Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2024 diproyeksikan mengalami surplus senilai US$1,57 miliar. Nilai tersebut lebih besar US$0,87 miliar dari realisasi bulan sebelumnya namun lebih rendah dari capaian Maret 2023 yang mencatatkan surplus US$2,91 miliar.
"Neraca perdagangan pada Maret 2024 diperkirakan masih surplus, meski lebih kecil dibandingkan Maret 2023," ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melalui keterangan tertulis, Minggu (21/4).
Dia menambahkan, prakiraan nilai surplus dagang Maret yang lebih besar dari Februari 2024 sejalan dengan normalisasi aktivitas impor pascaperiode Ramadan dan Idul Fitri 2024.
Baca juga : Tren Penyusutan Surplus Dagang Diprediksi Berlanjut
Dari prakiraan surplus dagang di bulan ketiga tahun ini, kata Andry, kinerja ekspor masih berpotensi melanjutkan tren penurunan. Hal itu imbas melemahnya permintaan, utamanya dari negara mitra dagang akibat kondisi global yang masih dalam ketidakpastian.
Pada Maret 2024, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan mengalami kontraksi atau tumbuh minus 9,63% secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan tersebut lebih dalam dari yang terjadi di Februari 2024 yaitu minus 9,45% (yoy).
"Kinerja perdagangan masih lemah pada bulan Maret 2024, seiring dengan stagnannya permintaan akibat lemahnya perekonomian global," kata Andry.
Baca juga : Neraca Perdagangan RI Surplus Selama 27 Bulan
Dari catatannya, pada Maret 2024, harga batu bara sedikit mengalami kenaikan akibat meningkatnya permintaan kebutuhan listrik di India, meskipun permintaan dari Tiongkok masih stagnan.
Sedangkan permintaan minyak sawit mentah (CPO) pada Maret 2024 diperkirakan mengalami peningkatan dari India, Afrika, dan Asia, kecuali Tiongkok.
Adapun ekspor nikel dan turunannya juga terus menunjukkan pelemahan permintaan dan kelebihan pasokan sehingga berdampak pada pelemahan harga.
Baca juga : Libatkan UMKM, Penjualan Hampers Ramadan Rumah BUMN SIG di Rembang Melonjak
Sementara itu, impor diperkirakan akan kembali normal setelah tingginya periode impor menjelang lebaran, baik impor minyak mentah maupun barang nonmigas seperti barang konsumsi dan barang modal.
Kinerja impor diperkirakan tumbuh minus 4,86% (yoy), jauh melemah dari realisasi Februari 2024 yang tercatat tumbuh positif 15,48% (yoy).
Diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis secara resmi angka realisasi neraca perdagangan Maret 2024 pada Senin (22/4)
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (12/8) ditutup melemah di tengah pasar mengantisipasi rilis data neraca perdagangan Indonesia untuk Juli 2024.
PROVINSI Sulawesi Selatan tidak membutuhkan ada beras impor karena Sulsel surplus dan mensuplai ke beberapa provinsi lain
GUBERNUR Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan Provinsi Jateng tak perlu menerima beras impor dari pusat. Pasalnya, Jateng merupakan penghasil beras yang besar.
Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru mengklaim provinsi tersebut setiap tahun selalu dalam kondisi surplus beras.
Sumatra Barat (Sumbar) tak berdampak fenomena El Nino dari sisi pangan. Bahkan Sumbar, yang dikenal penghasil beras premium, mengalami surplus beras 20-30 ton per bulan.
Kinerja ekspor nonmigas mendominasi dengan 98,34% dari total perdagangan luar negeri, pada Januari 2025.
Benarkah hukum masih dijadikan alat pemukul dan sarana penindas? Betulkah ada yang meng-order Kejagung untuk menerungku Tom?
Jika nilai tukar dolar AS terus meningkat, perajin tahu harus mencari strategi agar produksi tidak terhenti.
Citroën merupakan merek pertama dan satu-satunya di Indonesia yang saat ini memperoleh persetujuan keikutsertaan program BEV dan fasilitas impor
PULUHAN ribu ton garam rakyat di Cirebon, Jawa Barat, saat ini hanya menumpuk di tempat penyimpanan.
DUA negara superpower, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, kini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang amat berat.
MEMASUKI usia ke-79 setelah merdeka, ada banyak tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved