Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
KETUA Umum Asoisasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani memprediksi bahwa momen Lebaran 2025 masih dibayang-bayangi sentimen daya beli masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih sejak akhir tahun lalu. Sebagaimana diketahui, di 2024 data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024, yang ternyata berlanjut di dua bulan pertama 2025 ini.
"BPS mengumumkan deflasi tahunan pada Februari 2025 tercatat sebesar 0,09% (yoy) dan deflasi bulanan (mom) 0,48%. Ini adalah deflasi tahunan yang pertama dalam sekitar dua dekade terakhir, sekaligus menjadi perhatian bersama karena terjadi menjelang periode musiman Ramadan dan Lebaran," ucap Shinta saat dihubungi, Minggu (23/3).
Padahal, sambung Shinta, Apindo melihat bahwa Lebaran merupakan periode musiman yang selalu diharapkan oleh pelaku usaha untuk dapat meningkatkan bisnisnya, sekaligus momentum yang diharapkan dapat mendorong konsumsi masyarakat. Pasalnya, perputaran uang selama periode lebaran biasanya cenderung meningkat dibandingkan bulan-bulan biasa, seiring dengan naiknya aktivitas belanja masyarakat, perjalanan wisata, dan konsumsi barang serta jasa.
"Bagi dunia usaha, Lebaran selalu menjadi salah satu pendorong penting bagi sektor retail, pariwisata, akomodasi, makanan dan minuman, serta transportasi. Aktivitas mudik yang melibatkan ratusan juta masyarakat dari berbagai daerah biasanya memberikan efek berantai terhadap sektor-sektor tersebut," beber Shinta.
Shinta menyampaikan, menjelang Ramadan, pihaknya juga telah mencermati angka Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan angka indeks PMI Manufaktur yang dikeluarkan oleh S&P Global. Kedua indeks tersebut menunjukkan indikator ekspansi di bulan Februari 2025, menjelang Ramadan. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari 2025 menunjukkan ekspansi dengan nilai 53,15, naik dari Januari 2025. Sementara capaian PMI Manufaktur Indonesia juga meningkat ke level 53,6 pada bulan Februari 2025 dan merupakan ekspansi tiga bulan beruntun sejak Desember 2024, setelah lima bulan sebelumnya terus menerus mengalami kontraksi.
"Meskipun demikian, dunia usaha tetap mencermati faktor risiko, seperti fluktuasi nilai tukar, kenaikan biaya bahan baku, serta kondisi permintaan global yang belum sepenuhnya stabil. Jadi meskipun ekspansi sedang berlangsung, perusahaan tetap selektif dalam memperbesar kapasitas produksinya," ungkapnya.
Sebagai tambahan, data terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan sebanyak 146,48 juta orang akan melakukan perjalanan selama Libur Lebaran 2025, angka proyeksi ini turun sebesar 24,33% dibandingkan survei tahun lalu yang mencatat 193,6 juta pemudik.
"Sehingga, meskipun periode Lebaran yang biasanya terjadi peningkatan konsumsi masyarakat, kami mencermati bahwa peningkatan konsumsi tahun ini berpotensi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya," imbuh Shinta.
Dengan kondisi yang penuh tantangan ini, Shinta menyatakan bahwa banyak pelaku usaha mulai mengoptimalkan efisiensi operasional dan menyesuaikan strategi agar tetap kompetitif di tengah persaingan pasar.
Secara umum, tambah dia, Apindo sebagai representasi dunia usaha memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk terus melakukan upaya penguatan pasar domestik dan daya beli masyarakat agar industri tetap memiliki penopang pertumbuhan yang solid di tengah ketidakpastian global.
"Selain itu, kami juga merekomendasikan penguatan kebijakan yang mendorong daya saing nasional. Antara lain dengan memastikan berjalannya reformasi struktural yang berfokus pada efisiensi biaya operasional, seperti penurunan biaya logistik, efisiensi rantai pasok, dan penyederhanaan regulasi yang sering kali menjadi hambatan bagi pelaku usaha, serta memberikan insentif bagi ekspor dan investasi," tandasnya.
Shinta berharap, langkah-langkah strategis tersebut tidak hanya difokuskan untuk mendorong konsumsi selama Lebaran, namun juga untuk menjaga momentum pertumbuhan pasca-Lebaran agar dampak positifnya lebih berkelanjutan. (H-3)
Laju pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan kredit perbankan yang hanya mencapai 8,88% secara tahunan dan cenderung terus melambat sepanjang tahun.
Anjloknya perputaran uang selama libur Lebaran kali ini disebabkan oleh daya beli melemah yang tecermin dari penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
akibat penurunan daya beli masyarakat berdampak pada anjloknya jumlah pemudik Lebaran tahun ini.
BPS mencatat deflasi Gabungan Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY Mei 2025 sebesar -0,15% (mtm), turun dibandingkan realisasi April 2025 yang mengalami inflasi sebesar 1,67% (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
BPS mencatat inflasi Jakarta pada April 2025 sebesar 1,44%, terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perawatan pribadi dan jasa
PENURUNAN harga sejumlah komoditas pangan dalam sepekan terakhir membuka potensi terjadinya deflasi di Sumatra Utara pada April 2025.
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 2,00% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved