Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Apa itu Serakahnomics? Pengamat: Itu Hal yang Terjadi di Lingkungan Istana

M Ilham Ramadhan Avisena
23/7/2025 13:23
Apa itu Serakahnomics? Pengamat: Itu Hal yang Terjadi di Lingkungan Istana
Ilustrasi(Antara)

Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menyatakan, apa yang terjadi di Indonesia saat ini telah melampaui frasa serakahnomics seperti diungkapkan Presiden Prabowo Subianto. Sebab, permasalahannya bukan semata ihwal serakah, tetapi telah mencampuradukkan antara kebijakan dan bisnis demi kepentingan pribadi.

"Serakahnomics itu timbul dari oligarki yang sudah menguasai sumber daya ekonomi, baik modal, SDA, SDM, dan lainnya, tapi tetap ingin menguasai istana," ujar Huda saat dihubungi, Rabu (23/7).

Menurutnya, praktik tersebut nyata terjadi di lingkaran terdekat Istana. Itu menurutnya termasuk ketika ada seseorang yang sudah menjabat Wakil Menteri, namun masih menganggukan kepala ketika disodori kursi komisaris.

"Itu adalah praktik serakahnomics yang terjadi di Indonesia," kata Huda.

Dia juga menyoroti persoalan konflik kepentingan yang makin mencolok antara posisi regulator dan operator. Huda mencontohkan bagaimana seorang wakil menteri merangkap jabatan komisaris di perusahaan, yang secara langsung menciptakan benturan kepentingan antara penyusun kebijakan dan penerima manfaat kebijakan.

"Wakil menteri menjadi komisaris,yang mana ada konflik kepentingan antara regulator dan pelaku usaha. Bukan hanya serakahnomics tapi sudah menjadi setanomics," kata Huda.

Ia menambahkan, para pelaku ekonomi yang berada dekat dengan kekuasaan sering kali memanfaatkan hubungan itu untuk mengamankan kebijakan yang menguntungkan kelompok sendiri.

"Misalkan ada pengusaha yang menguasai tambang namun masih masuk ke lingkaran istana, baik langsung ataupun tidak langsung. Mereka memanfaatkan kedekatan dengan istana untuk membuat kebijakan yang menguntungkan pengusaha saja tanpa mempedulikan kesejahteraan masyarakat," pungkas Huda. (E-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya