Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Gelombang Dukungan Dunia untuk Palestina Semakin Besar, AS dan Israel Kian Terisolasi

Ferdian Ananda Majni
12/8/2025 14:21
Gelombang Dukungan Dunia untuk Palestina Semakin Besar, AS dan Israel Kian Terisolasi
Mural mendukung Palestina di Jakarta.(Dok. MI/Usman Iskandar)

GELOMBANG dukungan internasional untuk pengakuan negara Palestina terus bertambah, dengan lebih dari 145 negara kini menyuarakan komitmen mereka. Akibatnya, Israel dan penyokongnya, Amerika Serikat (AS) semakin tersudut dan terisolasi.

Sebagian besar pengakuan kedaulatan Palestina ini terjadi sejak 1988, menyusul deklarasi negara oleh Dewan Nasional Palestina (PNC). Gelombang berikutnya datang pada dekade 1990-an, 2000-an hingga 2010-an, terutama dari negara-negara non-Barat.

Dalam perkembangan terbaru, Australia, Portugal, Kanada, dan Malta menyatakan rencana bergabung dengan Inggris dan Prancis untuk mengakui negara Palestina.

Pada musim semi 2024, sejumlah negara Eropa dan Karibia seperti Barbados, Irlandia, Jamaika, Norwegia, dan Spanyol telah lebih dulu memberikan pengakuan.

Saat itu, Perdana Menteri Irlandia Simon Harris menyerukan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mendengarkan dunia dan menghentikan krisis kemanusiaan di Gaza.

Australia, Kanada, dan Prancis dijadwalkan mengumumkan pengakuan resmi mereka atas kedaulatan Palestina pada sidang Majelis Umum PBB bulan September. Inggris sendiri menyatakan bersedia memberikan pengakuan jika Israel memenuhi syarat, termasuk menyetujui gencatan senjata di Gaza.

Langkah ini membuat Amerika Serikat (AS) semakin terpisah dari sejumlah sekutu dekatnya dalam isu Israel, khususnya terkait operasi militer dan pembatasan bantuan kemanusiaan.

Pemerintah Israel melalui Kementerian Luar Negeri menolak pengakuan tersebut, menyebutnya sebagai hadiah bagi Hamas yang dinilai merusak upaya mencapai gencatan senjata. Presiden AS Donald Trump juga menentang seruan tersebut.

Situasi ini berlangsung di tengah meningkatnya kecaman global atas krisis kelaparan di Gaza, yang dipicu oleh blokade bantuan kemanusiaan Israel. Kondisi tersebut telah dikecam oleh berbagai badan PBB dan organisasi kemanusiaan internasional. (Cnn/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya