Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Sesuai Prediksi, Ekonomi Indonesia Melemah di Triwulan Kedua 2024

M Ilham Ramadhan Avisena
05/8/2024 12:09
Sesuai Prediksi, Ekonomi Indonesia Melemah di Triwulan Kedua 2024
Ilustrasi(MI)

Ekonomi Indonesia pada triwulan II tercatat mengalami pelemahan. Pertumbuhan hanya yang terjadi hanya 5,05% secara tahunan (year on year/yoy). Angka itu lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat 5,11%, dan lebih rendah dari angka pertumbuhan di periode yang sama tahun lalu sebesar 5,17%.

Angka pertumbuhan tersebut didapat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan melihat besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.536,5 triliun dan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp3.231 triliun.

“Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2024 bila dibandingkan dengan triwulan II 2023, tumbuh sebesar 5,05% (yoy), bila dibandingkan dengan triwulan I 2024 tumbuh 3,79%. Ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat, perekonomian Indonesia tumbuh stabil sebesar 5,08% pada semester I 2024,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (5/8).

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Melambat, hanya 5,05%

Secara triwulanan (quarter to quarter/q to q), perekonomian nasional tercatat tumbuh signifikan, yakni 3,79% dari realisasi pertumbuhan triwulan I yang tercatat -0,83%. Edy mengatakan, pertumbuhan itu merupakan pola musiman yang kerap terjadi setiap tahun.

Dari sisi lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan II 2024 ialah akomodasi dan makan minum yang tercatat tumbuh 10,17% (yoy) dengan distribusi terhadap PDB 2,64% (yoy). Itu diikuti oleh sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 9,56% (yoy) dan distribusinya terhadap PDB ialah 6,24% (yoy).

Adapun dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama perekonomian dengan mencatatkan angka pertumbuhan 4,93% (yoy) dan berkontribusi terhadap PDB hingga 54,53% (yoy). Itu diikuti dengan Pembentukkan Tetap Modal Bruto (PMTB) yang tumbuh 4,43% (yoy) dan berkontribusi 27,89% (yoy) terhadap PDB.

Baca juga : Manufaktur Tumbuh 5,2%, Menperin: Semestinya Bisa Lebih Tinggi

“Konsumsi rumah tangga terus tumbuh, didorong oleh perayaan hari besar keagamaan, idulfitri, waisak, isa almasih, dan iduladha. Kedua didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur, hari keagamaan, dan libur sekolah. Subkomponen yang tumbuh tinggi adalah subkomponen transportasi dan komunikasi, restoran dan hotel,” terang Edy.

“PMTB tumbuh karena peningkatan realiasi investasi PMA dan PMDN dan peningkatan belnaja modal pemerintah. Subkomponen PMTB yang tumbuh tinggi adalah subkomponen mesin dan perlengkapan dan subkomponen bangunan,” tandasnya. (Z-11)

Sebelumnya, sejumlah pengamat ekonomi sudah memprediksi akan terjadi pelemahan pada kuartal kedua tahun ini. Lembaga Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia memproyeksikan perekonomian nasional berada di kisaran 4,97% hingga 5,01%. Angka itu lebih rendah dari realisasi pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,11%.

Penurunan pertumbuhan itu disebabkan oleh faktor musiman dan ketidakpastian global yang dinilai masih cukup tinggi. Turunnya angka pertumbuhan ekonomi juga karena kinerja buruk dari sektor manufaktur dan perdagangan besar.

"Pertumbuhan didorong oleh faktor musiman dengan sektor-sektor utama, seperti manufaktur dan perdagangan besar yang berkinerja buruk, sementara sektor-sektor yang lebih kecil seperti transportasi dan administrasi publik mengalami peningkatan yang kuat,” kata Ekonom Makroekonomi dan Keuangan LPEM UI Teuku Riefky, Sabtu. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya