Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
TERLAHIR menjadi si anak tengah memberikan perspektif dan pengalaman tersendiri bagi solois Belen. Hal itu mendorong Belen untuk menuliskan bagaimana ia memaknai dinamika keluarga sebagai anak tengah lewat lagu Middle Child.
Berbeda dari debutnya yang soulful dengan sentuhan rock, Middle Child diwarnai instrumen akustik yang ringan.
“Aku memang sengaja mengambil pendekatan yang lebih sederhana dengan iringan akustik. Rasanya lebih cocok untuk menangkap esensi dari lagu ini, yang sifatnya lebih personal dan reflektif. Aku ingin pendengar benar-benar fokus ke lirik dan emosinya tanpa distraksi dari aransemen yang terlalu kompleks,” ungkapnya.
Sebagai anak tengah, Belen kerap tumbuh di bawah bayang-bayang saudara yang lebih tua. Sedangkan ketika si bungsu hadir, anak tengah kerap ‘terabaikan’ tanpa sengaja yang membuat pengalaman bertumbuhnya berbeda dengan kakak atau adiknya.
“Awalnya lagu ini terasa seperti curhatan pribadi, tapi aku menyadari bahwa menulis lagu ini juga menjadi bentuk healing buatku serta medium untuk menyuarakan perasaan yang sulit diungkapkan,” kata Belen.
Dibantu Timothy Sasando sebagai produser dan Defendi sebagai co-produser, Middle Child memiliki lirik layaknya monolog Belen kepada dirinya sendiri di masa kecil hingga dewasa.
Kata-kata menguatkan di tengah perasaan berkecamuk menjadikan lagu ini sangat personal bagi musisi ini.
Setelah rekaman lagu tersebut selesai, Belen menunjukkannya pada kakak, adik, serta orangtuanya dengan disambut reaksi yang beragam.
“Kakak dan adikku sempat terkejut karena mereka nggak menyangka aku punya perasaan seperti yang aku ungkapkan di lagu ini. Tapi setelah mendengarkan dan memahami liriknya, mereka bilang mereka bisa relate juga, dan itu cukup menyentuh buatku,” ujar Belen.
Sedangkan saat diperdengarkan pada orangtuanya, selain merasa bangga pada putrinya, mereka juga reflektif saat mengetahui perasaan sang putri yang selama ini terpendam.
“Secara tidak langsung, lagu ini membuka ruang diskusi yang selama ini belum pernah ada antara aku dan orang tuaku,” ucapnya.
Mengaku mudah untuk membangun kedekatan dan empati dengan sesama anak tengah, Belen mempersembahkan lagu Middle Child untuk semua orang di luar sana yang harus menguatkan diri walau hatinya terasa berat.
Ia berharap lagu ini bisa membuat pendengarnya merasa dicintai dan dihargai serta diapresiasi atas segala jerih payah yang telah dilalui.
Tiap anak yang lahir di dunia berhak dimengerti dan dipahami, sama seperti anak tengah yang selalu dituntut untuk mengerti dan memahami orang lain.
Middle Child bisa dinikmati lewat berbagai kanal digital per 28 Februari 2025. (Z-1)
Selain melayang di udara, Yura Yunita juga mengatakan dirinya akan bernyanyi di atas binatang artificial dengan ukuran sangat besar.
Parasit bukan sekedar lagu, melainkan sebuah potret emosional yang lahir dari pengalaman pribadi Yaqin.
14:54 lahir dari sebuah momen perenungan personal Shafa, yang merupakan penulis lagu, produser, sekaligus pemain synth untuk We Came Alive.
Reach diwarnai nuansa musik ala chill-pop yang khas dari Charlie Burg, lengkap dengan sound pop-elektronik yang mewakili hidupnya saat ini.
Normal Guy menjadi rilisan keempat Chris LaRocca pada tahun ini, sekaligus bagian dari rangkaian menuju EP terbarunya Dog Years, yang akan dirilis akhir tahun ini.
Lagu ini menghadirkan warna musik dari Wijaya 80 yang lebih ringan dan enerjik sekaligus jadi komposisi dengan nuansa paling menyenangkan dalam karya-karya mereka sejauh ini.
PT Big Records Asia memperkenalkan single solo kedua dari Febree yang berjudul Berevolusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved