Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DEFISIT Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diproyeksikan bakal melampaui 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini. Defisit APBN 2025 itu akan terjadi jika pemerintah berkukuh untuk melaksanakan sejumlah program unggulan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
"CELIOS sudah menyampaikan ketika program makan bergizi gratis direncanakan. Kita sampaikan saat itu, bahwa jika pemerintah memaksa untuk melakukan implementasi program MBG secara penuh (100%), rasio defisit anggaran terhadap PDB bisa lebih dari 3%," ujar Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda, Jumat (14/3).
Sejatinya peluang defisit anggaran menyentuh 3% sudah terbuka ketika pemerintah mendorong sisi belanja secara kuat di saat pendapatan negara tengah terseok-seok. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir kinerja pendapatan negara sudah memiliki kecenderungan penurunan.
Situasi itu dinilai bertolak belakang dengan ambisi Presiden Prabowo yang menginginkan eksekusi program unggulannya secepat mungkin. "Belum lagi masih ada pembangunan era Jokowi yang ingin dilanjutkan di era Prabowo. Fiskal kita tidak sebagus yang dibayangkan Prabowo," terang Huda.
Dia juga menyayangkan adanya langkah realokasi anggaran belanja negara ke pos yang sampai saat ini belum dijelaskan oleh pemerintah. Padahal dana tersebut dapat digunakan untuk memberikan stimulus kepada perekonomian.
"Terlebih di saat daya beli masyarakat melemah. Anggaran dari pemerintah bisa mendongkrak konsumsi rumah tangga untuk menjadi stimulus seperti bantuan sosial ataupun bantuan lainnya," jelas Huda.
"Jika kekuatan APBN berkurang, ya stimulus ekonomi juga akan terhambat. Dampaknya dapat menyasar kepada konsumsi rumah tangga," tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Analis Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) Reyhan Noor menyatakan, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah bakal mengurangi kontribusi APBN terhadap perekonomian nasional. Kendati ada efisiensi, defisit anggaran justru berpotensi melebar.
Hal itu, imbuh Reyhan, menimbulkan pertanyaan mengenai stabilitas dan pengelolaan kebijakan fiskal ke depan.0"Salah satu yang menjadi kekhawatiran adalah jatuh tempo utang yang tinggi bukan hanya tahun ini, melainkan lima tahun ke depan. Di sisi lain, pemerintah daerah juga semakin terbatas untuk memberikan dampak ekonomi secara langsung," kata Reyhan.
Berkaitan dengan hal itu, lanjutnya, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan agar ekonomi tidak semakin buruk. Pertama, independensi bank sentral perlu dijaga agar tidak mengurangi kepercayaan investor.
BI, kata Reyhan, tetap perlu sesuai dengan mandatnya saat ini agar sesuai dengan kemampuan serta objektifnya. Kedua, norma defisit APBN sebesar 3% dan utang sebesar 60% terhadap PDB tidak boleh diubah tanpa ada penjelasan dan komunikasi kebijakan yang baik.
"Kedua poin tersebut perlu benar-benar menjadi perhatian agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga," pungkasnya. (H-3)
Pengamat menyebut sekolah gratis dan pemenuhan gizi yang baik lewat MBG sama-sama hak warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
Realisasi pendapatan negara per April 2025 mencapai Rp810,5 triliun atau setara 27% dari target APBN 2025.
Belanja pegawai tercatat sebanyak Rp102 triliun atau 33,3% dari anggaran yang dialokasikan di APBN yang Rp513,22 triliun.
PENELITI dari Center of Reform on Economics (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyebut defisit pada awal tahun ini sebagai sinyal kemunduran kinerja fiskal yang perlu diwaspadai.
Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Mori Hanafi, menilai target pembangunan tiga juta rumah per tahun yang dicanangkan pemerintah perlu disesuaikan dengan anggaran
Dari daur ulang hingga kopi, pelaku kreatif di pinggiran Jakarta mengubah keterbatasan menjadi harapan. Inilah wajah baru ekonomi kreatif dari akar rumput.
Regulasi ini dinilai berpotensi memperburuk kondisi ekonomi nasional, terutama di sektor pertanian dan industri padat karya.
Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh melambat pada 2025.
Industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang juga berperan penting menopang perekonomian nasional.
Menurut Lestari, nilai-nilai yang ditanamkan para pendahulu bangsa bisa menjadi dasar pertimbangan bagi generasi kini.
PRESIDEN Prabowo Subianto memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, ke Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, (18/3).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved