Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
TRIO komedian GJLS, yang terdiri dari Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir menebar sejumlah nazar unik jika jumlah penonton film terbaru mereka GJLS: Ibuku Ibu-Ibu mencapai target.
"Jika tembus 500 ribu (penonton), Rispo bernazar akan membantu membuatkan 10 SIM untuk penonton. Jika mencapai 1 juta penonton, GJLS
bernazar membayari pajak kendaraan sepeda motor lima orang. Hifdzi pun siap berjalan kaki dari Sepatan, Kabupaten Tangerang ke Kantor GJLS di Cipondoh, Kota Tangerang," ungkap trio GJLS dalam keterangan pers, Rabu (18/6).
Saat ini, film yang disutradarai Monty Tiwa itu telah berhasil menembus 300 ribu penonton. Antusiasme masyarakat yang tinggi membuat
jumlah layar penayangan menjadi 392, dengan jadwal penayangan 1.697 kali di seluruh Indonesia.
Nazar para personel GJLS semakin bervariasi seiring dengan target jumlah penonton yang tercapai. Jika mencapai 1,5 juta penonton, GJLS berjanji akan menjadi MC gala premier film Agak Laen 2.
Apabila film ini berhasil mencapai 2 juta penonton, Rigen dan Hifdzi akan menjadi presenter pertunjukan Oki Rengga, sementara Rispo siap menjadi 'opening dancer' dadakan di sana.
Untuk target 3 juta penonton, seluruh anggota GJLS berjanji akan membuat rambut mereka gimbal, dan Hifdzi kembali akan melakukan aksi jalan kaki dari Sepatan menuju kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan, Jakarta.
Apabila berhasil menembus 4 juta penonton, mereka bernazar akan menggelar pertunjukan gratis di Sofifi, Maluku Utara.
Selanjutnya, di angka 5 juta penonton, GJLS berjanji akan tampil secara live di keramaian. Jika mencapai 7 juta penonton, Rigen akan menghibahkan helm untuk Mahesa Yuwanda (Wancoy).
Dan di pencapaian 8 juta penonton, Hifdzi bernazar akan terbang ke Indramayu hanya untuk menikmati ikan bakar.
Puncak dari serangkaian nazar unik ini adalah jika GJLS: Ibuku Ibu-Ibu berhasil mencapai 10 juta penonton. Rispo bernazar akan membelikan motor X-Max untuk Wancoy, yang akan dilengkapi dengan uang bensin senilai Rp1 juta rupiah dari Hifdzi.
Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu sendiri mengisahkan tentang tiga saudara dengan karakter absurd yang berupaya menggagalkan pernikahan ayah
mereka.
Kekocakan film ini semakin diperkuat dengan kehadiran bintang-bintang lain seperti Luna Maya dan Bucek Depp.
Guna mendekatkan diri dengan penonton, GJLS juga aktif melakukan berbagai kegiatan promosi. Mereka sempat mengajak warga, khususnya para ibu-ibu, untuk senam Feromon di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) Depok dan bernyanyi bersama penyanyi jalanan di kawasan Gulai Tikungan Blok M.
Jadwal promosi mereka masih akan berlanjut, termasuk kunjungan ke Jambi pada 18 Juni dan Sukabumi pada 21 Juni untuk kegiatan nonton bareng dan kunjungan bioskop .
Menarik untuk dinantikan, apakah antusiasme penonton Indonesia akan cukup untuk mewujudkan seluruh nazar unik dari trio GJLS ini. (Ant/Z-1)
Bucek Depp dan aktris muda Nadya Arina, yang memerankan tokoh ayah bernama Tyo dan calon ibu fiksi dari grup GJLS, Feni, membawakan lagu dangdut tersebut sebagai soundtrack (lajur suara)
Nadya Arina mengenal tiap-tiap personel GJLS, namun, tidak tahu jika mereka bertiga bergabung dalam satu grup komedi.
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Menurut Luna Maya, meski terkesan santai terkadang menghadirkan narasi tidak terduga yang dibangun dari trio GJLS sehingga menimbulkan banyak improvisasi.
Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu menggambarkan dinamika tiga bersaudara, Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir.
Untuk film Sore: Istri dari Masa Depan, lagu pertama yang masuk itu Gaze dan Forget Jakarta dari Adhitia Sofyan.
FILM La tahzan: Cinta, Dosa, Luka garapan sutradara Hanung Bramantyo menceritakan drama sebuah keluarga dengan isu perselingkuhan. Dibintangi oleh Deva Mahenra, Marshanda, dan Ariel Tatum.
Olga Lydia mengungkapkan alasan memilih sebagai produser film genre tersebut lantaran kecintaannya terhadap pertunjukan teater musikal.
Windy Apsari mengungkapkan bahwa dalam membintangi film Arti Cinta memiliki tantangannya saat proses syuting adalah menyanyi secara langsung.
Film Arti Cinta garapan sutradara Monty Tiwa dan Tepan Kobain ini mengangkat drama keluarga dengan realita pahit terutama patah hati karena cinta.
Panggil Aku Ayah merupakan drama komedi tentang keluarga yang tumbuh dari kehadiran dan kepedulian, bukan semata dari darah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved