Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ledakan di Smelter di Morowali, DPR Minta Pabrik Smelter asal Tiongkok Diaudit Menyeluruh

Insi Nantika Jelita
24/12/2023 16:56
Ledakan di Smelter di Morowali, DPR Minta Pabrik Smelter asal Tiongkok Diaudit Menyeluruh
Kebakaran pabrik smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah(MI/Mitha Meinansi)

ANGGOTA Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah melalui Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan audit menyeluruh terhadap proyek pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel asal Tiongkok yang beroperasi di Indonesia. 

Hal itu lantaran proyek tersebut kerap menimbulkan kecelakaan kerja.

Teranyar, terjadi ledakan tungku di pabrik smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12). Sebanyak 13 pekerja dinyatakan tewas akibat kecelakaan tersebut. ITTS merupakan anak usaha Tsingshan Group, perusahaan asal Tiongkok.

Baca juga : Smelter Morowali Meledak Lagi, DPR: Pemerintah Lamban Mengaudit

"Pemerintah harus mengaudit semua smelter asal Tiongkok secara ketat karena sering terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa," ujar Mulyanto dalam keterangan resminya.

Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan proses audit harus dilakukan secara profesional, objektif dan menyeluruh terhadap aspek keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di proyek smelter dalam negeri.

Sudah menjadi rahasia umum, ungkap Mulyanto, smelter nikel di Indonesia dikuasai Tiongkok dan sebagian besar alat kerja di smelter-smelter nikel diimpor dari Negeri Tirai Bambu itu.

Baca juga : Negara Harus Hadir Kuatkan Implementasi K3 di Perusahaan Berisiko Pekerja

"Karena itu, kita perlu tahu kualitas barang yang selama ini dipakai untuk menunjang operasional smelter. Jangan-jangan barang dan suku cadang yang dipakai tidak memenuhi syarat yang ditentukan," tudingnya.

Mulyanto mengaku prihatin atas kecelakaan kerja di smelter milik ITSS yang menyebabkan 38 pekerja mengalami luka berat dan luka ringan dan 13 pekerja meninggal dunia.

"Saya prihatin karena ini ledakan terbesar dalam sejarah pengoperasian smelter milik perusahaan Tiongkok di Indonesia," ucapnya.

Baca juga : Korban Jiwa Ledakan Smelter di Morowali Menjadi 20 Orang

Mulyanto menyebut peristiwa tersebut harus menjadi pelajaran berharga dan menjadi momentum untuk mengevaluasi pengawasan proyek smelter dari Tiongkok di Tanah Air. Pemerintah diminta bertanggung-jawab untuk mengusut tuntas kasus ini untuk mengetahui penyebab dari ledakan smelter tersebut.

"Pemerintah agar sungguh-sungguh untuk menindaklanjuti kasus ini dan harus mencari tahu akar masalah untuk mencegah kejadian seperti ini terulang di masa depan," tutupnya. (Z-5)

Baca juga : DPR Minta Audit Seluruh Smelter Secara Profesional, Objektif, dan Menyeluruh



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya