Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
Wakil Ketua Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Hariyadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Cibubur, Kamis (27/2). Itu dilakukan untuk memastikan tidak ada Pertamax oplosan seperti yang dikhawatirkan publik dalam beberapa hari terakhir.
Dalam sidak itu, Bambang juga mendorong agar dilakukan uji lab atas produk BBM RON 92, Pertamax milik Pertamina. Dia juga meminta agar hasil uji lab itu dipublikasikan untuk mengembalikan dan menjaga kepercayaan masyarakat pada Pertamina.
“Kalau prosesnya di lab, kita tidak bisa melihat. Tapi hasilnya pasti dirilis, diumumkan terbuka. Kita tunggu hasil pengujiannya, semoga bisa keluar secepat mungkin, besok pagi. Katanya yang akan rilis nanti Pak Menteri (Menteri ESDM) sendiri,” kata dia.
Bambang menerangkan, sejatinya praktik uji lab untuk memastikan kesesuaian produk BBM telah dilakukan sejak dulu. Pengujian itu dilakukan secara berkala dan acak oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas).
“Jadi seluruh produk terkait pengapalan atau pengeluaran produk dari depo, kayak pelumpang, itu sudah melalui proses sertifikasi dari Lemigas. Jadi sebenarnya kalau penanggung jawab terhadap pengawasan produk, quality control produk itu di Dirjen Migas. Itu clear,” jelasnya.
Dia juga mendorong jika nantinya kekhawatiran publik perihal BBM oplosan terbukti, maka sanksi dan penegakkan hukum mesti dilakukan tanpa pandang bulu.
Lebih lanjut, Bambang juga mengatakan kasus korupsi Pertamina terkait tata kelola minyak yang berujung pada penurunan kepercayaan publik merupakan momentum untuk membenahi regulasi. Menurutnya, revisi Undang Undang Migas perlu direvisi.
“Karena pascakeputusan MK, tahun 2012 sampai sekarang. Belum ada perubahan yang dilakukan. Jadi kita mendorong habis kejadian ini. Biar di situ terang. Siapa penanggung jawab pengawasan. Siapa penanggung jawab hulu, penanggung jawab hilir. Biar clear,” kata dia.
“Sekarang kan. Ibaratnya masih tumpang tindih. Hilirnya di BPH. Tapi masih dikoordinasikan dengan dirjen. Antara regulator dan eksekutor. Itu beririsan. Nah ini yang harus dibenahi. Salah satu, saya sepakat dengan teman-teman Komisi 12 bahwa ini jadi pintu masuk untuk perubahan revisi undang-undang migas,” pungkas Bambang. (E-3)
Kinerja Pertamina pada semester I 2025 dinilai sejalan dengan semangat HUT ke-80 Republik Indonesia. Capaian positif itu juga disebut sangat mendukung upaya pencapaian swasembada energi.
SKK Migas menyoroti capaian progres proyek yang ditargetkan menembus angka 70% pada kuartal I 2026.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menyelesaikan tahapan pemasangan jacket dan topside anjungan lepas pantai OOA.
Selama ini, perbaikan kapal bagi nelayan di Pulau Sabira bukan perkara mudah. Akses yang terbatas mengakibatkan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit karena harus dilakukan di pulau lain.
Pertamina menambah pasokan tabung gas LPG 3 kilogram sebanyak 23.520 tabung ke Sragen, Jawa Tengah, untuk mengatasi kelangkaan gas LPG di wilayah itu.
Mufti Anam berharap agar langkah-langkah konkret segera diambil oleh Pertamina guna menjaga kepercayaan publik dan mengembalikan integritas perusahaan pelat merah tersebut
WAKIL Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade mengungkapkan bahwa mayoritas fraksi Komisi VI bersepakat bahwa tidak perlu untuk membentuk panitia kerja (Panja) dalam kasus korupsi Pertamina.
WARGA yang menjadi korban praktik Pertamax oplosan terus bertambah. Pada Rabu (26/2), LBH Jakarta sudah menerima sebanyak 590 aduan sejak kanal pengaduan secara luring dibuka.
ANGGOTA Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Asep Wahyuwijaya mengatakan harus ada pembenahan total di tubuh Pertamina usai kasus korupsi minyak mentah.
Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang.
Skenario class action dapat diajukan jika masalah utama yang dihadapi terkait implementasi kebijakan yang buruk dan berdampak secara masif serta meluas ke masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved