Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Berdayakan Masyarakat Rentan, Regional Indonesia Timur Raih 3 Penghargaan  

Naufal Zuhdi
21/11/2024 12:45
Berdayakan Masyarakat Rentan, Regional Indonesia Timur Raih 3 Penghargaan  
Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina meraih penghargaan internasional.(PEP Papua Field)

Komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat rentan komunitas adat (indigeneous people) di pedalaman Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah, petani garam konvensional di pesisir Bangkalan Madura, dan pemenuhan kebutuhan dasar air bersih di Sorong Papua, membawa Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina meraih tiga penghargaan internasional kategori Best Practice. Seluruh penghargaan itu diterima dalam ajang Global Corporate Sustainability Award yang digelar oleh Taiwan Institute for Sustainable Energy (TAISE). 

Penghargaan tersebut diberikan kepada Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF) dalam Program Kokolomboi Lestari, PEP Papua Field dalam Program Air Bersih dan PHE WMO dalam Program Salt Centre Terintegrasi. 

"Dalam menjalankan tugas mendukung ketersediaan energi nasional, Regional Indonesia Timur berkomitmen memberikan manfaat jangka panjang kepada pemangku kepentingan utamanya masyarakat dimana kami beroperasi," ujar Senior Manager Relations Fitri Erika dalam keterangannya, Kamis (21/11).

Indonesia Timur, imbuhnya, masih menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesetaraan khususnya bagi kelompok rentan yakni komunitas adat di Sulawesi, petani garam konvensional di pesisir Bangkalan, Madura dan masyarakat adat pra sejahtera di Papua. 

"Penghargaan ini menjadi pengakuan atas komitmen keberlanjutan kami yang sejalan dengan kerangka global," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, program Kokolomboi Lestari berlokasi di Desa Leme-Leme Darat, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, menyasar kaum rentan kelompok adat Togong Tanga. Melalui pengembangan kawasan konservasi berbasis masyarakat adat, hal tersebut diyakini dapat mendorong masyarakat adat untuk mengelola sumber daya hutan secara berkelanjutan melalui hilirisasi komoditas madu sekaligus pengembangan kawasan eko-edu wisata minat khusus. Saat ini, masyarakat Adat Togong-Tanga berhasil mengembangkan kawasan konservasi berbasis masyarakat lainnya di 6 Desa sekitar Kokolomboi melalui pelibatan 300 anggota dan memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp 1.445.000-Rp 8.547.534/ bulan serta menjadi pioneer dan pendamping dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di kabupaten Bangga Kepulauan. 

Sementara itu, program Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat merupakan program pemenuhan kebutuhan dasar air bersih untuk masyarakat prasejahtera di Distrik Klasefet dan Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Program ini mendorong masyarakat untuk terlibat di dalam pengolahan air memanfaatkan teknologi bak sedimentasi dan filtrasi berbahan lokal. Kekeruhan dan derajad keasaman air berhasil diturunkan menjadi 174 mg/l dan 7, dari semula 280 mg/l dan 8,4. Di samping itu, program ini turut mengimplementasikan teknologi panel surya untuk operasional pompa air, sejalan dengan program perusahaan untuk mengurangi emisi karbon dan pengendalian penggunaan air tanah sebesar 64.605 m2. Berkat program ini, masyarakat mampu menghemat pengeluaran biaya untuk air bersih, dari 3,2 juta rupiah per KK per tahun menjadi 600 ribu rupiah per KK per tahun.                                                                                      

Sementara itu, program Salt Centre Terintegrasi yang berlokasi di Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur menyasar kaum rentan yakni petani garam konvensional. Melalui pengembangan Salt Centre Terintegrasi dengan menerapkan teknologi tepat guna, program yang dikelola oleh BUMDes Wijaya Kusuma ini telah berhasil meningkatkan kualitas NaCl mencapai 94,07% (di atas standart SNI) dan mampu meningkatkan kuantitas produksi garam mencapai lebih dari 54 ton. Program ini juga berhasil menjadi lokasi percontohan pengelolaan garam dan telah membuat modul belajar berISBN yang dapat diakses bagi seluruh masyarakat. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya