Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Aspek Indonesia: Marak PHK, Daya Beli Bisa Anjlok

Insi Nantika Jelita
10/8/2024 20:41
Aspek Indonesia: Marak PHK, Daya Beli Bisa Anjlok
Demo buruh menolak PHK massal.jpg(Dok.Antara)

PRESIDEN Asosiasi Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat menyampaikan saat ini jumlah buruh terus menurun akibat terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Dampaknya, daya beli masyarakat bisa terus menurun. Data Dari Kementerian Ketenagakerjaan menyebut, sejak Januari sampai Juni 2024, sebanyak 32.064 pekerja terkena PHK.

Mirah menerangkan dengan gaji yang tak naik hingga maraknya PHK membuat banyak masyarakat kelas menengah ke bawah mengerem untuk belanja. Mereka justru mengambil jalan pintas untuk mendapatkan penghasilan tambahan secara instan dengan cara main judi online atau pinjaman online.

"Masalah PHK massal dan upah murah dapat membuat daya beli masyarakat semakin menurun," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (10/8).

Baca juga : PPN Ditanggung Pemerintah Jadi Andalan untuk Dorong Daya Beli

Mirah melanjutkan dengan melambungnya harga kebutuhan pangan dan kebutuhan dasar (sembako), berdampak terhadap daya beli masyarakat yang semakin tertekan. Kemudian, munculnya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang tidak memihak kepada pekerja seperti kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% di 2025 dianggap semakin memperburuk kondisi ekonomi masyarakat menengah. Keputusan menaikkan pajak ini berdampak membuat harga barang ikut naik.

"Seharusnya pajak diturunkan sehingga bisa membantu menurunkan harga, tapi malah pemerintah mencari sumber dana lain untuk memenuhi kebutuhan belanja negara dan membayar utang pemerintah," ucap Mirah.

Selain itu, porsi pekerjaan informal di Tanah Air semakin membengkak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja sektor informal di Indonesia bertambah dalam lima tahun terakhir. Pada Februari 2019 jumlahnya masih 74.09 juta orang atau 57.27 % dari total penduduk Indonesia yang bekerja. Jumlah itu naik pada Februari 2024 menjadi 84.13 juta orang atau 59.17 % dari total penduduk bekerja.

"Artinya, mereka yang memiliki pendapatan tidak tetap, cenderung bertambah miskin. Masyarakat pun makin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. Sebagian banyak beralih menjadi driver online, kerja serabutan, dan lainnya," pungkas Mirah.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya