Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGAMAT Ekonomi Yanuar Rizki menilai naiknya impor Indonesia di bulan Mei 2024 tidak terlepas dari ketergantungan konsumsi dalam negeri. Konsumsi dalam negeri yang tinggi memang berdampak positif pada ekonomi Indonesia, akan tetapi membutuhkan impor yang tidak sedikit.
"Itu jelas ketergantungan konsumsi dan datangnya dari impor," ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu (19/6).
Dia menjelaskan bahwa naiknya impor karena ada penurunan market share di sektor pangan. Sektor tersebut selalu menjadi topik penting lantaran bahan pangan yang selalu Naik.
Baca juga : Pemerintah akan Perkuat Ekonomi Domestik
"Ya, karena pembiaran penurunan proporsi (market share) dalam kue ekonomi (GDP). Penurunan market share pertanian di GDP, karena pemerintah dari waktu ke waktu terlena dgn peningkatan GDP dan masuk G20, padahal kualitasnya menurun," imbuhnya.
"Topangan domestik ke konsumsi, uang beredar di pasar keuangan, meningkatnya utang pemerintah dan BUMN + korporasi swasta (eksternal debt), tapi tax ratio stagnan," tambah Yanuar.
Dia berharap pemerintah untuk fokus pada reforma agraria. Bagaimanapun ketahanan pangan sangat penting bagi Indonesia di masa depan.
Baca juga : CoRE Beri Catatan Ekonomi Indonesia di Awal Tahun
"Untuk memperbaiki ya harus ada perubahan politik ekonomi, memulai reforma agraria sebagai basis pemulihan industri nasional," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Mei 2024 mencapai 19,40 miliar dolar AS. Nilai ini naik 14,82% dibandingkan April 2024 dengan sektor non-migas menjadi penyumbang terbesar senilai 16,65 miliar dolar AS atau naik 19,70% dibandingkan April 2024.
Ekspor Indonesia juga meningkat sebesar 13,82% secara bulanan (month to month/mtm) menjadi 22,33 miliar dolar AS dibanding bulan April 2024 yang sebesar 19,62 miliar dolar AS.
(Z-9)
TPID telah melakukan pemantauan dan ditemukan ada komoditas yang hargnya masih tinggi.
Walaupun terdapat kendala terkait harga pada bahan pangan namun daya beli masyarakat tetap terkendali.
Penurunan tingkat kemiskinan di wilayah Jakarta sangat dipengaruhi kemampuan daya beli yang meningkat, khususnya kelompok menengah bawah.
Anggota Komisi C DPRD DKI, Esti Arimi Putri menilai jumlah GenZ di Jakarta yang mencapai 7 juta jiwa bisa menggerakan roda perekonomian Jakarta.
Peserta pameran, khususnya UMKM, sangat diuntungkan oleh ajang ini. Banyak di antaranya sukses besar dan bahkan langsung memesan slot untuk tahun berikutnya.
Pemerintah juga melanjutkan pemberian stimulus ekonomi melalui program PEN 2022, dengan alokasi anggaran mencapai Rp455,62 triliun.
Kendati demikian, Pemprov DKI Jakarta mengakui bahwa distribusi bahan pangan sedikit terhambat, karena curah hujan yang tinggi dari daerah pemasok.
Saat ini, pusat perbelanjaan menghadapi tantangan di mana 21 juta konsumen beralih dari belanja offline ke online. Sehingga, dibutuhkan kreativitas untuk membangkitkan pusat perbelanjaan.
Kendati demikian, Pemprov DKI tidak memungkiri bahwa masih terjadi penurunan pasokan pangan hortikultura akibat curah hujan yang cukup tinggi di daerah sentra pada bulan ini.
Meningkatnya tren kejahatan pada bulan Ramadan hingga jelang Lebaran disebabkan oleh adanya peningkatan kebutuhan di masyarakat yang tinggi.
Harga pangan bergizi di Indonesia bahkan mencapai US$4,47 per hari, atau lebih tinggi dibandingkan negara lain, seperti Vietnam US$4 dan Malaysia US$3,5.
Mandiri Sekuritas memproyeksikan angka pertumbuhan PDB Indonesia sekitar 5,1% di 2024 didorong oleh faktor-faktor, seperti konsumsi masyarakat dan inflasi yang didorong pemilu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved