Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Pemerintah Banyak Utang, Cadangan Devisa Indonesia Anjlok

Insi Nantika Jelita
07/8/2025 11:15
Pemerintah Banyak Utang, Cadangan Devisa Indonesia Anjlok
Ilustrasi(Antara)

Cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Juli 2025 tercatat sebesar US$152 miliar atau sekitar Rp2.482 triliun. Angka tersebut anjlok dari posisi akhir Juni 2025 yang mencapai US$152,6 miliar atau senilai Rp2.492 triliun. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan penyebab utama penyusutan cadangan devisa adalah karena kewajiban pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Mengutip data Bank Indonesia, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai US$435,6 miliar atau setara Rp7.106 triliun pada Mei 2025.

"Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi," ujar Denny dalam keterangan resmi, Kamis (7/8).

Lebih lanjut, Denny menuturkan posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal.

"Serta, menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ungkapnya.

Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa akan terus memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

Denny menambahkan pihaknya juga akan terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (E-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya