Laba Peritel Terbesar Inggris Tesco Meroket karena Pangkas Biaya

Wisnu Arto Subari
04/10/2023 21:18
Laba Peritel Terbesar Inggris Tesco Meroket karena Pangkas Biaya
Seorang pejalan kaki melewati cabang jaringan supermarket Inggris Tesco di London timur pada 13 April 2023.(AFP/Daniel Leal.)

PERITEL terbesar di Inggris, Tesco, pada Rabu (4/10/2023) mengatakan laba bersih setengah tahun melonjak karena pemangkasan biaya. Perusahaan memperkirakan akan terjadi perlambatan lebih lanjut dalam inflasi harga pangan.

Laba setelah pajak melonjak menjadi £929 juta (US$1,1 miliar) dalam enam bulan hingga akhir Agustus, kata raksasa supermarket itu dalam satu pernyataan. Ini lebib tinggi dibandingkan dengan £252 juta pada tahun sebelumnya ketika kinerja Tesco terganggu oleh beban penurunan nilai yang besar.

Perusahaan mengurangi biaya sebesar £290 juta pada semester pertama dan bertujuan memangkasnya sebesar £600 juta selama setahun penuh. Pendapatan naik lima persen menjadi £34,1 miliar pada semester pertama, dibantu oleh pemotongan harga karena pembeli ingin menghemat uang di tengah krisis biaya hidup.

Baca juga: OPEC+ Rekomendasikan Pengurangan Produksi agar Harga Minyak Naik

Tesco mengatakan inflasi harga pangan turun pada semester pertama dan diperkirakan terus berlanjut hingga sisa tahun ini. Namun para pembeli tetap sadar biaya, karena inflasi tahunan Inggris secara keseluruhan tetap tinggi meskipun melambat ke level terendah dalam 18 bulan sebesar 6,7% pada Agustus.

"Kami tahu betapa menantangnya hal ini bagi banyak rumah tangga di seluruh negeri, karena mereka terus bergulat dengan tekanan biaya hidup," kata kepala eksekutif Tesco Ken Murphy dalam rilis pendapatannya. "Kami berkomitmen untuk melakukan segala yang kami bisa untuk menurunkan tagihan pangan."

Baca juga: PBB tidak Pesimistis Menilai Suramnya Ekonomi Tiongkok

Harga saham grup tersebut menguat 2,7% menjadi 266,60 pence pada transaksi pagi hari pada indeks acuan FTSE 100 London yang secara keseluruhan turun. "Hasil sementara Tesco kuat, mencerminkan pertumbuhan dan ketahanan finansial di tengah latar belakang ekonomi pada periode tersebut," kata Neil Shah, direktur penelitian di Edison Group.

"Sementara tren yang menggembirakan mulai berkembang, seperti penurunan inflasi pangan dan stabilnya suku bunga, krisis biaya hidup yang akan terjadi merupakan kekhawatiran saat kita memasuki musim dingin."

Bank of England bulan lalu membiarkan suku bunga utamanya tidak berubah. Ini menghentikan kenaikan 14 kali berturut-turut menyusul perlambatan inflasi Inggris. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya