Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENGAMAT Pertanian, Syaiful Bahari, menyebut bahwa dampak jangka panjang dari kenaikan harga eceran tertinggi (HET) menandakan bahwa harga beras sudah semakin sulit turun lagi seperti sebelum 2022 lalu.
"Karena kenaikan HET saat ini mencerminkan harga beras akan tetap tinggi," kata Syaiful saat dihubungi pada Senin (20/5).
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah telah memutuskan kenaikan untuk HET beras premium maupun beras medium. Adapun untuk saat ini, HET beras premium berada di angka Rp14.900 per kilogram sedangkan HET untuk beras medium berada di angka Rp12.500 per kilogram.
Baca juga : Bapanas Belum Bisa Pastikan Perpanjangan Relaksasi HET Beras Premium di Ritel Modern
Walaupun HET beras baik premium maupun medium sudah diatur, Syaiful menyayangkan bahwa harga beras di pasar dengan HET pemerintah masih berbeda jauh.
"Terlebih lagi antara harga HET dengan harga pasar berbeda jauh," terang dia.
Walaupun adanya kenaikan HET beras, sambung dia, hal tersebut tidak bisa memastikan kesejahteraan para petani padi.
Baca juga : Kenaikan Harga Beras di Sulawesi Tenggara Tak Berimbas pada Petani
"Apakah petani sejahtera? Tidak juga. Karena dengan biaya produksi yang semakin tinggi maka HPP gabah petani paling rendah Rp5.000 per kilogram," ungkapnya.
Di sisi lain, Syaiful menyebut bahwa apabila harga gabah berada di bawah Rp5.000, petani akan menanggung kerugian.
"Bahkan untuk harga gabah Rp5.000 saja, petani sebenarnya tidak memperoleh keuntungan. Di sini peran pemerintah adalah bagaimana memberikan insentif bagi petani supaya biaya produksi kembali turun. Pemerintah juga jangan hanya sekedar mengurus dintingkat menaikkan HET.
Persoalan hulu produksi pertanian itu juga harus dibenahi agar biaya produksi tidak memberatkan petani. Peran pemerintah adalah melindungi petani dan sekaligus melindungi konsumen," pungkasnya. (Z-6)
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Inspeksi bersama KPPU Kanwil I Medan, Disperindag Sumut dan Bulog menemukan produsen beras premium berhenti beroperasi akibat ketiadaan bahan baku.
Hingga saat ini tidak ditemukan indikasi beras oplosan di wilayah Kabupaten Brebes, dan kondisi tersebut akan terus dijaga.
Petugas gabungan Satgas Pangan di sejumlah daerah di Jawa Tengah terlihat turun dan mendatangi pasar tradisional dan langsung melakukan pengecekan para pedagang dan distributor beras.
kenaikan harga gabah dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium yang tidak berubah mendorong pihak-pihak tertentu untuk melakukan pengoplosan beras
KETUA Umum Asosiasi Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penurunan harga jual beras premium sebesar Rp200 per kilogram.
pemerintah perlu juga menganalisa penyebab terjadinya pelanggaran pengoplosan beras.
PEMERINTAH memberikan ultimatum tegas kepada para pengusaha beras agar segera mematuhi regulasi yang berlaku, khususnya terkait mutu, harga, dan kesesuaian informasi pada kemasan produk.
Namun setelah ditelisik, kenaikan harga tersebut merupakan angka yang digabung dengan ongkos kirim pesanan konsumen.
Bupati Agam menyoroti maraknya keluhan petani soal harga pupuk subsidi yang dijual di atas HET.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved