Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TIDAK semua peran datang tanpa beban. Bagi Fredericka Cull, memerankan Maya dalam film Racun Sangga tidak hanya menuntut akting yang emosional, tetapi juga perjalanan psikologis yang mendalam.
Hal inilah yang disampaikan Fredericka dalam wawancara eksklusif dengan Media Indonesia, Jumat (22/11). Dia menceritakan pengalaman intens saat berusaha membangun kepercayaan dengan korban asli yang kisahnya menjadi dasar dari karakter Maya.
Fredericka mengungkapkan proses mendapatkan kepercayaan Maya yang asli tidaklah mudah. Maya, yang hingga kini masih merasakan dampak dari santet Racun Sangga, berada dalam kondisi psikologis yang berat. Dibutuhkan beberapa pertemuan untuk membuatnya mau membuka diri dan menceritakan pengalaman traumatisnya.
"Perlu diadakan pertemuan berkali-kali untuk membangun trust dia. Sampai sekarang dia masih mengalami santet ini, jadi sangat berat untuk dia," jelas Fredericka.
Sebagai aktor, Fredericka merasa bertanggung jawab untuk membuat Maya nyaman agar ceritanya bisa tersampaikan dengan baik. Namun, ia juga harus peka terhadap kondisi psikologis Maya yang sering kali memengaruhi bagaimana kisah itu diceritakan.
"Kita harus memahami kondisi psikologi yang sedang dia hadapi. Dia sering menangis dan marah saat bercerita, dan itu memperlihatkan betapa besar dampaknya pada psikis manusia," tambahnya.
Pengalaman langsung dengan Maya yang asli juga mengubah pandangan Fredericka tentang dunia mistis dan santet. Sebelum ini, ia mengaku tidak percaya dengan hal-hal gaib. Namun, setelah mendengar cerita Maya secara langsung, ia mulai merasa sulit untuk mencari jawaban logis.
"Sebelumnya, saya bukan orang yang percaya soal santet. Tapi setelah ngobrol banyak sama dia, aku tetap nggak ketemu logiknya. Maya yang asli ini adalah orang yang sangat percaya pada logika, sudah membawa suaminya ke dokter dan mencoba berbagai cara, tapi tetap nggak sembuh," tuturnya.
Hal itu memberikan lapisan baru pada karakter Maya yang ia perankan. Penggambaran seorang perempuan yang menghadapi situasi di luar nalar menjadi tantangan berat, tetapi juga peluang untuk menyampaikan kedalaman emosional yang nyata.
Fredericka mengakui mendalami karakter Maya membawa dampak besar pada dirinya. Proses penggalian emosi dan memahami penderitaan Maya sering kali mengganggu kondisi mentalnya sendiri.
"Development karakter ini cukup mengganggu aku. Sampai kebawa mimpi buruk, nggak bisa tidur, dan saat proses syuting, rambutku sampai rontok karena stres," ungkapnya.
Fredericka merasa tekanan ini mencerminkan betapa besar dampak dari santet Racun Sangga terhadap korbannya, baik secara fisik maupun psikologis. Pengalaman ini memberinya pandangan baru tentang horor, yang menurutnya lebih dari sekadar ketakutan visual.
"Dampaknya itu benar-benar mengerikan. Ini bukan hanya horor biasa, tapi horor yang memperlihatkan bagaimana psikis manusia bisa dihancurkan," katanya.
Dengan persiapan mendalam dan keterlibatannya yang emosional, Fredericka berharap perannya sebagai Maya dapat menghormati kisah nyata yang menjadi dasar film ini.
Lebih dari itu, ia ingin menyampaikan pesan kepada penonton tentang betapa kompleksnya trauma yang dialami para korban. (Z-1)
Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut diadaptasi dari cerita original Kampung Jabang Mayit, yang ditulis oleh Qwertyping (Teguh Faluvie) yang menjadi sebuah thread viral pada 2022.
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
KABAR gembira bagi para penggemar film Superman. Meski film terbarunya belum dirilis, kelanjutan dari film Superman sudah mulai dibahas.
Lebih dari sekadar karakter super hero, Patrion pun hadir sebagai gerakan baru bertajuk Pergerakan Patriot Nusantara atau Patrion Movement.
TRAILER dan poster dari film horor Kampung Jabang Mayit : Ritual Maut resmi di rilis, kemarin.
Lagu Tinggal dari Mawar de Jongh akan menjadi jembatan antara rasa penyesalan, rasa takut akan ditinggal, dan berbagai lapisan emosi manusia lainnya yang cukup kompleks.
MUSISI Gerry Gerardo membuktikan diri lebih dari sekadar jago bermusik, dia berhasil menunjukan bakat aktingnya dengan bermain pada musikal Lutung Kasarung
Saat audisi film Tinggal Meninggal, aktor Omara Esteghlal terlihat berbeda dengan kebiasaannya mengemut lemon, yang menurut Kristo Immanuel adalah tingkah laku yang tidak umum.
Ju Yeon Woo berperan sebagai Kim Soonchul dalam serial drama Korea Study Group.
Dalam film Tak Ingin Usai di Sini, Bryan Domani memerankan karakter bernama K yang sedang mengidap penyakit serius.
Aktor veteran Choi Jung Woo dikabarkan telah meninggal dunia pada usia 69 tahun. Informasi ini dikonfirmasi oleh agensinya, Bless ENT/
Darius Sinathrya meminta dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dan hal yang kurang berkenan dari almarhum ayahnya tersebut semasa ia hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved