Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
MUSIK elektronik saat ini telah menjadi salah satu dari berbagai genre musik yang cukup digandrungi masyarakat Indonesia, khususnya sebagai lagu pengiring yang dapat menunjang vibrasi akan semangat untuk beraktivitas. Melihat tren tersebut, Whisnu Santika hadir berkolaborasi dengan Liquid Silva menyajikan lagu yang berjudul Que Pasa sebagai bentuk upaya dalam menghasilkan kultur musik baru di Indonesia dan sebagai teman di situasi pandemi seperti saat ini.
Lagu tersebut dirilis di platform YouTube channel Whisnu Santika pada Rabu (7/7) lalu dan di semua Digital Streaming Platform (DSP). Hingga saat ini, karya-karya Whisnu sudah ditonton dan didengar sebanyak lebih dari 1.3 Juta di platform YouTube channel Whisnu Santika dan lebih dari 10.000 kali didengar di Spotify setiap bulan.
Baca juga: Lagu Scentless Apprentice Terinspirasi dari Novel Favorit Kurt Cobain
“Kita hidup di zaman yang serba digital dengan tantangan yang lebih berat di masa pandemi. Dalam kondisi seperti ini, kita harus berani keluar dari zona nyaman untuk tetap produktif. Melalui media musik, saya mencoba untuk tetap aktif berkarya dengan tujuan untuk memanusiakan manusia lewat musik, karena musik adalah bahasa universal yang dapat diterima oleh semua orang,” tutur Wisnu.
Ketertarikan akan musik, kata Wisnu, terinspirasi dari banyak sosok, salah satunya adalah almarhum Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau yang kerap dikenal sebagai Gus Dur. “Kenapa Gus Dur?, Beliau adalah sosok pejuang kemanusiaan yang selalu memberikan semangat kehidupan untuk semua kalangan dan juga seorang figur penggemar musik semasa hidupnya."
Konsep Memanusiakan Manusia melalui musik itulah kata dia kemudian hadir untuk dapat memberikan warna baru akan kultur musik di Indonesia yang berjudul Que Pasa. Setelah mengulik berbagai macam genre, Whisnu akhirnya memilih genre yang berasal dari Amerika Latin khususnya musik-musik yang berkembang di negara Brasil dan Spanyol, dan kemudian berkolaborasi dengan Liquid Silva untuk lagu terbarunya tersebut.
Menurutnya, Que Pasa itu merupakan hasil revolusi lagu Chitty Chitty Bang! yang telah mendulang kesuksesan pada 2019 dan dituju sebagai kultur musik baru di Indonesia seraya memberikan vibrasi semangat sebagai pendamping aktivitas masyarakat melalui lantunan irama khas Amerika Latin. Que Pasa juga bisa dijadikan di sebagai penunjang hiburan saat tetap berada di rumah untuk bersantai serta dapat menjadi lagu pengiring kegiatan berolahraga.
Whisnu percaya bahwa musik adalah bahasa universal yang bisa diartikan sebagai hiburan untuk pendengarnya, terlebih lantunan khas musik dance Amerika Latin yang catchy bisa menjadi nafas segar di tengah terpaan krisis seperti kondisi saat ini. Karya Whisnu kali ini memberikan dampak positif sebagai penunjang hiburan di berbagai kalangan masyarakat melalui sentuhan kultur musik baru,
“Adanya situasi pandemi, justru semakin memotivasi saya untuk keluar dari zona nyaman dengan terus berkarya secara kreatif di belantika musik Indonesia guna menjadi penunjang hiburan dan penyemangat aktivitas masyarakat. Semoga dengan karya saya ini bisa menghasilkan vibrasi untuk penyemangat semua orang dan bisa menjadi mood booster para pejuang kehidupan,” kata Whisnu. (RO/A-1)
Sejak debutnya di 2021, Ticya dikenal lewat pendekatan lirik yang personal dan penuh perasaan, menghadirkan kisah tentang cinta, kerentanan, dan harapan.
Lirik Ruang Sempit dari Drown Confessional menggambarkan situasi di mana seseorang merasa tidak semua masalah harus diungkapkan.
Dengan hook Piipapii papipo yang glitch, chorus yang penuh gula, dan produksi chaos-pop, Punks adalah sebuah uppercut sonik.
Musik aransemen pada Mengenang Hari Ini sungguh berbeda dari biasanya. Proses pembuatannya dinamis, menjadikan komposisinya pun penuh dinamika.
Lirik lagu Indonesiaku yang menggambarkan sebuah kecintaan dan kebanggaan terhadap kekayaan dan keberagaman Indonesia dinyanyikan secara kompak oleh Farel Prayoga dan Etenia Croft.
Lagu Teruntuk Dirimu dari The Lantis disiapkan sebagai lagu perpisahan kepada mantan yang toxic dan manipulatif.
Dengan hook Piipapii papipo yang glitch, chorus yang penuh gula, dan produksi chaos-pop, Punks adalah sebuah uppercut sonik.
Imprisoned merupakan pembuka jalan menuju album penuh yang dijanjikan akan menjadi karya paling personal dan ambisius secara musikal dari Azel.
Menurut drummer The Adams, Gigih, aturan royalti bagus diterapkan untuk melindungi dan mengapresiasi karya serta pemilik karyanya.
INDONESIA kembali kedatangan grup idola baru bernama Papion, yang beranggotakan empat penyanyi muda dari Indonesia, Thailand, dan Amerika Serikat.
PT Big Records Asia memperkenalkan single solo kedua dari Febree yang berjudul Berevolusi.
On The Way, lagu tema serial anime Dan Da Dan, saat ini, sedang menjadi perbincangan di 20 pasar di seluruh dunia, dengan raihan yang luar biasa di Asia dan sekitarnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved