Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PADA pembukaan perdagangan perdana usai libur panjang Lebaran 2025, saham-saham big cap atau saham kapitalisasi besar Indonesia kompak anjlok. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Selasa, (8/4) mengalami koreksi tajam sebesar 9,19% ke level 5.912,06 dan langsung dihentikan sementara (trading halt) selama 30 menit sesuai aturan Bursa Efek Indonesia.
Analis pasar modal sekaligus founder Stocknow.id Hendra Wardana menuturkan, kejatuhan ini mencerminkan kepanikan pasar yang luar biasa pasca libur panjang Lebaran 2025. Indeks LQ45 yang berisi saham-saham unggulan pun ikut terpuruk 11,31% ke level 651,46.
"Saham-saham berkapitalisasi besar pun pada ambruk," ujar Hendra dalam keterangannya, Selasa (8/4).
Saham big cap yang anjlok antara lain PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang turun 12,94%, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang minus 14,94%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI yang ambruk 13,21%, dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang turun 3,46%.
"Penurunan ini sangat dalam karena seluruh sentimen negatif global yang menumpuk selama libur langsung dicerminkan dalam satu sesi perdagangan," jelas Hendra.
Ia berpandangan faktor utama yang memicu aksi jual besar-besaran ini adalah pengumuman kebijakan tarif dagang baru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menaikkan tarif hingga 32% terhadap sejumlah produk dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Meskipun secara proporsi ekspor ke AS hanya sekitar 9,9% dari total ekspor Indonesia, pasar meresponsnya secara berlebihan karena sentimen ini menyiratkan ketegangan dagang global yang kembali meningkat, kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dunia, serta gangguan rantai pasok.
"Ketiadaan reaksi cepat dari pemerintah RI sebelum pasar dibuka juga membuat pelaku pasar kehilangan kepercayaan," imbuh Hendra.
Meski demikian, di balik tekanan ini terdapat sejumlah peluang dan sisi positif yang patut diperhatikan. Tekanan perang dagang menyebabkan harga minyak dunia turun hingga 21%, yang justru menguntungkan Indonesia sebagai negara importir migas karena dapat menghemat hingga USD 4 miliar. Selain itu, yield US Treasury atau obligasi pemerintah AS yang turun mendorong arus modal ke negara berkembang, membuka peluang bagi pasar obligasi Indonesia untuk menguat.
Secara teknikal, Hendra memperkirakan IHSG memiliki support kuat di area 5.800 yang menjadi batas psikologis dan teknikal penting, sementara resistance terdekat berada di level 6.000. Setelah trading halt, biasanya kepanikan sedikit mereda dan pelaku pasar mulai rasional sehingga potensi technical rebound bisa terjadi. (H-4)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa 19 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
PT BNI Sekuritas mengumumkan pencetakan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai Perusahaan Sekuritas yang Melakukan Perdagangan Langsung Saham dengan Nasabah Terbanyak.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Tren positif indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut dengan melonjak 2,4% ke level 7.792 pada penutupan perdagangan Selasa (12/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar konferensi pers untuk mengumumkan penyesuaian ketentuan mengenai ambang batas Auto Rejection Bawah (ARB) dan trading halt.
USAI libur panjang Lebaran 2025, pada pembukaan perdagangan Selasa (8/4) pukul 09.00 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 9,19% atau 598,56 poin ke level 5.912,06.
SETELAH libur panjang Lebaran 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mengalami penurunan tajam pada pembukaan perdagangan besok, Selasa (8/4).
Salah satu pemicu utama adalah ketidakjelasan arah kebijakan fiskal pemerintah, termasuk rencana peningkatan belanja negara yang tidak didukung oleh sumber pendanaan yang solid.
Dasco menepis anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) imbas kabar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mundur d
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved