Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
AKTRIS dan produser Marcella Zalianty, 44, pernah merasakan perjuangan yang amat berat ketika harus menghadapi putra keduanya, Ayrton Magali Sastra Soeprapto, divonis mengidap tumor otak.
“Itu salah satu ujian terberat bisa dikatakan dalam perjalanan hidup aku. Karena biasanya kita sebagai orang tua, anak panas aja paniknya kayak apa. Jadi bisa dibayangkan saat itu mungkin challenge-nya penyakit yang dialami itu penyakit yang tidak terlalu umum, saat itu pengetahuan kita belum terlalu banyak,” kata Marcella dalam wawancara di YouTube Media Indonesia.
Ia mengungkapkan, kejadian itu terjadi pada 2014. Saat itu, Magali baru berusia 1 tahun kurang sebulan. Beberapa gejala, sebenarnya dirasakan Marcella sudah cukup nampak. Diawali dengan penurunan keaktifan hingga rewel.
Baca juga : Michael Bolton Istirahat Pascaoperasi Tumor Otak
Ia pun sering kali memeriksakan anak lelakinya itu ke dokter,
Baca juga : Kirsten Dunst Menghindari Jatuh di Karpet Merah Oscar 2024 dengan Gaya Anggunnya
Namun, dokter hanya bilang bahwa itu penyakit flu biasa. Namun, karena gejala yang terus berulang, istri pembalap Ananda Mikola itu mulai menaruh kecurigaan. Dia meyakini ada indikasi yang tidak umum yang dialami putranya. Ia merasa bahwa anaknya menahan rasa sakit setiap malam, karena banyak melakukan gerakan berulang.
“Endingnya tiga hari berturut-turut dia muntah, jadi gak bisa makan kan. Mau gak mau agak dehidrasi. Ini udah mulai agak kehilangan kesadaran. Tapi kita pikirnya anak muntah, dehidrasi kan lemes banget. Tapi sampai gak nangis, rewelnya hilang,” ucapnya.
Ia pun kembali membawa Magali ke dokter. Namun, ketika dicek darah hasilnya baik dan dokter tidak mengindikasikan adanya penyakit yang parah.
Baca juga : Da’Vine Joy Randolph Raih Penghargaan Aktris Pendukung Terbaik di Oscars 2024
Namun, tidak beberapa lama kemudian, putranya kejang setelah makan. Akhirnya, ia pun membawa putranya ke rumah sakit untuk selanjutnya di MRI, dan benar, bahwa di kepala putranya ada massa yang cukup besar, yakni tumor.
“Saat kita menandatangani surat untuk MRI, itu kan ada yang namanya untuk dimasukin cairan supaya bisa lebih jelas untuk melihat. Itu begitu tanda tangan kontrak udah seram banget karena segala risikonya mengerikan banget. Tapi kita gak punya pilihan. Dan akhirnya terdiagnosis itu dan itu membuat kita super shock gak percaya,” ungkapnya.
Perjalanan Marcella menyembuhkan sang putra dikatakannya sangat panjang. Setelah menemukan dokter dan rumah sakit yang tepat, Magali pun akhirnya dioperasi.
Baca juga : Liza Koshy Tetap Senyum Usai Jatuh Dramatis di Karpet Merah Oscars 2024
Operasi pengangkatan tumor itu berjalan selama 6 sampai 7 jam. Putranya pun baru sadar 10 jam kemudian. Di tahun itu, Magali pun berhasil sembuh dan bisa berkegiatan seperti biasa. Ia bersama sang suami pun terus berupaya melatih kemampuan motorik dan sensorik Magali agar bisa berfungsi seperti biasa.
“Proses itu membuat kita sebagai orangtua belajar banyak, karena di situ secara emosional, secara psikologi, tapi kita harus bisa berpikir dengan logis, berpikir sehat, dan harus keputusan harus diambil begitu cepat setiap waktunya. Itu kayak emergecy, dan itu gak gampang,” ucap dia.
Tidak cukup sampai di situ, Magali pun kembali mengalami kekambuhan pada 2015. Hal itu ditandai dengan menurunnya aktivitas fisik.
Baca juga : Kementerian Sosial Bantu Pengidap Tumor Warga Garut
Di situ, Magali pun kembali di MRI. Rupanya, ada kista yang menempati ruang yang tadinya diisi tumor di kepalanya. Ia pun mengatakan dokter bilang masih ada sisa tumor dari operasi sebelumnya yang sangat sulit untuk diambil.
“Akhirnya dilakukan operasi kedua, lebih lama lagi 10 jam. Jalannya kebuka, sisa yang nempel letaknya di batang otak, jadi deg-degan nunggu 10 jam saya cuma bisa dzikir dan berdoa. Kemudian ketika selesai dipanggil, jawabannya, kita pikir ini akan menjadi yang terakhir dan selesai. Tapi ternyata dia gak bisa ngambil semuanya banget, ini melekat dengan batang otak yang menjadi alat vital bagi semua fungsi organ dia,” ucapnya.
Waktu pun berlalu. Segala perjuangan Marcella untuk menyembukan Magali kini membuahkan hasil. Putranya kini sudah berusia 11 tahun dan bisa berkegiatan seperti biasa. Ia pun sering menghabiskan waktu bersama putranya yang kini memiliki hobi bermain golf.
“Jadi setelah operasi kedua, dia harus rutin kontrol MRI 3 bulan sekali, dan membaik jadi kontrol 6 bulan sekali, dan terus membaik jadi kontrol setahun sekali. Kalau melihat dia tumbuh sekarang, gak akan ada yang nyangka bahwa dia pernah mengalami kejadian seberat itu,” pungkas Marcella. (Z-1)
Cinta Laura menyebut meski terlihat percaya diri dan sempurna, karakter Jessica di film Agen +62 adalah perempuan yang kesepian dan tidak percaya diri.
Cho Yi Hyun mengungkapkan ketertarikannya pada dunia spiritual menjadi alasan kuat dirinya menerima peran ini.
Sunscreen menjadi perlindungan utama untuk menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang, terutama saat menghadapi paparan sinar matahari dan faktor lingkungan lainnya.
Chelsea Islan menjajal menjadi produser dalam film biopik Rose Pandanwangi. Selain menjadi produser, ia juga memerankan tokoh utama yakni penyanyi seriosa.
Tissa Biani mencari wawasan langsung dari psikolog profesional. Langkah itu diambil untuk memastikan penggambaran karakternya tidak hanya akurat, tetapi juga penuh empati.
AKTRIS Davina Karamoy kini menjadi salah satu nama yang kian laris di industri perfilman Indonesia. Setelah melejit berperan sebagai ‘pelakor’ yang filmnya menjadi blockbuster
Ilmuwan dari University of Illinois kembangkan teknologi MRI metabolik super cepat yang dapat membedakan otak sehat dari tumor.
Hari Kanker Pankreas Sedunia diperingati setiap tahun, tepatnya pada hari Kamis ketiga bulan November. Tahun ini, Hari Kanker Pankreas jatuh pada tanggal 21 November.
TUMOR hipofisis adalah pertumbuhan abnormal pada kelenjar pituitari yang dapat mengganggu fungsi organ dan berbagai proses alami tubuh. Ini gejala, risiko, dan pencegahannya.
Tumor hipofisis adalah tumor jinak yang terbentuk di kelenjar hipofisis pada dasar otak. Tumor ini bisa menyebabkan gangguan seperti sakit kepala, masalah penglihatan.
TUMOR hipofisis memiliki dampak terhadap kesehatan bisa sangat serius. Kelenjar kecil ini terletak di dasar otak dan berfungsi sebagai pusat pengatur utama hormon.
Remaja putri perlu mendapat vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks, juga pemeriksaan USG perut untuk mendeteksi tumor/kanker organ reproduksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved