah bernama Tyo dan calon ibu fiksi dari grup GJLS, Feni, membawakan lagu dangdut tersebut sebagai soundtrack (lajur suara)
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Menurut Luna Maya, meski terkesan santai terkadang menghadirkan narasi tidak terduga yang dibangun dari trio GJLS sehingga menimbulkan banyak improvisasi.
Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu menggambarkan dinamika tiga bersaudara, Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir.
Menurut aktor Denny Sumargo (Densu), pengisi suara karakter Panji Tengkorak. lagu Bunga Terakhir sangat relevan dengan kisah Panji yang kehilangan istrinya, Murni, secara tragis.
Maryam: Janji & Jiwa Yang Terikat diadaptasi dari podcast viral Lentera Malam berjudul Belenggu Jin Kafir.
Pengepungan di Bukit Duri menggabungkan aksi menegangkan dengan isu-isu sosial yang kuat dan relevan, serta menjadikannya salah satu film yang paling banyak dibicarakan tahun ini.
Single Tegar yang dibawakan oleh Tissa Biani diaransemen ulang dengan perspektif cerita yang lebih personal karena menjadi salah satu lagu pengiring dalam film Panggil Aku Ayah.
IMAJINARI merilis film komedi terbaru Tinggal Meninggal, yang menjadi debut penyutradaraan Kristo Immanuel. Film ini mengisahkan Gema (Omara Esteghlal)
SETELAH bermain bersama di film Gowok: Kamasutra Jawa, Raihaanun akan kembali beradu peran dengan Nayla Purnama di film horor terbaru berjudul Labinak: Mereka Ada di Sini
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved