Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
SEBAGAI seorang milenial, Brili Agung Zaky Pradika, 35, tidak jengah disebut sebagai seorang petani. Pemuda asal Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) itu membuktikan usahanya yang moncer di sektor pertanian. Ia bersama dengan petani milenial lainnya mempunyai lahan jeruk lemon dan alpukat dengan luas hingga puluhan hektare (ha). Penggarapnya hampir 80 petani milenial.
“Saya berangkat dari data. Jadi sebelum mulai masuk mengembangkan agribisnis, saya melihat data BPS. Agak mencengangkan, karena 90% lebih petani di Indonesia usianya telah mencapai lebih dari 50 tahun. Saya kira, sumber daya manusia di sektor pertanian harus disiapkan. Jangan sampai anak-anak muda maunya bekerja yang instan saja seperti menjadi afiliator,” jelas Brili kepada Media Indonesia akhir pekan lalu.
Sebelum bergerak di sektor pertanian, Brili pernah bekerja di Ritz Carlton Hotel di SCBD sejak 2011 seusai lulus kuliah. Selama dua tahun ia berkarier di hotel mewah itu, setelah itu ia pindah ke sebuah lembaga konsultan terkenal. Baru setahun bekerja, tepatnya pada 2014 ia berhenti dan memilih mengembangkan usaha. Sekitar tiga tahun dirintis, perusahaannya berjalan baik.
Tahun 2017 menjadi tonggak bersejarah. Usai menikah, Brili memutuskan untuk pulang kampung. Awalnya mengembangkan usaha sesuai bidang ilmu yakni perhotelan, tetapi kemudian juga sektor pertanian.
Tidak sekedar teori, Brili telah menggerakkan anak-anak muda untuk bertani. Ia menggandeng mereka mengembangkan areal alpukat di Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Sumbang seluas 20 ha dengan melibatkan masyarakat. Sedangkan lahan jeruk lemon berada di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, luasannya 10 ha. “Itu bukan milik saya sendiri, melainkan bersama-sama dengan petani milenial lainnya,” kata dia.
Brili mulai terjun serius ke dunia pertanian dengan bendera Semesta Agro sejak 2020 lalu, justru ketika pandemi Covid-19 tengah merebak. Sebelumnya, Brili sudah memulai usaha perhotelan, karena sesuai dengan basis ilmunya. Namun, baru beberapa bulan penginapan buka, Covid melanda. “Ya sudah, waktu itu saya menyediakan penginapan saya untuk tenaga kesehatan yang bergelut dengan pasien secara gratis,” katanya.
KEMBANGKAN ALPUKAT DAN LEMON
Ternyata pandemi justru membuat Brili memutar otak agar ada usaha di saat pandemi yang bisa berjalan. Akhirnya, setelah melalui riset kecil-kecilan, ia memutuskan untuk mengembangkan alpukat dan jeruk lemon.
“Kebetulan saya mendapat pembiayaan dari perbankan untuk terus mengembangkan usaha. Salah satunya, saya menjadi nasabah CIMB Niaga sampai sekarang. Awal sekali menjadi nasabah, saya kerja sama QRIS. Pembayaran melalui QRIS sekarang lebih disukai anak muda karena praktis dan tidak ribet. Demikian juga dengan pelaku usaha. Saya juga mengakses pembiayaan dari CIMB. Sebab pembiayaan perbankan itu sangat penting untuk terus mengepakkan sayap usaha,” ungkap Brili.
Pasarnya memang kebanyakan domestik, tetapi sebagian juga diekspor ke luar negeri. Untuk pasar domestik masuk ke hotel, resto, toko modern serta food and beverage (F&B). Untuk ekspor, dimulai pada 2022. Brili telah mengekspor 20 ton lemon ke Amerika Serikat.
“Kami tidak hanya menjual produk yang kami tanam, melainkan juga komoditas dari petani-petani milenial lainnya di Indonesia. Karena kami telah membangun jejaring petani milenial. Sehingga saat ini, kami memiliki sekitar 300 komoditas dari berbagai daerah hasil produksi para petani milenial di seluruh Tanah Air,” ujarnya.
Dalam tiga bulan terakhir, Brili meminta pasokan salak dari Bali untuk dikirimkan ke Tiongkok. Setiap pekan, kebutuhannya mencapai 2,5 ton. “Karena kondisi daya beli di dalam negeri yang menurun, maka ekspor adalah salah satu solusinya. Saya berjejaring dengan petani milenial di Bali yang siap memberikan pasokan. Dan ternyata sudah berjalan dengan baik dalam beberapa bulan ini,” kata Brili.
PEMBIAYAAN
Dengan moncernya potensi ekspor, Brili kembali mendatangi CIMB Niaga untuk mendapatkan pembiayaan. “Jadi begini, saya membutuhkan layanan semacam invoice financing atau purchase order (PO). Sederhananya begini, ketika saya mendapatkan PO dari buyer, maka saya harus mendapatkan biaya untuk langsung membayar komoditas kepada petani. Nah, biaya itu tidak sedikit dan saya tidak ingin bayaran petani tertunda. Saya mendapatkan solusinya dari CIMB untuk mendapatkan pembiayaan sehingga petani langsung mendapatkan uangnya saat komoditas dikirim,” jelasnya.
Bagi Brili, skema semacam itu sangat menguntungkan bagi petani dan pelaku usaha. Sebab, perbankan memberikan layanan untuk menalangi sementara saja, setelah itu langsung dikembalikan begitu importir membayar komoditasnya. “Ini solusi yang saya peroleh,” katanya.
Terpisah, Head of Region Jawa Barat dan Jawa Tengah CIMB Niaga Andiko Manik mengatakan pihaknya terus menghadirkan layanan untuk pengembangan usaha di daerah, sehingga mampu mendorong perkembangan ekonomi. Layanan ini diwujudkan melalui sinergi antara teknologi digital modern dan layanan personal.
“Kami terus mendekatkan layanan keuangan kepada masyarakat melalui pendekatan simpler, better, faster. Purwokerto menjadi kota prioritas pengembangan, menyusul potensi ekonominya yang terus bertumbuh,” jelas Andiko.
Purwokerto, katanya, merupakan salah satu kota prioritas karena memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama di sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dan pariwisata.
Sementara Branch Area Head Jawa Tengah Area CIMB Niaga Leny Anita mengatakan bahwa CIMB memiliki komitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Contoh nyata pada pekan ini, kami bersama salah satu perguruan tinggi di Purwokerto mengadakan event. Salah satunya adalah menghadirkan UMKM. Kami ingin mendukung pertumbuhan perekonomian lokal khususnya UMKM. Kita juga lihat generasi muda untuk membangun awareness untuk edukasi keuangan,” tambahnya.
SINERGI
Kehadiran perbankan, salah satunya dalam penyaluran kredit, menjadi kunci untuk mengembangkan sektor usaha yang muaranya menurunkan angka kemiskinan.
Dari riset yang dilakukan akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Istiqomah, kehadiran sektor usaha seperti UMKM yang ditopang pembiayaan perbankan sangat penting untuk mendorong perekonomian daerah.
“Saya bersama mahasiswa melakukan riset peran pentingnya pembiayaan perbankan kepada UMKM. Hasilnya menunjukkan bahwa ternyata kredit itu dapat menurunkan kemiskinan melalui jalur peningkatan kesempatan kerja. Alurnya seperti ini, dengan kemudian akses permodalan, maka sektor UMKM akan lebih pesat berkembangnya. Pembiayaan perbankan menjadi faktor akselerasi tumbuhnya UMKM. Dengan demikian, maka UMKM yang berkembang bakal membutuhkan tenaga kerja lebih banyak. Orang-orang yang selama ini menganggur, bisa memperoleh pekerjaan,” jelasnya.
Sinergi antara perbankan dengan sektor usaha bakal bermuara pada pengembangan ekonomi daerah. “Ekonomi daerah makin meningkat karena ada penyerapan tenaga kerja oleh sektor usaha yang ditopang pembiayaan perbankan. Jadi, sinergi ini mesti terus ada,” tandasnya.
PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatatkan langkah nyata dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Hingga kuartal I 2025, sekitar 25 persen dari total portofolio pembiayaan atau senilai Rp56,6 triliun telah diarahkan untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon serta pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
Sementara Corporate Communications Head CIMB Niaga Hery Kurniawan mengatakan bahwa pihaknya terus memperkuat pendekatan keberlanjutan dalam seluruh aspek bisnis. “Kami berkomitmen menjalankan perbankan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan tata kelola,” ujar Hery.
Hery menekankan bahwa meski menghadapi tantangan ekonomi global dan dinamika pasar, CIMB Niaga tetap fokus memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan melalui inovasi layanan dan adaptasi terhadap kebutuhan masyarakat. Termasuk kontribusi langsung di berbagai daerah, seperti Purwokerto, yang turut menopang kinerja perusahaan secara nasional.
Kinerja keuangan CIMB Niaga pada awal tahun ini juga menunjukkan tren positif. Laba sebelum pajak konsolidasi tercatat sebesar Rp2,2 triliun pada kuartal I/2025, naik 3,2 dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). Kenaikan tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar 8,7% menjadi Rp230,1 triliun serta peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp254,2 triliun.
Rasio dana murah (CASA) tetap terjaga pada tingkat 67,4%, menandakan tingkat kepercayaan nasabah terhadap layanan CIMB Niaga semakin solid. Sementara itu, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga juga menunjukkan pertumbuhan kuat dengan pembiayaan mencapai Rp59 triliun dan DPK sebesar Rp50,2 triliun, terutama dari kontribusi segmen ritel.
DIGALAKKAN
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) Banyumas Wahyu Dewanto mengatakan pembiayaan untuk mendorong UMKM terus digalakkan. Apalagi, keberadaan UMKM menjadi penopang ekonomi daerah telah terbukti. UMKM tetap eksis dalam kondisi apa pun. “Ketika krisis dan pandemi terjadi, UMKM menjadi salah satu penopang ekonomi daerah,” ujarnya.
Di Banyumas, lanjutnya, ada sekitar 89 ribu UMKM yang memiliki lokasi usaha. Sedangkan UMKM yang bergerak, artinya tidak memiliki lokasi tetap, sekitar 70 ribu. Dari berbagai kondisi, UMKM telah membuktikan dirinya bisa bertahan. “Mulai saat terjadi krisis ekonomi hingga pandemi, mereka kreatif untuk mempertahankan usaha,” katanya.
Wahyu sangat mengharapkan perbankan untuk terus aktif memberikan kredit pembiayaan untuk usaha UMKM yang ada di Banyumas. “Saya kira perbankan swasta juga mempunyai andil besar dalam memberikan pelayanan kepada UMKM. Tidak hanya memfasilitasi pembiayaan, tetapi juga memberikan layanan teknologi seperti penyediaan layanan QRIS. Sehingga hal itu akan memudahkan para pelaku UMKM bertransaksi. Apalagi, saat sekarang generasi Z rata-rata sudah menggunakan non-tunai,” jelas Wahyu.
Ia memastikan bahwa dengan pembiayaan yang disediakan perbankan akan mendorong UMKM terus bergerak maju. “Dengan UMKM yang maju, maka jelas bakal meningkatkan perekonomian daerah. Dan yang penting lagi adalah penyerapan tenaga kerja.” (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved