Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Peneliti Ekonomi Makro dan Finansial dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama menilai lima stimulus ekonomi dari pemerintah tidak akan mampu mendorong daya beli masyarakat.
Menurut Riza, kelima stimulus yang mencakup bantuan sosial tunai, subsidi upah, diskon transportasi, tambahan bantuan pangan, dan diskon tarif tol itu hanya bersifat sementara atau jangka pendek. Dampaknya lebih terasa pada sektor-sektor tertentu, seperti transportasi dan pariwisata domestik, terutama selama masa liburan sekolah. Namun, pengaruhnya terhadap perekonomian secara keseluruhan masih terbatas
"Stimulus ekonomi dari pemerintah tidak ada yang begitu kuat mempengaruhi peningkatan daya beli," ujarnya kepada Media Indonesia, Kamis (5/6).
Dia menuturkan stimulus ekonomi saat ini tidak sekuat insentif sebelumnya, seperti diskon listrik yang diberikan pada awal tahun lalu. Menurutnya, stimulus tersebut memiliki dampak yang lebih luas karena menyasar kelas menengah, sehingga jangkauan penerimanya lebih besar. Namun, disayangkan diskon tarif listrik pada pertengahan tahun ini urung digelontorkan pemerintah.
"Diskon tarif listrik ini pengaruhnya besar terutama pada inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price)," kata Riza.
Dia juga menyoroti pemerintah telah menggelontorkan berbagai stimulus sejak awal tahun, mulai dari insentif PPN 12 persen yang tetap berjalan, stimulus pada Februari-Maret, hingga paket terbaru saat ini. Namun, ruang fiskal pemerintah diperkirakan mulai menyempit, sementara berbagai program lain masih harus dijalankan dengan kebutuhan anggaran yang besar.
Senada dengan itu, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menyatakan, stimulus yang ada belum cukup untuk memulihkan ekonomi sepenuhnya. Menurutnya, langkah selanjutnya yang harus diambil pemerintah adalah mengakselerasi belanja negara yang sempat tertunda di awal tahun akibat realokasi anggaran.
“Kembalinya belanja pemerintah akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor yang sebelumnya terdampak seperti konstruksi, perhotelan dan perdagangan," jelasnya.
Fakhrul pun menekankan pentingnya eksekusi belanja pemerintah yang transparan dan tepat sasaran. Harapannya, belanja negara dapat mencapai kinerja maksimal (full throttle) pada paruh kedua tahun ini. Selain sebagai pendorong ekonomi riil, kembalinya belanja pemerintah juga diyakini akan mengubah persepsi pelaku ekonomi secara positif.
Dari sisi pasar modal, minat investor terhadap Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri dianggap masih tinggi, dan para pemilik modal menantikan sinyal positif dari pemerintah.
Jika ekspektasi perbaikan ekonomi dapat terpenuhi, Fakhrul memperkirakan aliran modal asing akan kembali masuk ke Indonesia, meskipun kondisi global masih bergejolak. Dalam skenario tersebut, nilai tukar rupiah diperkirakan dapat menguat ke bawah level Rp16.000 per dolar AS, dan indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa menguat menuju level 7.750. (E-3)
Pelni mengungkapkan ada kenaikan jumlah penumpang yang signifikan imbas penerapan kebijakan stimulus ekonomi dari pemerintah berupa diskon tarif tiket sebesar 50%.
Menteri-menteri ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto perlu segera dievaluasi terutama terkait kegagalan efek stimulus dan memanfaatkan momentum di triwulan I 2025.
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia akan mulai menerapkan program diskon tarif tiket pesawat sebesar 50% mulai besok, Jumat (6/5).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyambut baik paket stimulus senilai Rp24,44 triliun yang diluncurkan pemerintah.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bantuan pangan beras untuk periode Juni-Juli 2025 siap disalurkan kepada 18,3 juta penerima bantuan pangan (PBP).
PERBEDAAN sikap antara Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terkait kebijakan diskon tarif listrik yang dibatalkan dinilai lemah
Rencana pemberian diskon tarif listrik sebesar 50% dari pemerintah kepada masyarakat pada Juni dan Juli 2025 batal terealisasi.
Bahlil Lahadalia mengaku tidak pernah dilibatkan dalam rencana pemberian diskon tarif listrik sebesar 50% untuk periode Juni-Juli 2025.
Pemerintah memutuskan untuk menghapus rencana kebijakan diskon tarif listrik dari lima paket kebijakan insentif yang akan mulai berlaku Juni-Juli 2025.
Juru Bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dwi Anggia mengungkapkan inisiatif kebijakan sekaligus pembatalan diskon tarif listrik 50% tidak datang dari pihaknya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved