Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

SPPA Catat Kenaikan Transaksi 76 Persen di 2024, Siap Tambah Layanan Repo

Basuki Eka Purnama
07/2/2025 11:26
SPPA Catat Kenaikan Transaksi 76 Persen di 2024, Siap Tambah Layanan Repo
Pergerakan bursa saham di Bursa Efek Indonesia di Jakarta.(MI/Susanto)

SISTEM Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA), yang dikelola oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), semakin memperkuat posisinya sebagai sentral ekosistem perdagangan Surat Utang di Pasar Sekunder Indonesia dengan memperlihatkan kinerjanya yang semakin cemerlang sepanjang 2024. Total nilai transaksi SPPA pada 2024 tercatat mencapai Rp246,1 triliun atau meningkat lebih dari 76% dibandingkan 2023. 

“Dari sisi pangsa pasar, saat ini, market share SPPA telah mencapai 16% sepanjang 2024 untuk seluruh transaksi interdealer market, atau meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan pada 2023,” ungkap Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik melalui keterangan resmi, Kamis, (6/2).

Jeffrey menjelaskan, berbagai upaya secara strategis dan terintegrasi terus dilakukan untuk dapat meningkatkan peran SPPA dalam memudahkan para pelaku pasar. 

Selain peningkatan fungsi dan kapabilitas teknis SPPA beserta ekosistemnya, BEI juga berupaya terus meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan sinergi dengan para Pelaku Pasar, Pemangku Kepentingan, serta Mitra Strategis lainnya, baik dalam skala nasional maupun global.

“SPPA kami rancang sedemikian rupa untuk menjawab kebutuhan pelaku pasar Surat Utang di Indonesia, dengan berorientasi kepada kemudahan, efisiensi, dan kenyamanan Pengguna Jasanya,” tambah Jeffrey.

Adapun, target BEI dalam peningkatan peran SPPA adalah untuk meningkatkan likuiditas dan efisiensi perdagangan Surat Utang Indonesia. 

Terlebih, sejumlah mitra strategis yang menjadi pemimpin pasar global dalam penyediaan sarana informasi perdagangan pasar keuangan dan pasar modal pun telah memulai langkah strategis membangun kemitraan dengan SPPA.

Pihaknya, lanjut Jeffrey, juga sedang mengupayakan agar SPPA dapat berperan sebagai salah satu bagian dari ekosistem infrastruktur pasar keuangan untuk mendukung pemerintah dalam membangun pasar uang modern yang dapat menciptakan sinergi pembiayaan ekonomi.

“Untuk itu, mulai kuartal pertama 2025 ini, SPPA akan menyediakan layanan transaksi Repurchase Agreement (Repo) dengan menggunakan underlying Surat Utang,“ ujar Jeffrey.

Jeffrey juga menambahkan, selain untuk melakukan transaksi Surat Utang, perluasan layanan ini bertujuan agar pelaku pasar pun dapat memperoleh manfaat tambahan untuk dapat melakukan transaksi pasar uang di SPPA. 

BEI berharap, SPPA dapat menjadi pilihan terbaik bagi para pelaku pasar yang mendambakan proses transaksi Surat Utang dan Repo yang terintegrasi, efektif, dan efisien.

“Dengan sistem yang andal serta layanan yang lebih lengkap, SPPA diharapkan dapat menjadi pilihan utama, baik dari para pelaku pasar perdagangan Surat Utang maupun pelaku perdagangan di Pasar Uang,” pungkasnya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya