Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PENGAMAT Ekonomi Yanuar Rizki menilai naiknya impor Indonesia di bulan Mei 2024 tidak terlepas dari ketergantungan konsumsi dalam negeri. Konsumsi dalam negeri yang tinggi memang berdampak positif pada ekonomi Indonesia, akan tetapi membutuhkan impor yang tidak sedikit.
"Itu jelas ketergantungan konsumsi dan datangnya dari impor," ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu (19/6).
Dia menjelaskan bahwa naiknya impor karena ada penurunan market share di sektor pangan. Sektor tersebut selalu menjadi topik penting lantaran bahan pangan yang selalu Naik.
Baca juga : Pemerintah akan Perkuat Ekonomi Domestik
"Ya, karena pembiaran penurunan proporsi (market share) dalam kue ekonomi (GDP). Penurunan market share pertanian di GDP, karena pemerintah dari waktu ke waktu terlena dgn peningkatan GDP dan masuk G20, padahal kualitasnya menurun," imbuhnya.
"Topangan domestik ke konsumsi, uang beredar di pasar keuangan, meningkatnya utang pemerintah dan BUMN + korporasi swasta (eksternal debt), tapi tax ratio stagnan," tambah Yanuar.
Dia berharap pemerintah untuk fokus pada reforma agraria. Bagaimanapun ketahanan pangan sangat penting bagi Indonesia di masa depan.
Baca juga : CoRE Beri Catatan Ekonomi Indonesia di Awal Tahun
"Untuk memperbaiki ya harus ada perubahan politik ekonomi, memulai reforma agraria sebagai basis pemulihan industri nasional," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Mei 2024 mencapai 19,40 miliar dolar AS. Nilai ini naik 14,82% dibandingkan April 2024 dengan sektor non-migas menjadi penyumbang terbesar senilai 16,65 miliar dolar AS atau naik 19,70% dibandingkan April 2024.
Ekspor Indonesia juga meningkat sebesar 13,82% secara bulanan (month to month/mtm) menjadi 22,33 miliar dolar AS dibanding bulan April 2024 yang sebesar 19,62 miliar dolar AS.
(Z-9)
Hal itu dapat dibuktikan ditandai dengan perolehan prestasi lewat penghargaaan atas kinerjanya dari tahun 2024 hingga saat ini.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan setidaknya ada empat hal yang harus dilakukan agar pertumbuhan ekonomi bisa sustain sampai dengan akhir tahun.
Rojali dan Rohana merupakan bentuk reaksi alami dari masyarakat yang tengah mengalami pelemahan daya beli.
Di tengah kabar baik turunnya angka kemiskinan nasional, pemerintah kini menghadapi tantangan baru: daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.
PENURUNAN daya beli masyarakat tidak hanya ditunjukkan dengan adanya kalangan 'rojali', atau rombongan jarang beli. Tetapi kini muncul kalangan bernama 'rohana' atau rombongan hanya nanya.
Cek status penerima BSU 2025 Rp600.000 dengan NIK KTP di link resmi Kemnaker & BPJS. Simak panduan lengkap cek bantuan secara online dan jadwal pencairannya.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2025 menjadi sebuah paradoks dari daya beli yang sedang menurun.
"Harapan satu-satunya adalah memberikan booster terhadap daya beli melalui kebijakan yang pro kepada daya beli,”
PEMERINTAH menargetkan mampu melakukan belanja di Desember 2024 sebesar Rp517,85 triliun agar alokasi belanja negara dalam APBN terpenuhi. Itu merupakan selisih realisasi belanja negara
Mesin utama pertumbuhan, yaitu konsumsi masyarakat, tumbuh melambat menjadi 4,91% secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,93%.
KSSK mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2024 bisa mencapai 5,1%. Direktur Celios Nailul Huda pesimistis dengan angka tersebut.
Kondisi konsumsi rumah tangga saat ini dinilai berada dalam guncangan. Itu tergambar dari pertumbuhan kredit multiguna rumah tangga yang melambat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved