Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MENJAGA kondisi perbankan untuk resilience merupakan sebuah tugas yang yang cukup menantang pada tahun 2023. Kondisi ekonomi global di masing-masing negara memiliki tantangan yang bervariasi.
"Sehingga perbankan di Indonesia perlu menyiapkan berbagai strategi untuk dapat menjaga ketahanan kinerja," kata Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) Agus D.W. Martowardojo, melalui keterangan yang diterima, Kamis (17/8).
Agus mengatakan terdapat beberapa risiko yang harus diantisipasi oleh perbankan guna memastikan perusahaannya tetap berkelanjutan.
Baca juga: Ketepatan Data Menentukan Capaian Target Angka Kemiskinan
Perbankan harus mampu mengategorikan risiko secara tepat mulai dari durasi hingga magnitude risiko terhadap kinerja.
“kita harus bersama-sama menjaga bank agar resilience. Ke depan yang perlu kita antisipasi cukup banyak risiko. Risiko ini bisa dibagi menjadi 1 sampai 2 tahun, 3 sampai 5 tahun dan 5 tahun ke atas. Perbankan harus mampu menganalisa di tiga aspek yang sangat krusial mulai dari credit risk, cyber risk dan fraud risk,” kata Agus.
Baca juga: Refleksi Kemerdekaan: Presiden Joko Widodo Bicara soal Tantangan Geopolitik Indonesia
Terkait dengan risiko kredit, menurut Agus perbankan harus menjaga fungsi intermediasinya dalam kualitas terbaik.
“Kredit risk ini, tidak hanya harus menjaga kreditnya tumbuh, tetapi juga harus memastikan kualitasnya terjaga agar kinerja dapat lebih berkelanjutan,” kta Agus.
Selanjutnya yaitu risiko siber. Perbankan diharapkan untuk menjaga teknologi informasi terkelola secara baik. Terlebih perbankan mulai memiliki banyak channel digital, yang semakin membuat perbankan mudah terpapar risiko.
“Cyber risk itu hubungannya sama dengan kita menggunakan teknologi informasi. Pada saat sekarang di era digital, teknologi informasi ini malah dapat menjadi risiko, dan dampak dari hal ini kita sudah lihat di mana-mana,” kata Agus.
Terakhir ialah risiko fraud, Agus menekankan bahwa risiko fraud dapat terjadi baik dari sisi internal dan eksternal. Bahkan, dengan channel digital perbankan yang semakin terbuka, pihak eksternal memiliki kemampuan untuk membuat risiko fraud semakin besar.
“Perlu dicatat pula bahwa di kisaran 1 sampai 3 tahun itu ada risiko reputasi dari dampak era digital. Kita menjalankan ekosistem digital ini sangat mungkin ada kegagalan dan membawa reputasi pada bank. Kita juga harus menjaga sisi reputasi ini,” kata Agus. (Try/Z-7)
Di zaman sekarang, keuangan pribadi nggak lagi sesederhana simpan uang di bawah bantal atau buka rekening di bank.
Berdasarkan survei Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 2023, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap memasuki masa pensiun
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Upaya pemberdayaan kewirausahaan, keuangan, dan kesiapan kerja telah memberikan dampak kepada lebih dari 9.700 siswa dari 50 SMA dan SMK di 14 kota/kabupaten di Indonesia.
Nilai pasti dari jumlah kerugian masih dalam proses penelaahan dan belum dapat dipastikan hingga seluruh proses investigasi internal diselesaikan.
Talkshow tersebut menyoroti peran penting keuangan digital dalam meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan butuh kehati-hatian dalam menentukan langkah yang tepat untuk menghadapi tantangan dampak gejolak ekonomi global.
Forum ini merupakan bagian dari inisiatif Indonesia Economy Outlook 2045, sebuah program berkelanjutan yang bertujuan membangun ruang diskusi terbuka dan kritis.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukannya upaya antisipatif dalam menyikapi dampak konflik global terhadap perekonomian nasional.
Tetap up-to-date! Ikuti berita terkini yang paling viral dan banyak dibicarakan hari ini. Dapatkan informasi lengkap dan analisis mendalam, lihat selengkapnya!
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
KETIDAKPASTIAN ekonomi global, tekanan geopolitik, hingga tren deglobalisasi terus membayangi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved