Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Selandia Baru Putuskan Pengakuan Negara Palestina pada September

Ferdian Ananda Majni
12/8/2025 14:54
Selandia Baru Putuskan Pengakuan Negara Palestina pada September
Ilustrasi.(Freepik)

MENTERI Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengumumkan bahwa kabinet akan menentukan sikap resmi terkait pengakuan negara Palestina pada September mendatang.

"Beberapa mitra dekat Selandia Baru telah memilih untuk mengakui negara Palestina dan beberapa belum," ujarnya dalam pernyataan resmi seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (12/8).

"Pada akhirnya, Selandia Baru memiliki kebijakan luar negeri yang independen. Mengenai isu ini, kami bermaksud untuk mempertimbangkannya dengan cermat dan kemudian bertindak sesuai dengan prinsip, nilai, dan kepentingan nasional Selandia Baru," tambahnya.

Peters menegaskan bahwa negaranya sejak lama memandang pengakuan Palestina sebagai masalah waktu. "Ada beragam pandangan yang kuat di dalam pemerintah, parlemen, dan bahkan masyarakat Selandia Baru mengenai pertanyaan tentang pengakuan negara Palestina," sebutnya.

Dia menekankan bahwa keputusan ini harus diambil dengan pendekatan tenang, hati-hati, dan bijaksana. Selama bulan depan, pemerintah berencana mendengar semua pandangan sebelum mengajukan proposal resmi ke kabinet.

Saat ini, 147 dari 193 negara anggota PBB mengakui kenegaraan Palestina, mencakup tiga perempat negara di dunia dan mayoritas populasi global. Rencana pembagian wilayah Palestina pada 1947 oleh Majelis Umum PBB awalnya memberikan 45% wilayah untuk negara Arab, tetapi tidak pernah terealisasi.

Pengumuman Selandia Baru ini datang beberapa jam setelah Australia juga menyatakan rencana pengakuan di tengah kabar serangan Israel di Kota Gaza yang menewaskan lima staf Al Jazeera. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus mengancam invasi besar-besaran ke wilayah tersebut.

Menurut otoritas kesehatan Gaza, perang Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 61.430 orang. Lebih dari 200 korban, termasuk 100 anak-anak, meninggal akibat kelaparan di bawah pengepungan Israel. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya