Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DEPUTI Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menjelaskan terkait pelemahan rupiah yang terus berlangsung merupakan efek akumulasi gerak pasar dari dinamika global, setelah seminggu kemarin pasar uang Indonesia dalam periode libur HKBN Idul Fitri 1445 H.
Dia katakan pelemahan nilai tukar yang terjadi berasal dari tekanan ekonomi yang terjadi di global, yang sedang penuh ketidakpastian.
Pertama dari Amerika Serikat (AS) dengan data-data ekonominya yang menunjukkan sangat kuat, sehingga menimbulkan ekspektasi tingkat suku bunga Fed Fund Rate yang akan tetap berada di ketinggian dalam waktu yang lebih lama atau higher for longer.
Baca juga : Rupiah Menguat setelah BI Tahan Suku Bunga Acuan
Ini mengakibatkan indeks dolar AS DXY meroket, juga dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS atau yiel US Treasury. Imbal hasil obligasi AS / US Treasury 2y naik hingga 4,98%, sama seperti tahun lalu yang berhasil menyentuh di atas 5%. Begitupun dengan imbal hasil US Treasury 10y yang kembali naik hingga 4,66%.
"Jadi lebih ke global. Sedangkan untuk domestik, Indonesia tidak ada masalah. Semua (indikator ekonomi) baik-baik saja. Inflasi di dalam kendali. Kemarin lebaran, aktivitas konsumsi masyarakat juga bagus. Sehingga shocked dari global yang tidak hanya berdampak ke Indonesia, seluruh mata uang juga terimbas," kata Destry, di Istana, Rabu (17/4).
Bank Indonesia dan pasar, kata Destry, melihat hal ini seperti temporary shocked dan melakukan penyesuaian. Dalam kondisi ini Bank Indonesia menunjukkan kehadirannya di pasar, mengintervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar tidak semakin melemah.
Baca juga : The Fed Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi. Prediksi Nilai Tukar Rupiah?
"Kami meyakinkan di market bahwa kami bersama-sama dengan pasar dan pelaku akan terus menjaga stabilitas dari rupiah," kata Destry.
BI memiliki beberapa instrumen keuangan, seperti triple intervention, yaitu intervensi yang dilakukan BI pada Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), pasar spot, sampai ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Di sisi lain Bank Indonesia juga melihat tekanan pada tingkat imbal hasil surat utang yang tinggi, sehingga Bank Indonesia akan mengukur secara berkala (timely), akan seberapa jauh kupon imbal hasil SBN merangkak naik, untuk kemudian BI masuk mengintervensi.
Baca juga : Penundaan Pemangkasan Suku Bunga AS akan Picu Penguatan Dolar AS
"Untuk spot dan DNDF, BI akan selalu ada di market," kata Destry.
BI juga mengintervensi kestabilan rupiah dengan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), untuk menarik inflow modal asing yang masuk. BI berharap dengan tingkat yield yang tentu menyesuaikan lebih atraktif, inflow arus modal asing juga akan bisa masuk.
"Instrumen lainnya juga yang kaitannya dengan FX swap. Jadi mereka yang punya dolar AS, ditukar ke rupiah, mereka bisa melakukan itu ke BI dengan rates (kurs) yang menarik. Jadi kami akan optimalkan semua kebijakan, instrumen yang kami miliki, bukan hanya untuk menimbulkan keyakinan dari market, tapi juga bagaimana BI bisa menarik inflow. Fokus BI pada stabilitas," kata Destry. (Try/Z-7)
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, menguat sebesar 98 poin atau 0,60% menjadi Rp16.256 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.354 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025, menguat sebesar 111 poin atau 0,67% menjadi Rp16.381 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.492 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 23 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 58 poin atau 0,35% menjadi Rp16.455 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.397 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibula melemah sebesar 39 poin atau 0,24% menjadi Rp16.352 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 18 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 13 poin atau 0,08% menjadi Rp16.303 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.290 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved