Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Inflasi AS Naik Secara Bulanan, Investor Kecewa

Fetry Wuryasti
13/12/2023 15:59
Inflasi AS Naik Secara Bulanan, Investor Kecewa
Tren Inflasi AS selama beberapa dekade.(AFP)

DATA inflasi  Amerika Serikat yang rilis sebelum pertemuan The Fed, membuka mata pelaku pasar dan investor, bahwa tak mudah inflasi untuk bisa turun.

Inflasi AS secara bulanan (MoM) naik dari 0% menjadi 0,1%, meski secara tahunan (YoY) turun dari 3,2% menjadi 3,1%.

"Yang membuat pelaku pasar dan investor kecewa adalah inflasi inti AS tidak berubah di level 4%. Hal ini menggambarkan inflasi masih belum terkendali, dan merusak ekspektasi penurunan tingkat suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve pada Maret 2024," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu (13/12).

Baca juga : Inflasi AS Turun Tipis pada November, Tekanan masih Ada

Untuk kedua kalinya, probabilitas penurunan tingkat suku bunga Fed Rate pada bulan Maret turun, sehingga menjadi 39,7% saat ini. Sejauh ini sebagian besar variabel telah turun dari level tertingginya. 

Harus diakui bahwa pasar tenaga kerja AS masih sangat kuat, sehingga terus memberikan daya beli yang lebih besar kepada konsumen untuk belanja.

Baca juga : Investor Cermati Data Inflasi AS, Rapat Petinggi Tiongkok, dan Pertemuan BoJ

Inflasi inti AS secara bulanan (MoM) justru naik dari 0,2% menjadi 0,3%,. Tidak termasuk harga mobil bekas, harga barang inti sebetulnya turun hingga 0,6%, sehingga memberikan tekanan 10 basis poin terhadap inflasi secara umum.

Tempat tinggal masih tetap menjadi pendorong utama untuk inflasi umum, dan memberikan kontribusi sebesar 16 basis poin terhadap pertumbuhan inflasi bulanan.

 

Sektor energi sumbang 16 bps terhadap inflasi AS

Sektor energi, sejauh ini memberikan penurunan sebesar 16 basis poin terhadap inflasi AS. Penurunan harga minyak global telah menyebabkan harga bensin turun hingga 6%. Bensin memberikan kontribusi lebih dari 21 basis poin terhadap inflasi umum AS.

"Sejauh ini bila diperhatikan, penurunan inflasi inti mulai berpeluang terjadi meski masih butuh proses yang jauh lebih lama," kata Nico.

Sama seperti yang disampaikan oleh Powell, bahwa inflasi inti mulai berada di area penurunan, yang dalam kurun waktu 6 bulan, telah turun di bawah 3% untuk pertama kalinya sejak awal tahun 2021. Namun ketika berbicara target inflasi menuju 2%, saat ini jaraknya masih terpaut cukup jauh.

"Sehingga rasanya terlalu dini untuk membahas mengenai penurunan tingkat suku bunga Fed Rate pada bulan Maret 2024., namun kembali semua itu tergantung dengan data yang masuk nanti," kata Nico.

Saat ini The Fed juga mencari celah dalam pasar tenaga kerja, agar dapat mengendalikan permintaan di seluruh aspek yang ada. Karena data ketenagakerjaan AS begitu kuat, yang akan membuat inflasi justru bertahan lebih lama.

Semua akan kembali kepada pernyataan The Fed bahwa tingkat suku bunga akan berada di level yang tinggi untuk waktu yang cukup lama dan untuk jangan terlena dengan persepsi dan ekspektasi yang ada, karena inflasi belum terkendali.

"Hari ini pelaku pasar dan investor mungkin akan wait and see dengan situasi dan kondisi yang ada, sembari menantikan pertemuan The Fed nanti hari ini waktu setempat," kata Nico. (Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik