Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Saham Superdry Anjlok karena CEO Abaikan Pengambilalihan

Wisnu Arto Subari
03/4/2024 11:31
Saham Superdry Anjlok karena CEO Abaikan Pengambilalihan
Logo jaringan pengecer pakaian Inggris Superdry dipajang di bagian depan suatu toko, Brussels, Belgia, pada 8 Februari 2018.(AFP/Emmanuel Dunand.)

SAHAM merek pakaian Inggris yang bermasalah, Superdry, merosot pada Selasa (2/4). Ini setelah kepala eksekutifnya mengesampingkan pengambilalihan perusahaan yang bermasalah tersebut.

Superdry sebelumnya menyatakan pada Februari bahwa salah satu pendiri dan CEO Julian Dunkerton sedang menjajaki kemungkinan untuk mengajukan penawaran itu, sehingga harga sahamnya melonjak pada saat itu. Namun, sahamnya anjlok lebih dari 50% menjadi 14,14 pence dalam transaksi sore di London pada Selasa setelah Dunkerton mengindikasikan bahwa dia telah memutuskan untuk tidak melakukan tindakan tersebut.

"Perusahaan mencatat pengumuman dari Julian Dunkerton bahwa dia tidak bermaksud mengajukan penawaran untuk Superdry," kata perusahaan itu dalam suatu pernyataan setelah diskusi. Grup tersebut dan Dunkerton, "Bersama-sama menyimpulkan bahwa tawaran pengambilalihan tidak mungkin memberikan hasil bagi pemegang saham."

Baca juga : Sempat Naik, Bursa Saham Inggris Kembali Merosot

Dunkerton masih berbicara dengan perusahaan tersebut mengenai metode dukungan keuangan lain, tambahnya, termasuk kemungkinan penjaminan kenaikan ekuitas. Harga saham rantai tersebut telah merosot lebih dari 90% selama lima tahun terakhir.

"Dunkerton telah menarik upayanya untuk mengambil alih ritel bermasalah tersebut menjadi perusahaan privat. Ini berarti Superdry sekarang menghadapi kemungkinan harus melakukan penggalangan dana dengan potongan harga besar agar tetap bertahan," kata direktur investasi AJ Bell Russ Mould.

"Investor kini tampaknya membuang sahamnya untuk mendapatkan kembali apa pun yang mereka bisa, bahkan jika itu berarti kerugian besar. Dengan tidak adanya orang lain yang ikut campur dan mencoba membeli bisnis tersebut, kita mungkin bisa mengucapkan selamat tinggal pada Superdry sebagai entitas terdaftar."

Kelompok ini telah mengungkapkan pada Januari bahwa penjualan telah merosot hampir 25% dalam enam bulan hingga Oktober dibandingkan tahun sebelumnya. Mereka menyalahkan lingkungan ritel yang menantang. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya