Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Film Pengepungan di Bukit Duri, Disutradarai Joko Anwar Kolaborasi dengan Amazon MGM Studios

Fathurrozak
22/10/2024 17:21
Film Pengepungan di Bukit Duri, Disutradarai Joko Anwar Kolaborasi dengan Amazon MGM Studios
Film Pengepungan di Bukit Duri(MI/Fathurrozak)

SUTRADARA Joko Anwar mengumumkan film ke-11-nya, Pengepungan di Bukit Duri yang diproduksi Come and See Pictures dan Amazon MGM Studios. Film tersebut akan tayang pada 2025.

Pengepungan di Bukit Duri mengambil latar tahun 2027, ketika situasi di Indonesia bergejolak. Menggambarkan kondisi masyarakat berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial. Di tengah semua itu, muncul Edwin (diperankan Morgan Oey), guru pengganti di SMA Duri yang dikhususkan untuk para siswa bermasalah. Situasi semakin rumit, Edwin menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang pertarungan hidup dan mati.

Film ini dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel. 

“Angka 11 merupakan angka spesial bagi saya. Karena melambangkan sesuatu sangat equal dan signifikan, angka 1 dan 1, artinya kembali ke 1, ke awal. Sejak perjalanan dari 2005, kini saya menghadirkan bukan hanya sesuatu yang baru tapi lebih urgen dan penting bagi kita sebagai orang Indonesia untuk menyuarakan sesuatu,” kata Joko Anwar saat konferensi pers pengumuman film panjang ke-11nya, Pengepungan di Bukit Duri di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, (21/10).

Kolaborasi Amazon MGM Studios bersama Come and See Pictures juga menandai pertama kalinya studio Hollywood itu bekerja sama dengan rumah produksi asal Asia Tenggara untuk rilisan bioskop. Skenario film ini telah ditulis Joko sejak 2007. Namun butuh 17 tahun untuk akhirnya Joko memproduksinya, pada 2024. 

“Film ini membawa tema yang universal dengan sudut pandang lokal dan bisa menjadi tontonan yang menarik bagi penonton internasional. Film kami, Siksa Kubur tahun ini berhasil meraih 4 juta penonton di bioskop dan mendapat 17 nominasi FFI 2024, merupakan film yang paling banyak mendapat nominasi tahun ini. Sejak film pertamanya, Janji Joni, Joko Anwar sudah mentahbiskan dirinya sebagai sineas yang mampu menciptakan film-film yang tidak hanya berhasil mendapat penghargaan di dalam dan luar negeri tapi juga berhasil menempati peringkat atas di box office,” kata produser Pengepungan di Bukit Duri Tia Hasibuan.

Joko menambahkan, film yang memiliki judul internasional The Siege at Thorn High ini akan membawa relevansi dengan yang dialami oleh warga internasional.  Meski disampaikan dengan sudut pandang Indonesia, tetapi Joko yakin penonton global juga akan sangat merasa dekat dengan filmnya.

“Perbedaan sudah menjadi sumber perpecahan di manapun. Saya ingin menyuarakan yang relevan dan penting untuk penonton,” tambah Joko. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya