Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pupuk Indonesia Tegaskan akan Tetap Salurkan Pupuk Bersubsidi

Basuki Eka Purnama
20/7/2024 05:30
Pupuk Indonesia Tegaskan akan Tetap Salurkan Pupuk Bersubsidi
Petani menebar pupuk di areal sawah Desa Pasekan, Indramayu, Jawa Barat.(ANTARA/Dedhez Anggara)

DIREKTUR Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menegaskan Pupuk Indonesia akan terus menyalurkan pupuk bersubsidi sebagai komitmen perusahaan untuk melindungi petani dalam menjalani musim tanam walaupun kontrak pertama senilai Rp26,7 triliun akan habis di Juli 2024. 

Hal tersebut disampaikan Rahmad dalam Focus Group Discussion bertajuk “Membangun Sistem Kebijakan Pupuk Subsidi yang Lebih Adaptif dan Efektif Demi Menjaga Ketahanan Pangan Nasional” yang digelar di Jakarta, Rabu (17/7). 

Rahmad menjelaskan proses administratif penambahan anggaran yang masih berjalan membuat Kementerian Pertanian (Kementan) belum bisa merampungkan finalisasi kontrak subsidi pupuk dengan Pupuk Indonesia. Diketahui kontrak penyaluran alokasi subsidi pertama dengan volume sebesar 4,7 juta ton akan selesai pada Juli 2024 ini.

Baca juga : Kapasitas Produksi Pupuk Indonesia sudah Sesuai Kebutuhan Pupuk Subsidi

Pemerintah, melalui Kepmentan Nomor 249 Tahun 2024, telah meningkatkan alokasi subsidi pupuk yang tadinya 4,7 ton menjadi sebesar 9,55 juta ton atau senilai Rp 54 triliun untuk tahun ini. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan pupuk subsidi bagi para petani terpenuhi dan produktivitas pertanian dapat terus meningkat. 

Rahmad juga mengapresiasi upaya Menteri Pertanian yang langsung bergerak cepat dalam mengatasi kendala ini. 

"Saya tahu persis Menteri Pertanian all out langsung di hari yang sama saya laporkan, beliau langsung menelepon Presiden (Joko Widodo) dan Menteri Keuangan dan sudah disepakati. Dari kesepakatan-kesepakatan tingkat menteri itu kemudian kami juga sudah diinstruksikan untuk tidak berhenti menyalurkan pupuk subsidi," jelasnya.

Baca juga : Transformasi Kebijakan Pupuk Bersubsidi, Ini Syarat Penerimanya

Pupuk Indonesia bersama Kementan dan pemerintah berkomitmen agar penyaluran pupuk terus berjalan mengikuti Permentan. 

“Penyaluran pupuk bersubsidi akan tetap berjalan meskipun kontrak pertama senilai Rp 26,7 triliun telah habis pada Juli 2024. Ini adalah bagian dari komitmen bersama antara Pupuk Indonesia dan pemerintah untuk melindungi petani dalam menjalani masa tanam tahun ini,” ujar Rahmad.

Dengan adanya komitmen ini, diharapkan distribusi pupuk subsidi dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu, sehingga produktivitas pertanian nasional tetap terjaga. 

Baca juga : Aplikasi Digital Kunci Distribusi Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Pemerintah dan Pupuk Indonesia terus berupaya untuk menyederhanakan birokrasi dan meningkatkan efisiensi penyaluran pupuk subsidi guna mendukung ketahanan pangan nasional. 

Hingga 12 Juli 2024, Pupuk Indonesia telah menyalurkan sebanyak 3,41 juta ton pupuk subsidi. Saat ini, masih terdapat stok pupuk urea dan NPK sebesar 1,7 juta ton yang siap untuk disalurkan.

Pada kesempatan yang berbeda, Rahmad juga menerangkan, "Bukan alokasi 9,55 juta ton yang habis, tapi kontrak yang berdasarkan alokasi pertama, itu yang volumenya sudah habis. Hal yang lebih substantif harus diutamakan sambil proses administrasi berjalan. Substantifnya adalah kami harus mendorong produktivitas pertanian. Karenarahm itu,  kami akan terus menyalurkan pupuk subsidi sesuai arahan pemerintah untuk melindungi petani."

Baca juga : Petani di Sulsel Curhat ke Mentan tidak Pernah Dapat Pupuk

Sementara itu, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Otong Wiranta menyampaikan bahwa sosialisasi memiliki peran penting dalam mendukung kebijakan pupuk bersubsidi. 

Dia mengatakan, saat ini, masih terdapat masalah-masalah penyaluran atau distribusi pupuk bersubsidi. 

“Sosialisasi ini sangat penting untuk digencarkan kembali karena sampai saat ini masih banyak petani yang belum paham tata cara mendaftar sampai menebus pupuk subsidi. Sebanyak 1 juta petani di wilayah Jawa Barat belum datang melakukan transaksi penebusan pupuk subsidi. Selain itu, regenerasi dan kualitas SDM petani juga memerlukan perhatian khusus. Lebih dari 65% petani di Jawa Barat merupakan lansia dan 37% dari total petani tingkat pendidikannya di bawah SD,” jelasnya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya