Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
EKONOMI makro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilka, kinerja, dan struktur perekonomian secara keseluruhan, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Ekonomi makro berfokus pada isu-isu besar yang memengaruhi perekonomian suatu negara atau kawasan, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan neraca perdagangan.
Ekonomi makro ini mencakup berbagai aspek besar dari perekonomian suatu negara atau kawasan yang saling berhubungan.
Baca juga : Menggali Dinamika Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Apa Faktor Pendorong dan Penghambat?
Tujuan utama ekonomi makro adalah menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan sejahtera melalui pengelolaan berbagai variabel ekonomi secara efektif. Berikut adalah beberapa tujuan penting dari ekonomi makro:
Ekonomi makro bertujuan untuk meningkatkan tingkat output produksi atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menciptakan peluang pekerjaan dan pendapatan.
Menjaga inflasi pada tingkat yang stabil dan moderat adalah salah satu tujuan utama ekonomi makro. Inflasi yang terlalu tinggi mengurangi daya beli masyarakat, sementara deflasi bisa menghambat pertumbuhan ekonomi. Dengan mengelola inflasi, ekonomi tetap dalam kondisi yang sehat.
Baca juga : Ekonomi Triwulan II Loyo, Target Pertumbuhan Ekonomi 2024 tidak Dikoreksi
Ekonomi makro berusaha untuk mencapai tingkat pengangguran yang rendah. Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi, seperti menurunnya pendapatan masyarakat dan daya beli. Oleh karena itu, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran merupakan tujuan utama ekonomi makro.
Menjaga keseimbangan dalam perdagangan internasional adalah tujuan ekonomi makro lainnya. Neraca pembayaran yang seimbang antara ekspor dan impor membantu menjaga stabilitas ekonomi suatu negara, termasuk kestabilan mata uang dan cadangan devisa.
Ekonomi makro bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan, menghindari fluktuasi yang berlebihan dalam siklus ekonomi, seperti resesi atau boom ekonomi yang tak terkendali. Stabilitas ini membantu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk bisnis dan investasi.
Baca juga : Hati-Hati, Tantangan Ekonomi Indonesia Baru Muncul di Triwulan III 2024
Salah satu tujuan ekonomi makro adalah memastikan distribusi pendapatan yang lebih adil di antara masyarakat. Kesenjangan ekonomi yang besar dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, kebijakan fiskal seperti pajak dan transfer pembayaran digunakan untuk membantu mengurangi ketimpangan pendapatan.
Ekonomi makro juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dengan menciptakan kondisi ekonomi yang mendukung pendidikan, kesehatan, dan standar hidup yang lebih baik. Pemerintah menggunakan kebijakan ekonomi makro untuk memastikan bahwa masyarakat dapat menikmati tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Ekonomi makro berusaha untuk menjaga tingkat utang publik yang berkelanjutan. Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal yang hati-hati untuk memastikan bahwa beban utang tidak mengganggu stabilitas ekonomi atau membebani generasi mendatang.
Baca juga : Konsumsi Rumah Tangga di Triwulan Kedua 2024 Mandek
Ekonomi makro juga bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang. Nilai tukar yang fluktuatif dapat mengganggu perdagangan internasional dan stabilitas ekonomi secara umum. Kebijakan moneter dan fiskal digunakan untuk menjaga keseimbangan ini.
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, ekonomi makro berperan penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjaga kesejahteraan masyarakat, dan menghindari ketidakstabilan ekonomi yang dapat berdampak negatif pada negara secara keseluruhan.
Ekonomi makro mencakup berbagai aspek yang saling berhubungan dalam skala besar, mulai dari pertumbuhan ekonomi hingga kebijakan moneter dan fiskal. Fokus utama ekonomi makro adalah bagaimana pemerintah dan institusi keuangan dapat mengelola berbagai variabel ini untuk mencapai stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (Z-12)
Kedua sistem ini, QRIS dan Project Nexus, sejatinya bersifat komplementer, bukan saling menggantikan.
Kenaikan harga minyak akan berdampak langsung terhadap situasi ekonomi domestik Indonesia.
OLAHRAGA padel saat ini begitu viral dengan banyak kalangan yang memainkan olahraga ini. Mulai dari kalangan figur publik hingga warga umum, padel menjadi kecintaan baru.
Sistem outsourcing atau alih daya selama ini menjadi solusi efisiensi bagi berbagai perusahaan di Indonesia.
DALAM politik global, kekuasaan bukan lagi sekadar tentang peluru, melainkan juga tentang persepsi. Tentang bagaimana risiko direkayasa, bukan untuk dihindari, melainkan untuk dijual.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah proaktif dan menyiapkan strategi menghadapi fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin mengkhawatirkan
HIMPUNAN Kawasan Industri Indonesia (HKI) menegaskan perlunya langkah konkret untuk memperkuat ekosistem investasi kawasan industri di tengah target ambisius pemerintah
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Situasi global yang masih dan kian tak menentu patut diwaspadai. Perkembangan dari ekonomi dunia dan konflik Timur Tengah Iran vs Israel dinilai dapat memberi dampak ke perekonomian Indonesia.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatatkan defisit sebesar Rp21 triliun, setara 0,09% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Mei 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved