Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
KETUA Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menyatakan pemerintah perlu juga menganalisa penyebab terjadinya pelanggaran pengoplosan beras. Sutarto juga menyebutkan pengoplosan beras ini dilakukan atas faktor kesengajaan.
"Mungkin kita semua supaya memiliki pemahaman yang sama tentang beras oplosan . Sepertinya masyarakat pemahaman tentang beras oplosan adalah beras yang tidak sesuai dengan ketentuan dengan apa yang tercantum pada kemasan. Kalau ini terjadi adalah merupakan akibat kesengajaan atau ketidaksengajaan. Kalau berdasarkan informasi yang ada nampaknya cenderung adanya kesengajaan," ucap Sutarto saat dihubungi, Rabu (16/7).
Sutarto menjelaskan, pelanggaran tersebut terjadi karena beberapa akar masalah. Pertama, harga pokok penjualan (HPP) gabah yang dinaikkan dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 semua kualitas (any quality) tanpa diikuti perubahan harga eceran tertinggi (HET) beras.
"Selain itu, produksi gabah sedang pada posisi turun (musiman) dan stok gabah/ beras di masyarakat khususnya di pelaku bisnis beras sangat sedikit, dan kondisi ini dimanfaatkan oleh middleman menjual gabah dengan harga mahal. Di lain pihak penggilingan pada dasarnya harus tetap beroperasi karena menanggung bunga hutang / kredit bank yang harus dibayar dan tidak ingin memberhentikan karyawannya. Saat seperti ini seyogyanya pemerintah berhenti membeli untuk stok dan justru seyogyanya melakukan intervensi pasar melalui penyaluran SPHP," beber Surtarto.
Kendati demikian, Sutarto menegaskan bahwa Perpadi akan terus mendukung pemerintah dalam melakukan berbagai pengawasan mengenai beras. Di samping itu, ia menyampaikan bahwa Perpadi selalu menghimbau untuk anggotanya agar tidak melakukan kecurangan seperti pengoplosan beras. (Fal/M-3)
MENTERI Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengingatkan seluruh pihak agar jangan bermain-main dengan komoditas pangan yang disubsidi oleh pemerintah.
Diduga Langgar Mutu, Pemprov DKI Sebut Beras Subsidi Food Station Sudah Diuji
FORUM Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) menyampaikan keluhan soal kelangkaan beras premium di ritel modern. Ketua FKBI Tulus Abadi menyebut kelangkaan akibat kasus beras oplosan
DINAS Pangan dan Pertanian Kabupaten Karimun menemukan beras tak layak konsumsi beredar di sejumlah toko dan swalayan.
Hingga pertengahan Agustus ini, hasil panenan gabah petani dihargai kisara Rp7450 - Rp7850/kg oleh pengusaha besar.
Pabrik besar cenderung membeli gabah dengan harga lebih tinggi, Rp6.700–Rp7.000 per kilogram, dibanding pabrik kecil yang membeli sekitar Rp6.500.
Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang mengeluhkan penurunan penjualan antara 20%-50% sejak isu beras oplosan mencuat di publik.
ANGGOTA Ombudsman Republik Indonesia (RI), Yeka Hendra Fatika, menegaskan bahwa pencampuran (mixing) varietas beras merupakan praktik yang lumrah dilakukan di dunia perberasan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved