Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
LITERASI tentang uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currencies (CBDC) masih sangat minim di Indonesia. CBDC sangat mungkin menjadi opsi baru menjadi alat bayar yang sah melengkapi uang kartal dan uang giral di masa mendatang.
CBDC merupakan suatu produk keuangan digital yang diterbitkan dan peredarannya dikendalikan oleh bank sentral di suatu negara serta digunakan sebagai alat pembayaran yang sah sebagaimana uang kartal. CBDC menggunakan private blockchain. Identitas pengguna CBDC terikat dengan akun bank miliknya berfungsi sebagaimana alat pembayaran berupa koin dan uang kertas. Pasokan dan jaringannya di bawah kendali bank sentral.
Hal itu terungkap dalam dalam konferensi internasional untuk meningkatkan literasi itu di Jakarta, Selasa (14/5). Ajang itu digelar Bank Indonesia (BI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), berkolaborasi dengan SW Indonesia.
Baca juga : BI: Bitcoin Tidak Boleh Jadi Alat Pembayaran Sah di Indonesia
Kolaborasi itu dipandang penting dalam meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam mewujudkan transaksi dan investasi yang efisien serta memiliki rendah risiko. "Konferensi internasional ini bertujuan meningkatkan literasi tentang uang digital bank sentral atau CBDC. Ketika lanskap alat pembayaran memiliki opsi digital, masyarakat kita sudah lebih siap bersama BI sebagai bank sentral kebanggaan kita," kata Michell Suharli, CEO SW Indonesia.
Konferensi diwarnai diskusi menarik yang mengeksplorasi perkembangan jaringan digital dan teknologi informasi telah menciptakan ruang teknologi untuk melakukan transaksi digital. Ini secara ekstrem dapat mengubah sistem pembayaran tradisional dengan uang kartal dan giral. Poin-poin diskusi utama meliputi CBDC vs Cryptocurrency, Government and Financial Services Perspectives, dan CBDC Infrastructure and Technological Requirements.
Para panelis dan pembicara mencoba untuk menavigasi kesempatan atau peluang dan risiko-risiko yang terjadi pada CBDC. BI merupakan bank sentral yang memiliki salah satu fungsi untuk mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran. Director of Payment Systems Policy Bank Indonesia Ryan Rizaldy memaparkan pengertian CBDC, hal-hal yang membedakannya dengan dengan cryptocurrencies, dan garis besar dari proyek terkait. Presentasi itu disambut melalui uraian para panel ahli yang mengeksplorasi lanskap CBDC mulai dari manfaat potensial hingga tantangan yang timbul.
Baca juga : Tambahan Uang Beredar pada Ramadan dan Lebaran Berpotensi Tembus Rp170 Triliun
Konferensi internasional itu terbagi dalam dua sesi. Konferensi ini diawali sambutan dari Direktur ICAEW for China dan South East Asia, Elaine Hong FCA dan Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Ardan Adiperdana.
Sesi pertama menghadirkan tiga panelis yaitu Ryan Rizaldy (Director of Payment Systems Policy, Bank Indonesia), Peter Brewin FCA (Partner PwC Hongkong), Tigran Adiwirya (Co-CEO D3 Labs), dengan moderator Dede Rusli, anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI. Kemudian sesi kedua menghadirkan presentasi dari Nikhil Joshi (Chief Operating Officer, Emurgo) yang dimoderatori oleh Thomas H. Gunawan (Managing Partner SW Digital Solution).
Topik konferensi internasional hari ini diharapkan menjadi pelopor forum-forum sejenis pada masa mendatang. Demikian diungkapkan oleh Chairman SW Indonesia, Ahmadi Hadibroto, yang pernah menjadi Ketua IAI dan anggota Dewan International Federation of Accountants (IFAC).
Selain itu, konferensi internasional ini memberikan insight serta ide para praktisi di profesi keuangan mengenai cara aset digital akan merevolusi industri keuangan. Beberapa peserta konferensi yang dimintakan pendapat merasa memperoleh manfaat besar dan masukan berharga, khususnya mengenai masa depan profesi keuangan, dengan mempertimbangkan kekuatan transformatif blockchain dan aset digital dalam membentuk kembali lanskap keuangan. (Z-2)
PAKAR Hukum Pidana UMY, M. Endriyo Susila mengatakan penegakan hukum di Indonesia khususnya pemberantasan korupsi, sedang mengalami kemerosotan. Vonis Tom Lembong
Anak biasanya mendapatkan THR dengan jumlah yang cukup banyak. Ini salah satu kesempatan untuk lebih mengajarkan ke anak tentang pengelolaan keuangan
Sepanjang periode Ramadan hingga Idul Fitri tahun ini, nasabah dapat melakukan penukaran uang tunai sesuai ketersediaan masing-masing cabang di seluruh Indonesia.
Semakin banyak aplikasi penghasil uang yang menawarkan berbagai peluang untuk mendapatkan tambahan penghasilan secara mudah dan fleksibel pada 2025 ini.
Uang kertas Rp50.000 Indonesia berhasil meraih peringkat ke-2 dalam kategori World's Most Secure Currencies: The Hardest Banknotes to Counterfeit.
Penghargaan ini mencerminkan keberhasilan Peruri dalam mengadopsi teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanannya.
PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) atau Sspace terus merealisasikan ekspansi bisnis ke segmen event and exhibition. Itu dilakukan melalui tranformasi Sspace Musik dari TV Kereta ke ruang publik.
Ketua IBLAM School of Law, Prof Angkasa menegaskan bahwa pendidikan hukum tidak bisa stagnan di tengah era yang bergerak cepat.
Tidak hanya memberikan training, Coding Camp juga akan mendukung penyerapan kerja para lulusan melalui Event Bursa Kerja daring.
Dengan mengangkat tema “Empowering Learning through Innovation with AI, Data & Gamification,” MoodleMoot Indonesia 2025 menyoroti urgensi adaptasi teknologi dalam pembelajaran digital.
Di zaman sekarang, keuangan pribadi nggak lagi sesederhana simpan uang di bawah bantal atau buka rekening di bank.
UNIVERSITAS Siber Asia (UNSIA) masuk sebagai 100 besar universitas terdepan dalam bidang inovasi di dunia dalam daftar The World University Rankings for Innovation (WURI) 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved