Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2024 diproyeksikan mengalami surplus senilai US$1,57 miliar. Nilai tersebut lebih besar US$0,87 miliar dari realisasi bulan sebelumnya namun lebih rendah dari capaian Maret 2023 yang mencatatkan surplus US$2,91 miliar.
"Neraca perdagangan pada Maret 2024 diperkirakan masih surplus, meski lebih kecil dibandingkan Maret 2023," ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melalui keterangan tertulis, Minggu (21/4).
Dia menambahkan, prakiraan nilai surplus dagang Maret yang lebih besar dari Februari 2024 sejalan dengan normalisasi aktivitas impor pascaperiode Ramadan dan Idul Fitri 2024.
Baca juga : Tren Penyusutan Surplus Dagang Diprediksi Berlanjut
Dari prakiraan surplus dagang di bulan ketiga tahun ini, kata Andry, kinerja ekspor masih berpotensi melanjutkan tren penurunan. Hal itu imbas melemahnya permintaan, utamanya dari negara mitra dagang akibat kondisi global yang masih dalam ketidakpastian.
Pada Maret 2024, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan mengalami kontraksi atau tumbuh minus 9,63% secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan tersebut lebih dalam dari yang terjadi di Februari 2024 yaitu minus 9,45% (yoy).
"Kinerja perdagangan masih lemah pada bulan Maret 2024, seiring dengan stagnannya permintaan akibat lemahnya perekonomian global," kata Andry.
Baca juga : Neraca Perdagangan RI Surplus Selama 27 Bulan
Dari catatannya, pada Maret 2024, harga batu bara sedikit mengalami kenaikan akibat meningkatnya permintaan kebutuhan listrik di India, meskipun permintaan dari Tiongkok masih stagnan.
Sedangkan permintaan minyak sawit mentah (CPO) pada Maret 2024 diperkirakan mengalami peningkatan dari India, Afrika, dan Asia, kecuali Tiongkok.
Adapun ekspor nikel dan turunannya juga terus menunjukkan pelemahan permintaan dan kelebihan pasokan sehingga berdampak pada pelemahan harga.
Baca juga : Libatkan UMKM, Penjualan Hampers Ramadan Rumah BUMN SIG di Rembang Melonjak
Sementara itu, impor diperkirakan akan kembali normal setelah tingginya periode impor menjelang lebaran, baik impor minyak mentah maupun barang nonmigas seperti barang konsumsi dan barang modal.
Kinerja impor diperkirakan tumbuh minus 4,86% (yoy), jauh melemah dari realisasi Februari 2024 yang tercatat tumbuh positif 15,48% (yoy).
Diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis secara resmi angka realisasi neraca perdagangan Maret 2024 pada Senin (22/4)
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2025 sebesar US$4,30 miliar.
Dengan konsumsi masyarakat Kabupaten Mukomuko, lanjut dia, yang hanya 20 ribu ton per tahun, maka terdapat surplus sekitar 20 ribu ton beras.
Realisasi pendapatan negara per April 2025 mencapai Rp810,5 triliun atau setara 27% dari target APBN 2025.
KUASA Hukum Tom Lembong, Zaid Mushafi menilai kebijakan impor raw sugar alias gula kristal mentah yang kala itu diterbitkan oleh Tom Lembong bukan sebuah masalah.
Kinerja ekspor nonmigas mendominasi dengan 98,34% dari total perdagangan luar negeri, pada Januari 2025.
Neraca perdagangan barang Indonesia pada September 2024 mengalami surplus US$3,26 miliar. Nilai surplus tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat US$2,78 miliar.
Pelaku usaha mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mempermudah perizinan impor dengan menghapus kebijakan kuota.
Industri tekstil nasional tengah mengalami tekanan berat disebabkan massifnya impor produk jadi dari Tiongkok sehingga mengganggu daya saing industri.
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Kebijakan tarif tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 dan menjadi salah satu tarif terendah yang diberikan AS untuk negara di kawasan Asia Tenggara.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Mendag Budi Santoso menyatakan belum melihat adanya indikasi kekhawatiran akan banjir impor pasca-pengaturan deregulasi dan relaksasi kebijakan impor
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved