Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Keunikan dan Kritik Terhadap Model Stock to Flow dalam Menilai Aset Kripto

Basuki Eka Purnama
18/5/2024 06:25
Keunikan dan Kritik Terhadap Model Stock to Flow dalam Menilai Aset Kripto
Ilustrasi(AFP/DALE DE LA REY)

MODEL Stock to Flow (SF), yang sering digunakan untuk mengukur kelangkaan komoditas seperti emas dan perak, kini, juga menjadi populer dalam menilai aset kripto, khususnya Bitcoin. Menurut Tim Pintu Academy, model ini membantu investor memahami nilai intrinsik Bitcoin berdasarkan kelangkaannya.

"Model Stock to Flow menyoroti betapa langkanya Bitcoin dibandingkan dengan emas, berkat pengurangan separuh jumlah Bitcoin baru setiap empat tahun, yang dikenal sebagai halving," jelas Tim Pintu Academy.

Dengan menggunakan model ini, pada 2020, rasio Stock to Flow Bitcoin mencapai angka 50, meningkat dari 25 pada 2017, dan diperkirakan akan mencapai 121 pada 2024. 

Baca juga : Transaksi Kripto di Indonesia Meningkat Tunjukkan Potensi Pasar

Hal itu menunjukkan Bitcoin akan menjadi lebih langka dari emas, yang saat ini memegang rasio SF 59, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah emas yang sama dengan total emas yang sudah ditambang.

Namun, Tim Pintu Academy juga menyoroti beberapa kritik terhadap model Stock to Flow. Model ini sering dikritik karena hanya memfokuskan pada kelangkaan sebagai faktor penentu harga, mengabaikan variabel lain yang juga mempengaruhi harga di pasar.

Selain itu, tingginya volatilitas Bitcoin membuat model ini kurang dapat diandalkan dalam beberapa skenario. Bitcoin memiliki volatilitas yang tinggi, yang membuat prediksi harganya menjadi lebih sulit. 

Baca juga : Pasar Koreksi, Peluang Borong Bitcoin di Harga Rendah 

Meskipun Stock to Flow bisa memberikan gambaran umum, investor harus mempertimbangkan lebih banyak variabel ketika membuat keputusan investasi.

Tim Pintu Academy menekankan pentingnya menggunakan berbagai metode analisis sebelum melakukan investasi di aset kripto. Investor harus melakukan analisis yang komprehensif, yang tidak hanya melibatkan model Stock to Flow tetapi juga analisis teknikal, fundamental, dan memperhatikan dinamika pasar saat ini. 

Penerapan model Stock to Flow di dunia kripto tentu membawa perspektif baru dalam analisis investasi, namun penggunaannya harus disertai dengan pendekatan yang hati-hati dan diversifikasi strategi untuk mengoptimalkan hasil investasi dalam jangka panjang. (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya