Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENELITI Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkapkan, akibat penurunan daya beli masyarakat berdampak pada anjloknya jumlah pemudik Lebaran tahun ini.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah pemudik tahun ini turun hingga 24% dibandingkan tahun lalu. Menurut Eko, keputusan masyarakat untuk tidak mudik erat kaitannya dengan keterbatasan dana di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Penurunan jumlah pemudik karena daya beli masyarakat yang melemah," ujar Eko kepada Media Indonesia, Minggu (23/3)
Masyarakat membutuhkan biaya besar, tidak hanya untuk perjalanan, tetapi juga untuk keperluan selama di kampung halaman, terutama saat Lebaran. Meskipun, ada potongan tarif tol dan diskon tiket pesawat, daya beli masyarakat yang melemah membuat masyarakat berpikir dua kali atau membatalkan perjalanan mudik mereka.
"Walaupun ada diskon tarif tiket, namun masalah utamanya adalah daya beli yang turun. Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak jadi pulang kampung," ucapnya.
Terpisah, Pakar kebijakan publik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta Achmad Nur Hidayat berpendapat, penurunan jumlah pemudik tidak hanya mencerminkan perubahan pola mobilitas masyarakat, tetapi juga menjadi sinyal gejolak ekonomi nasional.
Masyarakat, katanya, cenderung menunda belanja karena ekspektasi harga bahan pangan dan tiket perjalanan yang tinggi. Dus, ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK), sehingga ada kehati-hatian dalam mengeluarkan konsumsi.
"Proyeksi penurunan jumlah pemudik ini menguatkan indikasi pelemahan ekonomi sedang terjadi. Di mana daya beli masyarakat tertekan oleh biaya hidup yang naik, serta ketidakpastian lapangan kerja," jelas Achmad.
Di sisi lain, dengan penurunan 24% pemudik, aliran uang yang biasanya mengalir ke pembelian tiket, konsumsi di jalan, belanja kebutuhan Lebaran, dan tunjangan hari raya (THR) diprediksi menyusut signifikan.
Berdasarkan catatan Achmad, setiap pemudik diperkirakan mengeluarkan rata-rata Rp2-5 juta selama mudik. Jika 46,5 juta orang tidak mudik, potensi kontraksi peredaran uang bisa mencapai Rp93–232 triliun. Sektor informal seperti pedagang kaki lima di terminal atau pasar tradisional di daerah tujuan mudik akan merasakan dampak terbesar.
Lebih dari itu, efek multiplier dari belanja Lebaran, seperti peningkatan pendapatan pekerja logistik atau peningkatan permintaan bahan baku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terancam menipis.
Berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan bersama akademisi, memproyeksikan jumlah pemudik Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia. Angka itu anjlok 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik. (H-4)
Laju pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan kredit perbankan yang hanya mencapai 8,88% secara tahunan dan cenderung terus melambat sepanjang tahun.
Anjloknya perputaran uang selama libur Lebaran kali ini disebabkan oleh daya beli melemah yang tecermin dari penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
KETUA umum Apindo memprediksi bahwa momen Lebaran 2025 masih dibayang-bayangi sentimen daya beli masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih sejak akhir tahun lalu.
SELAMA 5 hari musim arus mudik Lebaran 2025, Stasiun Tegal, Jawa Tengah, sudah mencatat sedikitnya 17.516 pemudik yang turun atau tiba di Stasiun KA Tegal.
Untuk kedatangan hari ini, penumpang paling banyak turun di Stasiun Yogyakarta 5.073 orang, Stasiun Solo Balapan 3.569 orang, dan Stasiun Lempuyangan 3.050 orang.
WAKAPOLDA DIY, Brigjen Adi Vivid Agustiadi Bachtiar memprediksi, kondisi di DIY selama perayaan dan liburan Idul Fitri 1446 H tidak seramai Tahun Baru 2025 lalu.
JUMLAH pemudik Lebaran tahun ini yang masuk ke Jawa Tengah diperkirakan mencapai 17,9 juta orang atau naik 4,58% dibandingkan tahun lalu sebanyak 16,86 juta orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved