Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia Targetkan Penggunaan Kendaraan Listrik secara Massal di 2030

Despian Nurhidayat
18/9/2024 13:30
Indonesia Targetkan Penggunaan Kendaraan Listrik secara Massal di 2030
Ilustrasi(Antara)

Sebuah pertemuan tertutup para pemangku kepentingan yang bertajuk Accelerating Indonesia’s EV Transition diadakan di Jakarta dan diselenggarakan bersama oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, lembaga nirlaba global RMI (Rocky Mountain Institute), Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles (ENTREV), the Indonesia Environment Fund (IEF) dan the Electric Mobility Ecosystem Association (AEML).

Acara itu mempertemukan para pemangku kepentingan utama untuk membahas strategi yang dapat dilakukan guna mempercepat penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Indonesia memang menyimpan target ambisius untuk memiliki 13 juta kendaraan roda dua listrik (e-2W) dan 2 juta kendaraan roda empat listrik (e-4W) di jalan raya pada 2030.

Lokakarya yang diselenggarakan bersamaan dengan Indonesia Sustainable Forum (ISF) itu membahas hambatan penting dalam penggunaan EV di Indonesia, termasuk pengembangan kebijakan, solusi pembiayaan, infrastruktur pengisian daya serta keterlibatan korporasi dan konsumen.

Baca juga : Periklindo: Pembatasan BBM Bersubsidi Sejalan dengan Percepatan Kendaraan Listrik

Melalui diskusi kolaboratif, para peserta mengidentifikasi langkah-langkah strategis untuk mempercepat transisi menuju kendaraan listrik di negara ini yang selaras dengan strategi nasional dekarbonisasi sektor transportasi yang dipimpin oleh Kemenkomarves.

Deputi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi, Kemenkomarves, Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa transisi kendaraan listrik Indonesia adalah peluang strategis bagi pertumbuhan ekonomi dan keamanan energi bangsa kita karena kita menargetkan 13 juta e-2W dan 2 juta e-4W pada tahun 2030.

"Untuk mewujudkan EV di Indonesia, kita perlu membuatnya tersedia, terjangkau serta menyediakan infrastruktur yang baik dan kendaraan yang andal," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu (18/9).

Baca juga : Wow, Tiongkok jadi Negara Pertama yang Bisa Jual 1 Juta Kendaraan Listrik per Bulan

Ini akan berdampak positif pada kualitas udara, mengurangi emisi karbon dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat secara luas. Hampir 100 peserta, termasuk perwakilan pemerintah, produsen EV, penyedia infrastruktur, lembaga pembiayaan, operator armada dan kelompok pemikir, berpartisipasi dalam diskusi terarah untuk merumuskan solusi dan mengembangkan kerangka kerja yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi hambatan yang ada.

Melalui upaya kolaboratif ini, acara tersebut menghasilkan pemahaman yang komprehensif tentang cara meningkatkan keterlibatan korporasi dan konsumen di sektor mobilitas listrik. Acara ini juga menyaksikan penandatanganan MOU antara RMI dan IEF untuk berkolaborasi dalam tujuan transisi energi bersih Indonesia.

Keterlibatan ini penting untuk mendorong perubahan kebijakan dan mendukung tujuan Indonesia menjadi pasar mobilitas listrik dan energi bersih terdepan di Asia Tenggara.

Baca juga : 600 Unit Aion Y Plus Telah Mendarat di Indonesia, Siap Dikirim ke Konsumen

Dalam acara tersebut, Wakil Ketua AEML, Patrick Adhiatmaja mengatakan bahwa transisi menuju mobilitas listrik membutuhkan kerja sama dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, mitra sektor swasta, mitra pembangunan dan masyarakat.

AEML berkomitmen untuk mendukung upaya kerja sama ini agar manfaat EV dapat diakui dan digunakan secara luas di seluruh Indonesia. Transisi ini sangat penting untuk mengurangi emisi dan mempromosikan mobilitas bersih, berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua.

Acara ini memberi kesempatan kepada para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan praktik terbaik global, terutama dari negara-negara seperti India yang telah berhasil mempercepat penggunaan EV melalui kerangka kebijakan inovatif dan model pembiayaan.

Baca juga : Utamakan Keselamatan, Chery OMODA dan JAECOO Gunakan Struktur Inovatif

Wawasan ini akan sangat penting seiring dengan perluasan infrastruktur mobilitas listrik di Indonesia dan dalam mengatasi tantangan seperti biaya awal EV yang tinggi dan akses terbatas ke pembiayaan bagi konsumen dan bisnis.

Direktur Asia Tenggara RMI, Wini Rizkiningayu, menjelaskan bahwa di RMI mendukung transisi mobilitas bersih dan energi Indonesia yang akan berdampak signifikan pada kehidupan dan mata pencaharian.

“Melalui kolaborasi seperti lokakarya ini, kami dapat membantu memastikan masa depan yang berkelanjutan dan nol karbon di seluruh sektor energi Indonesia,” tegasnya.

Lokakarya ini ditutup dengan komitmen untuk mengembangkan strategi yang jelas guna mempercepat penggunaan EV di Indonesia dengan fokus pada langkah-langkah nyata yang diidentifikasi selama diskusi.

Strategi ini akan mendukung pertumbuhan ekosistem EV dan berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dari Indonesia dalam meningkatkan keamanan energi, mengurangi polusi udara, dan mencapai target dekarbonisasi. (Des)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya