Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
POLITEKNIK Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor telah menyelenggarakan Milenial Agriculture Forum (MAF) secara online baru-baru ini di Kampus Jurusan Pertanian.
MAF kali ini menjadi edisi spesial karena bertepatan dengan dilaksanakannya Milenial Indonesian Agropreneur 2023.
MAF 2023 diselenggarakan dengan tema ”Milenial Hadir Membangun Pertanian” yang menghadirkan narasumber para petani milenial yang luar biasa dan keren, Dienda Loraa Buana, petani milenial bawang merah dan turunannya, dan Melisa Sabrine Sakul, petani milenial padi dan turunannya.
Baca juga: Dorong Milenial Agripreneur, Kementan Optimalkan Lembaga Pendidikan Vokasi
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa generasi muda menjadi modal utama agen perubahan pertanian.
Di tangan anak muda, pembangunan pertanian menjadi lebih cepat dengan berbagai potensi, daya kreativitas, kemampuan adaptasi teknologi, berpikir kritis, dan gebrakan inovasi yang dimiliki.
“Regenerasi petani itu adalah suatu keniscayaan regenerasi petani itu suatu keharusan, suatu negara yang telat, apalagi tidak melakukan regenerasi petani maka pembangunan pertaniannya akan terganggu,” kata Dedi
Dedi menegaskan bahwa para petani milenial harus tetap semangat karena sesungguhnya semangat itulah kekuatan kita dan jika ditambah dengan kerja sama yang baik maka berbagai permasalahan terkait pertanian ini pasti dapat diatasi.
Petani Milenial Bawang Merah
Dienda Lora Buana memaparkan perjalanannya dalam merintis usahanya. Ia memilih usaha bawang merah karena memang daerah Brebes, Jawa Tengah, dikenal sebagai sentra komoditas bawang merah.
Ditambah sebanyak 30% kebutuhan nasional bawang merah di suplai dari Brebes. Tidak hanya itu, untuk wilayah Jawa Tengah suplai kebutuhan bawang merah bisa mencapai 60%.
Baca juga: Pelaksana Pendamping Petani Milenial Jatim Raih Penghargaan Kementan
Berawal dari pangsa yang menggiurkan tersebut, akhirnya Dienda memilih untuk fokus di komoditas bawang merah.
Berbekal lahan dengan luasan 180 ha dan bekerja sama dengan kelompok tani Sido Makmur yang beranggotakan sebanyak 54 anggota, Dienda mulai mengembangkan bisnisnya hingga ke bagian hilir.
Berbagai produk olahan seperti bawang goreng, bawang krispi, bawang merah kupas untuk industri, minyak bawang, bawang bubuk, dan pasta bawang merah sudah laris di pasaran.
Berbisnis Komoditas Padi
Lain halnya dengan Melisa Sabrine Sakul, generasi muda dari Sulawesi Utara (Sulut) ini dengan latar belakang sebelumnya adalah seorang pekerja kantoran yang memutuskan untuk pulang kampung dan memulai berwirausaha dengan mengangkat komoditas padi di daerahnya.
”Kabupaten Minahasa Selatan, kebetulan di kampung saya itu daerah sawah terbesar. Setelah kita panen raya kok ini tidak ada yang mau beli," jelasnya.
"Kalau stoknya menumpuk jadi tinggal tengkulak yang kasih harganya, jelas kan murah saya kepikiran gimana caranya agar produk lokal kita bisa terangkat nilainya," ucap Melisa.
"Kemudian saya berpikirlah kerja sama dengan petani-petani dan kemudian saya kemas dengan menarik agar bisa menarik pasar,” papar Melisa.
Baca juga: Polbangtan Bimbing Milenial Jadi Wirausaha Pertanian di Subang, Jabar
Strategi yang diambil oleh Melisa untuk menjawab permasalahan pemasaran yang dihadapi yaitu dengan menentukan target segmen pasar dan mengemas beras premium sesuai dengan standar harga tertentu.
Pasarkan Melalui Media Sosial dan Marketplace
Pemasaran dimulai dari kerabat, teman dekat, dan instansi-instansi pemerintah daerah. Strategi lainnya yaitu dengan memanfaatkan media sosial seperti Facebook Ads dan marketplace.
Berbicara mengenai tantangan dalam berwirausaha itu sangat beragam. Kedua narasumber memiliki cara survive yang berbeda-beda. Pandemi Covid-19 yang terjadi kemarin, sempat membuat Dienda hampir menyerah.
Baca juga: Kendati El Nino Melanda, Agripreneur Muda Masih Tetap Berjaya
Pasalnya, sebelum pandemi produk bawang merahnya bisa ekspor ke Arab Saudi hingga 4 kali, sebelum akhirnya terhenti saat pandemi karena akses ditutup.
Banyaknya orang yang bergantung pada Dienda ditambah dengan operasional produksi yang harus terus berjalan, membuat Dienda bangkit dan mulai membuat gebrakan baru dengan memetakan segmentasi pasar lewat digitalisasi.
“Sebagai seorang entrepreneur pasti kita sudah bisa memprediksi tantangan yang akan dihadapi ke depan, dan hal tersebut sudah menjadi konsekuensi dari apa yang telah kita putuskan diawal," ucap Dienda.
"Maka dari itu, memupuk terus rasa semangat dan pantang menyerah adalah dua hal yang selalu kita tanamkan ketika berbisnis,” pungkas Dienda. (RO/S-4)
PETANI milenial Rustan Abu Bakar selama ini mengolah ubi jalar menjadi keripik. Seiring berjalannya waktu, Rustan merasa harus ada perkembangan terhadap usahanya.
Petani milenial dicari! Daftar sekarang & raih sukses di bidang pertanian modern. Panduan lengkap cara daftar, syarat, & peluangnya di sini!
Kementan menerima kunjungan delegasi forum kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (SSTC) untuk berdialog mengenai pelaksanaan program pemberdayaan generasi muda di pertanian
PROGRAM Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan). Petani muda
Kementerian Pertanian akan melibatkan sedikitnya 15 ribu orang petani milenial atau disebut Brigade Ketahanan Pangan guna mempercepat pencapaian target swasembada pangan.
Kementan kembali menggelar program Petani Milenial 2024 yang memberikan peluang besar bagi generasi muda untuk berkarir di sektor pertanian
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Pupuk Indonesia memastikan bahwa penutupan kios ini tidak akan mengganggu proses penyaluran pupuk ke petani.
Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan (KTH) sebesar Rp497.925.287.251.
Pemerintah akan menyalurkan stimulus fiskal pada Juni hingga Juli 2025 sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal hadir dalam forum bisnis yang melibatkan sekitar 30 perusahaan besar, termasuk Pauli Shandong Taiyuan Energy Co., Ltd.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved