Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Penurunan Bunga The Fed Dorong Perbaikan Ekonomi Negara Berkembang

M Ilham Ramadhan Avisena
19/9/2024 15:55
Penurunan Bunga The Fed Dorong Perbaikan Ekonomi Negara Berkembang
Ilustrasi.(Dok MI)

PENURUNAN bunga acuan The Federal Reserve sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75% hingga 5,0% pada Rabu waktu Amerika Serikat atau Kamis dini hari waktu Indonesia merupakan angin segar bagi perekonomian dunia. Itu sekaligus dapat mengurangi ketidakpastian ekonomi global yang ada dalam beberapa waktu terakhir.

"Karena higher for longer memang salah satu faktor yang memberikan dampak sangat besar terhadap kinerja perekonomian di negara-negara berkembang. Jadi penurunan ini langkah yang memang kita harapkan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada pewarta di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/9).

Penurunan bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate/FFR) sekaligus menandai pelonggaran kebijakan moneter pertama Bank Sentral Negeri Paman Sam sejak covid-19 di 2020. Pasar turut berkeyakinan The Fed masih akan menurun FFR dua kali lagi di tahun ini.

Baca juga : Investasi Naik, Ekonomi Amerika Serikat Kuartal III Tumbuh 5,2%

Pemangkasan suku bunga AS itu juga secara mengejutkan lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang sebesar 25 bps. Suara pejabat The Fed diketahui terpecah dalam menentukan pemotongan suku bunga.

Perbedaan pendapat datang dari Anggota Dewan Gubernur The Fed Michelle Bowman yang tidak setuju memotong 50 bps. Dia lebih memilih pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun pada akhirnya, kesepakatan tercapai dan tidak ada pejabat The Fed yang memberikan suara menentang untuk memangkas FFR sebesar 50 bps.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui ada perbedaan pendapat dalam pemangkasan FFR, tetapi juga mengatakan ada dukungan luas untuk pemotongan 50 bps tersebut. Selain itu, dia menepis anggapan bahwa pemotongan yang lebih besar sebesar 50 basis poin ialah upaya mengejar ketinggalan seiring dengan melemahnya pasar kerja AS.

Baca juga : Sejumlah Sentimen Warnai Pergerakan IHSG Pekan Ini

"Kami tidak merasa ketinggalan. Kami pikir ini tepat waktu tetapi Anda dapat menganggap ini sebagai tanda komitmen kami untuk tidak tertinggal," ucapnya.

Kemudian dalam konsensus di antara para pejabat The Fed memperkirakan ada dua pemotongan lagi sebesar 25 basis poin tahun ini, diikuti empat pemotongan suku bunga lagi tahun depan, dan dua pemotongan lagi di 2026.

Penurunan FFR juga telah direspons Bank Indonesia dalam memutuskan kebijakan BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur, Rabu (18/9). BI memangkas BI Rate sebesar 25bps menjadi 6% pada bulan kesembilan tahun ini. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya