Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
FILM aksi yang akan tayang pada akhir 2023, persembahan Visinema Pictures karya sutradara Angga Dwimas Sasongko, 13 Bom di Jakarta kembali merilis video di balik layar produksi (behind the scene). Video tersebut dirilis secara eksklusif di akun Instagram @infipop.id, Selasa (14/11).
Dalam video behind the scene tersebut diperlihatkan adegan yang penuh menegangkan dan mencekam. Mulai dari penyergapan tempat terduga teroris, kejar-kejaran mobil, tembak-tembakan, hingga perakitan bom.
Film 13 Bom di Jakarta dibintangi Chicco Kurniawan (sebagai Oscar), Ardhito Pramono (sebagai William), Lutesha (sebagai Agnes), Muhammad Khan (sebagai Waluyo), Putri Ayudya (sebagai Karin), Ganindra Bimo (sebagai Emil), Rukman Rosadi (sebagai Damaskus), Niken Anjani (sebagai Gita), Rio Dewanto (sebagai Arok), Aksara Dena (sebagai Malik), dan Andri Mashadi (sebagai Fajar).
Baca juga: 13 Bom di Jakarta Jadi Film Penutup di Ajang JAFF 2023
“Film ini bercerita tentang Kota Jakarta yang mencekam ketika ada sekelompok teroris yang ingin meledakkan 13 bom di seantero kota. Lalu kemudian tanpa disangka peristiwa ini menyeret banyak orang terjebak dalam situasi bersama dengan Badan Kontra Terorisme untuk bisa menyelamatkan kota Jakarta,” kata Angga dalam video behind the scene.
Dalam produksi 13 Bom di Jakarta, Angga menggunakan treatment practical shooting di sebagian besar adegan action. Adegan berbahaya lain yang melibatkan peluru, juga diawasi secara ketat meski peluru yang digunakan adalah blank bullet (peluru kosong untuk penggunaan syuting).
Produser 13 Bom di Jakarta Taufan Adryan menyebutkan dalam produksi ini Visinema Pictures ingin mendorong batas untuk menciptakan ketegangan yang mencekam dari rentetan peristiwa yang terjadi dalam film.
Baca juga: Rio Dewanto Perankan Teroris yang Mengerikan di Film 13 Bom di Jakarta
“Kami ingin melihat seberapa jauh bisa push the limit. Betapa tegang, horor, dan teror dari keadaan ketika warga sipil terjebak di dalam situasi teror,” kata Taufan Adryan.
Angga menambahkan, film terbarunya ini ingin menyajikan hiburan aksi laga yang seru dan menciptakan pengalaman imersif bagi penonton di bioskop.
“Ada beberapa elemen di kisah film ini yang diangkat dari kisah nyata. Semoga film 13 Bom di Jakarta membuat penonton Indonesia merasakan pengalaman menonton yang seru dan imersif ketika menontonnya di bioskop,” pungkas Angga Dwimas Sasongko. (RO/Z-1)
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
Saat audisi film Tinggal Meninggal, aktor Omara Esteghlal terlihat berbeda dengan kebiasaannya mengemut lemon, yang menurut Kristo Immanuel adalah tingkah laku yang tidak umum.
Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu mengusung cerita yang lahir dari keresahan akan realitas sosial yang dibalut unsur komedi getir dan pakem penyutradaraan breaking the fourth wall.
Film Tinggal Meninggal produksi Imajinari tersebut akan tayang d bioskop mulai 14 Agustus.
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Rizal Mantovani juga membangun nuansa horor melalui memori kolektif tentang sebuah imajinasi apa yang terjadi ketika sebuah televisi sudah tak menyala lagi di malam hari.
Film ini mengisahkan tentang seorang mantan agen elit bernama Oscar Mandalika, yang harus kembali terjun ke dunia yang pernah ia tinggalkan.
“Di akting, gue bisa dapetin peran yang gue butuhin dalam hidup, bisa jadi siapa pun. Tapi, kalau nyanyi dan bermusik, gue bisa luapkan semua emosi gue," ujar Ardhito.
Sempat sulit mengatur keseimbangan porsi bekerja dan menikmati hidup, Ardhito mengungkapkan dirinya sampai dinasehati dan diberi banyak masukan oleh teman-temannya.
Selama ini, untuk menjaga kesehatannya, Bimo banyak minum air putih dan tidak mengonsumsi minuman manis.
Ardhito Pramono berperan sebagai William, sosok anak muda pendiri perusahaan mata uang digital yang mahir di bidang teknologi.
Dalam kehidupan nyata, ternyata Ardhito sendiri pernah merasakan diteror secara personal. Ia mendapatkan pesan berisi ancaman melalui internet dari orang yang tak dikenal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved